Ara harus cepat-cepat kembali ke Indonesia karena mendengar bundanya sakit. Dia sampai harus kehilangan kontrak kerjasama dengan salah satu perusahaan yang sudah lama diincarnya karena mengkhawatirkan kondisi sang bunda. Namun apa yang terjadi di Indonesia tidak sepanik seperti apa yang ada dalam benak Ara.
Bahkan ini semua hanya rencana sang bunda untuk menjodohkan Ara dengan putra dari teman baiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 21
Ara bergegas menuju ke restoran yang sudah diberitahukan oleh sang bunda. Ara agak terlambat datang karena ada masalah dengan pekerjaan nya.
"Mbak, maaf ya jadi membuat mbak repot,"ujar Elga karena merasa tidak enak dengan Ara yang tampaknya terburu-buru sekarang.
"Tidak apa, lain kali jangan diulangi lagi,"tegur Ara selaku wakil produser.
"Iya, mbak,"ujar Elga dengan penuh penyesalan.
"Aku pergi duluan El,"ujar Ara sambil bergegas.
"Iya, mbak, hati-hati,"kata Elga sambil melihat Ara yang terburu-buru pulang.
Ara menaiki taksi online agar cepat sampai. Dia melihat jam tangannya sudah lewat 20 menit dari waktu yang telah dijanjikan.
"Semoga bunda tidak marah,"gumam Ara.
Ara sampai di restoran setelah menempuh perjalanan selama 30 menit. Dia sudah terlambat hampir satu jam lamanya.
"Bagaimana ini,"gumam Ara cemas. Dia merasa tidak enak karena sudah sangat terlambat seperti ini.
"Nah, itu dia datang,"ujar sang bunda saat melihat Ara datang. Dengan bergegas Ara segera menghampiri sang bunda. Dia juga melihat dua orang pria sudah duduk di hadapan sang bunda. Ini pasti orang yang ingin dikenalkan bunda kepada dirinya.
"Bunda maaf, aku terlambat, ada masalah tadi di kantor,"ucap Ara lirih. Dia merasa tidak enak karena sudah membuat menunggu teman bundanya itu.
"Tidak apa, nak, paman Steven dan putranya tahu kok kamu sibuk, bukan begitu, stev,"ujar Maya kepada Steven.
"Tidak masalah, nak,"ujar Steven.
"Kenalkan, nak, ini Steven teman bunda saat kuliah dulu, dan ini satu-satunya putranya, namanya Kendra Sandiwara,"kenal sang bunda.
Ara seketika terkejut melihat siapa yang duduk dihadapan nya.
Kenapa dunia sesempit ini. Kenapa harus bertemu dia kembali?
"Hai, kita bertemu kembali,"ujar Kendra. Ara hanya tersenyum getir.
"Ya,"jawabnya singkat. Dia tidak tahu harus bicara apa.
"Kalian sudah saling kenal?"tanya Steven senang karena melihat keduanya sudah saling kenal.
"Wah, kebetulan sekali,"ujar Maya. Berarti ini sudah takdir Tuhan karena keduanya saling mengenal.
"Hanya tidak sengaja bertemu beberapa kali,"kata Ara meluruskan pemikiran kedua orang tua mereka.
"Tidak masalah, baguslah kalau kalian sudah saling kenal, lagian aku dan Maya dulu juga berteman baik. Semoga kalian juga bisa menjadi teman baik, bukan kah itu bagus, nak,"ujar Steven kepada Ara dan juga Kendra.
"Seperti yang pernah aku bicarakan, aku dan juga Steven mengenalkan kalian berdua bukan untuk memaksa kalian, tapi bila kalian berdua cocok kenapa tidak,"ujar Maya.
Kendra hanya tersenyum menanggapi ucapan Maya. Sedangkan Ara merasa tidak nyaman. Sejak awal bertemu Kendra, sudah membuatnya merasa tidak nyaman.
"Ara selama di Paris, om dengar bekerja di D'ell fashion, benar?"tanya Steven.
"Iya om,"jawab Ara singkat.
"Pemilik D'ell adalah putriku, may,"ujar Steven.
"Oya, putri Linda?"tanya Maya antusias.
"Benar, dia sangat baik dan lembut, dia menikah dengan putra bungsu keluarga Wiraatmadja, Daniel Wiraatmadja,"terang Steven.
"Wah, beruntung sekali, keluarga Wiraatmadja sangat sukses dalam bisnis,"puji Maya.
"Putramu juga sukses dalam bisnisnya,"ujar Steven. Maya tersenyum.
"Angga masih banyak belajar kalau dia ingin sukses seperti ayahnya,"ujar Maya.
"Tapi melihat Angga seperti melihat sosok Irwan,"lanjut Steven.
"Bukankah Kendra juga teman baik Kevin Pratama?"tanya Maya.
"Iya, Tante,"jawab Kendra.
"Angga dan Kevin berteman baik juga meskipun mereka memiliki usaha yang sama, semoga nak Kendra juga bisa berteman baik dengan Angga, karena dia orangnya juga tidak banyak memiliki teman,"ujar Maya.
"Iya, tante,"ujar kendra.
"Oya, dimana kalian pertama kali bertemu?"tanya Maya penasaran karena melihat kedua anak muda itu saling diam saja.
"Oh, itu di mall sewaktu aku dan bik nah belanja,"jawab Ara.
"Ouh, lalu kalian bertemu lagi kali ini?"tanya Steven mengorek informasi.
"Bukan, kedua kali bertemu saat di rumah bik nah,"jawab Kendra.
"Lho kok bisa?"tanya Maya bingung. Kenapa ada bik nah di dalam setiap pertemuan mereka.
"Itu Bun, bik nah terluka karena kekasihnya,"jawab Ara.
"Dia bukan kekasihku,"ujar Kendra.
"Lalu kalau bukan kenapa dia selalu mengikutimu?"tanya Ara balik.
"Apa yang selalu mengikutiku harus kekasihku?"tanya Kendra balik.
"Buktinya dia saja selalu membuat masalah denganku di tempat kerja,"lanjut Ara.
Maya dan Steven hanya terdiam sambil mendengarkan apa yang kedua anak mereka ributkan.
"Maksudmu?"tanya Kendra tidak mengerti.
"Sudahlah lupakan,"balas Ara.
Kendra hanya tersenyum melihat wajah Ara yang tampak kesal.
"Maaf kalau aku membuatmu merasa tidak nyaman,"ujar Kendra. Ara melirik kendra sejenak.
"Iya,"jawab Ara sekenanya.
"Nak Kendra sudah punya kekasih?"tanya Maya memperjelas ucapan putrinya.
"Belum, Tante,"ujar kendra.
"Lalu perempuan yang dibahas Ara itu siapa?"tanya Maya penasaran.
"Ouh itu sepupu saya, Nadien,"ujar Kendra.
"Ouh, Nadien itu anak nya saudara sepupu Nadia,"ujar Steven.
"Oh..."ujar Maya.
Bukan kekasih tetapi cemburunya selangit.
**
"Apa kamu bilang? Ara ada di Indonesia?"
"Iya, kamu belum tahu?"
"Belum."
"Sepertinya dia akan dijodohkan."
"Dengan siapa?"
"Putra tunggal keluarga Daniswara, Kendra Daniswara."
"Darimana kamu tahu?"
"Kebetulan aku melihat mereka sedang makan malam bersama. Yang kutahu, Steven Daniswara sedang mencari jodoh buat anak lelakinya itu. Kemungkinan Ara adalah tujuannya."
Tidak! Kenapa hati ini tidak rela bila dia bersama dengan orang lain.
