NovelToon NovelToon
BERAWAL DARI HARAPAN PALSU

BERAWAL DARI HARAPAN PALSU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:913
Nilai: 5
Nama Author: Yuli Yanti

Widuri Azzahra, seorang gadis cantik yang lahir di Cianjur tepatnya di sebuah desa di kabupaten cianjur, namun saat ia sudah berusia 15 tahun Widuri di bawa pindah ke Bandung oleh kedua orang tuanya, Widuri tumbuh menjadi gadis cantik, saat ia menginjak sekolah menengah atas, Widuri bertemu dengan Galuh, selang beberapa bulan mereka berpacaran, namun salah satu pihak merugikan pihak yang lain, ya sayang sekali hubungan mereka harus kandas, karena Galuh yang kurang jujur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10: Rencana yang Terungkap

Malam harinya, Widuri mencoba mencerna semua yang terjadi hari itu. Dia tahu bahwa hidupnya masih penuh dengan masalah, tapi dia juga merasa bahwa dia tidak sendirian.

Dengan senyum kecil di wajahnya, dia berbisik pada dirinya sendiri, “Mungkin hidupku akan lebih baik dari sekarang.”

---

Keesokan harinya, Widuri datang ke sekolah dengan tekad baru. Dia merasa lebih ringan setelah percakapannya dengan Damar di taman. Walau gosip masih beredar, dia memutuskan untuk tidak membiarkannya mengganggu fokusnya.

Namun, suasana di kelasnya terasa aneh. Beberapa teman sekelasnya tampak berbisik-bisik sambil sesekali melirik ke arahnya. Widuri mencoba mengabaikan mereka, tetapi bisikan itu semakin keras.

“Widuri,” panggil seorang teman sekelas, Nadia, dengan nada sinis. “Kamu nggak malu ya? Gosip itu benar, kan?”

Widuri menghela napas. “Nadia, aku udah bilang, aku nggak mau ikut drama ini. Kalau kamu nggak punya bukti, lebih baik diam.”

“Tapi banyak yang bilang, Wid. Kamu nggak bisa terus menyangkal,” kata Nadia lagi.

Widuri menatapnya tajam. “Aku nggak peduli apa yang orang bilang. Yang penting aku tahu siapa diriku.”

Nadia tampak terkejut dengan respons itu dan memilih untuk diam. Widuri merasa lega karena setidaknya dia berhasil mempertahankan sikap tenangnya.

---

Saat istirahat, Widuri duduk di taman sekolah sambil memikirkan langkah apa yang harus dia ambil selanjutnya. Dia tahu bahwa gosip ini tidak akan hilang dengan sendirinya.

Tiba-tiba, Galuh muncul di hadapannya. Widuri menghela napas panjang. “Galuh, aku udah bilang, aku nggak mau bicara sama kamu.”

“Tunggu dulu, Widuri,” kata Galuh cepat. “Aku punya sesuatu yang penting untuk dikasih tahu.”

“Apa lagi?” tanya Widuri, suaranya penuh kelelahan.

“Aku tahu siapa yang menyebarkan gosip itu,” kata Galuh.

Widuri langsung menatapnya dengan mata membelalak. “Siapa?”

Galuh ragu sejenak sebelum menjawab, “Nadia. Dia yang memulai semuanya.”

Widuri merasa marah sekaligus kecewa. “Kenapa dia melakukan itu?”

“Aku dengar dia iri sama kamu,” kata Galuh. “Katanya dia nggak suka karena kamu selalu dapat perhatian lebih dari guru dan teman-teman.”

Widuri mendengus. “Itu alasan yang konyol. Kenapa dia nggak ngomong langsung ke aku?”

“Aku juga nggak tahu, Wid. Tapi aku janji, aku akan bantu kamu selesaikan ini.”

Widuri menggelengkan kepala. “Aku nggak butuh bantuan kamu, Galuh. Aku bisa urus ini sendiri.”

---

Di akhir hari sekolah, Widuri memutuskan untuk menghadapi Nadia. Dia menunggu di depan kelas sampai Nadia keluar.

“Nadia, aku mau bicara sama kamu,” katanya dengan tegas.

Nadia terlihat gugup, tetapi mencoba bersikap santai. “Ada apa, Widuri?”

“Kamu tahu apa. Aku tahu kamu yang menyebarkan gosip itu,” kata Widuri langsung.

Nadia terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangkat dagunya. “Ya, aku yang melakukannya. Jadi kenapa?”

Widuri tidak menyangka Nadia akan sejujur itu. “Kenapa kamu lakukan itu? Apa salahku sama kamu?”

“Karena aku muak lihat kamu selalu jadi perhatian. Guru-guru suka kamu, teman-teman juga. Aku cuma mau lihat kamu jatuh,” jawab Nadia dengan nada sinis.

Widuri merasa marah, tapi dia mencoba menahan emosinya. “Kamu tahu apa yang kamu lakukan itu salah, kan? Kamu nggak cuma menyakiti aku, tapi juga merusak reputasi kamu sendiri.”

“Aku nggak peduli,” kata Nadia sambil melipat tangannya. “Aku cuma mau kamu tahu gimana rasanya.”

Widuri menghela napas. Dia merasa percuma berbicara dengan Nadia. “Kalau kamu nggak mau minta maaf, itu urusan kamu. Tapi aku nggak akan biarkan kamu terus menyebar kebohongan tentang aku.”

---

Di malam harinya, Widuri merenungkan percakapannya dengan Nadia. Dia tahu bahwa dia tidak bisa mengubah cara berpikir orang lain, tetapi dia bisa mengontrol bagaimana dia meresponsnya.

Widuri memutuskan untuk berbicara dengan guru kesiswaan tentang masalah ini. Dia tahu bahwa ini adalah langkah yang sulit, tetapi dia tidak ingin membiarkan gosip ini terus berlanjut.

“Besok, aku akan menyelesaikan ini,” katanya pada dirinya sendiri.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!