NovelToon NovelToon
Endless Shadows

Endless Shadows

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Menyembunyikan Identitas / Slice of Life / Kultivasi Modern
Popularitas:313
Nilai: 5
Nama Author: M.Yusuf.A.M.A.S

Bayangan gelap menyelimuti dirinya, mengalir tanpa batas, mengisi setiap sudut jiwa dengan amarah yang membara. Rasa kehilangan yang mendalam berubah menjadi tekad yang tak tergoyahkan. Dendam yang mencekam memaksanya untuk mencari keadilan, untuk membayar setiap tetes darah yang telah tumpah. Darah dibayar dengan darah, nyawa dibayar dengan nyawa. Namun, dalam perjalanan itu, ia mulai bertanya-tanya: Apakah balas dendam benar-benar bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan? Ataukah justru akan menghancurkannya lebih dalam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M.Yusuf.A.M.A.S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ancaman Dominator

Di dalam ruang bawah tanah yang gelap dan lembap, Hery duduk di sebuah kursi besar dengan desain ukiran bayangan, memandangi peta besar yang terbentang di atas meja batu. Lilin-lilin hitam menyala di sekitarnya, memancarkan cahaya redup yang hampir tidak cukup untuk menerangi ruangan. Di peta itu, berbagai tanda merah menandai lokasi-lokasi strategis, dan di tengahnya ada sebuah simbol khusus: nama Ryan tertulis dengan tinta hitam pekat.

“Ryan akan menjadi ancaman terbesar bagi dominasi kita,” kata Hery sambil menunjuk nama itu dengan ujung jarinya. “Selama dia masih hidup, kekuatan Dark Dominator tidak akan mencapai potensi penuhnya.”

Di sebelahnya, ayahnya berdiri dengan tatapan dingin. “Benar. Tetapi kau harus mengingat bahwa Ryan belum sepenuhnya menguasai kekuatan gelapnya. Itu adalah celah yang bisa kita manfaatkan. Kau harus menyerang sebelum dia menyadari potensi penuhnya.”

Asisten keluarga, seorang pria tua bernama Grath, mengangguk setuju. “Tuan muda, ini adalah waktu yang tepat untuk bertindak. Ryan mungkin memiliki keberanian, tetapi dia tidak memiliki pengalaman yang cukup. Dengan bantuan kekuatan Dark Dominator yang baru kau dapatkan, kemenangan akan menjadi milikmu.”

Hery mengepalkan tangannya, merasakan kekuatan kegelapan yang mengalir di dalam dirinya. Pola-pola bayangan di kulitnya tampak berdenyut seolah-olah merespons emosinya. “Aku ingin dia merasakan kehancuran. Aku tidak hanya ingin mengalahkannya, aku ingin dia tahu bahwa dia tidak pernah memiliki peluang untuk menang.”

Ayahnya tersenyum tipis. “Bagus. Tapi ingat, ini bukan hanya tentang kekuatan fisik. Kau harus merencanakan serangan ini dengan cerdas. Jangan biarkan emosimu menguasaimu. Kita membutuhkan kemenangan yang sempurna, bukan kemenangan yang terburu-buru.”

Grath menambahkan, “Tuan muda, ada beberapa lokasi yang bisa kita gunakan untuk menjebak Ryan. Dia sering berada di taman dekat rumahnya. Tempat itu cukup terbuka untuk serangan mendadak, tetapi juga cukup sepi untuk menghindari perhatian orang lain.”

Hery menatap peta itu dengan mata tajam. “Kalau begitu, kita mulai dari sana. Kirimkan bayangan pengintai untuk memastikan keberadaannya. Aku ingin laporan tentang rutinitasnya, jadwalnya, dan setiap orang yang berhubungan dengannya.”

Grath membungkuk hormat. “Segera, Tuan muda. Bayangan pengintai akan dikirim malam ini juga.”

Di luar, hujan deras masih turun, disertai suara petir yang menggema di kejauhan. Di dalam ruangan itu, aura gelap semakin pekat saat Hery berdiri, mendekati pusaka keluarga yang memberinya kekuatan Dark Dominator. Ia menyentuhnya sekali lagi, merasakan gelombang energi yang begitu kuat sehingga membuat tubuhnya bergetar.

“Aku tidak akan gagal,” gumamnya. “Ryan akan menjadi korban pertama dalam perjalananku menuju dominasi penuh.”

Ayahnya mendekat, meletakkan tangan di bahu Hery. “Ingat, Hery. Dark Dominator bukan hanya tentang kekuatanmu sendiri. Ini adalah tentang membangun pasukan kegelapan. Bayangan adalah senjatamu, dan mereka akan mengikuti perintahmu tanpa ragu.”

Hery mengangguk, matanya penuh ambisi. “Aku akan mempersiapkan semuanya. Ryan tidak akan melihat ini datang.”

Ayahnya tersenyum puas. “Baik. Mulai malam ini, rencana kita berjalan. Pastikan kau tidak meninggalkan celah sedikit pun. Ingat, ini adalah langkah awal menuju sesuatu yang lebih besar.”

Pria berjubah hitam berdiri dalam bayangan di sudut ruangan, mengawasi Hery dan diskusinya dengan ayah dan asistennya. Ia mendengarkan dengan saksama setiap strategi yang dibahas, matanya memancarkan kilatan tajam. “Jadi, Dark Dominator baru sudah bangkit sepenuhnya,” gumamnya pelan.

Namun, saat ia hendak menyelinap pergi, Grath, dengan refleks yang tajam, menoleh ke arah bayangan itu. “Siapa di sana?” serunya tajam.

Pria berjubah hitam terkejut, tetapi ia dengan cepat melompat ke belakang, berusaha melarikan diri. Grath mengangkat tongkat kayu hitamnya, melontarkan energi gelap yang mengepung pria itu.

“Tuan muda, ini kesempatanmu! Gunakan kekuatanmu untuk menguji Dark Dominator!” seru Grath pada Hery.

Hery segera mengangkat tangannya, menciptakan tombak bayangan yang pekat, siap meluncurkannya ke arah pria berjubah hitam. Namun, pria itu mengeluarkan ledakan energi gelap yang memadamkan sebagian besar lilin di ruangan itu. Dalam kekacauan tersebut, ia berhasil menyelinap keluar, meninggalkan Hery dan yang lainnya dalam keadaan marah.

“Bodoh,” geram Hery, menatap bayangan terakhir pria itu menghilang. “Dia akan membayar karena menyelinap di sini.”

Pria berjubah hitam tiba di rumah Ryan, tubuhnya masih sedikit gemetar akibat pelariannya. Ia memasuki kamar Ryan melalui jendela, membuanya terbangun dengan kaget. “Apa lagi sekarang?” tanya Ryan dengan nada lelah.

“Dark Dominator baru hampir sepenuhnya bangkit,” kata pria itu dengan nada serius. “Hery memiliki rencana untuk menyerangmu. Dia tahu di mana kau sering berada, dan dia tidak akan memberi ampun.”

Ryan terdiam, rahangnya mengeras. “Jadi, inilah saatnya. Aku tidak akan membiarkan dia menguasai segalanya.”

Pria berjubah hitam mendekat, menatap langsung ke mata Ryan. “Tapi ingat, kau belum sepenuhnya menguasai kekuatanmu. Jika kau tidak berhati-hati, serangan ini bisa menjadi akhir bagimu. Kau harus bersiap lebih cepat daripada yang pernah kau bayangkan.”

Ryan mengepalkan tangannya, matanya menyala dengan tekad. “Kalau begitu, ajari aku. Aku tidak akan lari dari ini.”

Pria itu mengangguk, meskipun dalam hatinya ia tahu bahwa waktu yang mereka miliki semakin sedikit. Malam itu, di bawah langit yang penuh badai, persiapan untuk pertempuran besar dimulai.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!