Bismillahirrohmanirrohim.
Siapa sangka dirinya akan terjebak di dalam novel buatan kakaknya sendiri, selain itu, sialnya Jia harus berperan sebagai Antagonis di novel sang kakak, yang memang digambarkan untuk dirinya dengan sifat yang 100% berbanding terbalik dengan sifa Jia sebenarnya di dunia nyata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hainadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akan memberikan hukuman
...Bismillahirrahmanirrahim....
...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...
...بسم الله الر حمن الر حيم...
...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....
...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...
...🍒Selamat membaca semua🍒...
Hai semua salam kenal, makasih buat kalian semua yang udah mau baca karya ini. Jangan lupa like, komen dan favorit ya untuk terus karya ini. Maaf kalau sebelumnya jarang up
Semua keluarga besar Baskara sedang berkumpul setelah melihat berita yang tersebar luas di internet dan media masa juga televisi tentang perselingkuhan Raka dan Sania yang menjadi trending topik, bahkan melebihi berita tentang Riska.
Semua orang tampak geram menatap Raka dan Sania secara bergantian sedangkan sejak tadi keduanya terus menunduk kepala sejak. Keluarga Baskara merasa tidak enak pada Jia, apalagi wanita itu tidak terlihat marah sama sekali akan apa yang dilakukan Sania dan Raka di belakangnya.
Keluarga Baskara yakin walaupun Jia berusaha terlihat baik-baik saja pasti saat ini dia sedang terguncang akan perbuatan kedua orang yang sudah dia percayai selama ini. Keluarga Baskara tahu bagaimana Jia sangat mencintai Raka dan menjadikan Sania sebagai sahabatnya juga.
"Kalian berdua sungguh membuat malu dua keluarga besar!" ucap kakek Baskara menatap tajam pada cucunya dan Sania.
Bukan hanya keluarga Baskara yang berkumpul di ruangan tersebut, keluarga dari pihak Sania juga berada di sana. Benar keluarga Li, salah satu keluarga terbesar ikut berkumpul.
Mereka lebih bersikap tenang dan acuh seakan apa yang Sania lakukan tidaklah parah. Mereka menganggap biasa saja kasus yang menimpa Sania dan Raka tidak begitu fatal makanya mereka masih bisa bersikap dengan tenang.
"Sudahlah tuan Baskara tidak pernah memarahi Sania dan Raka lagi. Lagipula aku sudah merendam semua berita yang tersebar. Tidak ada lagi isu miring tentang Raka dan Sania," ucap Tuan Li santai.
Mendapatkan pembela dari sang paman Sania diam-diam tersenyum puas. Dia memang sudah yakin jika pamannya pasti akan membantu. Genggam tangan Sania dengan Raka yang sejak tadi terjadi tanpa disadari orang lain semakin erat ketika mendengar perkataan tuan Li.
Keduanya diam-diam tersenyum senang. Jia jelas melihat semua perbuatan kedua bajingan tidak tahu malu itu. Tanpa sadar Jia mengepalkan tangannya dengan erat.
'Bersenang-senanglah sekarang. Lihat saja tidak lama lagi kalian tidak akan bisa tersenyum senang seperti sekarang. Aku tidak bodoh!'
Sejujurnya Jia sudah tahu plot akhirnya dari kejadian di restoran tidak akan berubah. Pasti pada akhirnya isu tentang Sania dan Raka akan diredam oleh tuan Li. Jika dalam plot aslinya Jia akan marah dan tidak terima sekarang justru sebaliknya, dia memang membiarkan plot akhirnya berjalan sesuai cerita karena akan memanfaatkan momen ini.
'Untuk sekarang aku akan membebaskan kalian karena memang ini rencanaku. Siapa sangka protagonis dalam cerita ini cukup bodoh rupanya.'
Sekarang yang menempati tubuh antagonis di dalam novel adalah Jia dari dunia nyata yang pintar, cerdas, lihai bahkan sangat tangguh dan punya banyak cara untuk membuat musuh tumbang, tapi jangan lupa dia sangat licik. Dulu bunda dan ayahnya mengajarkan banyak hal agar Jia beserta kedua saudaranya yang lain tidak terjebak oleh rencana musuh.
Mereka juga diajari cara membaca situasi agar dapat dimanfaatkan dengan baik sehingga tidak merugikan diri sendiri.
"Seharusnya biarkan saja berita itu tersebar luas di dunia maya agar mereka sadar."
"Anda terlalu memanjakan Sania dan Raka, tuan Li!" ujar tuan Baskara seperti tidak terlalu suka dengan tindakan yang Tuan Li lakukan.
Jia tak menyangka jika respon orang-orang di dalam ruangan sekarang ini akan berbeda-beda atas perbuatan Sania dan Raka yang tersebar luas di internet dan dibungkam oleh tuan Li. Padahal dalam plot sebenarnya kakek Baskara juga tidak akan terlalu memarahi Sania dan Raka, karena rata-rata mereka sudah tau jika dibelakang Jia, kedua orang itu sudah punya hubungan.
'Dari awal plot yang sudah berubah, berarti seluruh keluarga Baskara belum tahu akan hubungan terlarang Sania dan Raka.' Jia tersenyum senang didalam hatinya mengetahui hal tersebut. 'Itu artinya ada peluang besar untuk semakin membuat mereka jatuh. Kalau dipikir-pikir aku seperti jahat sekali, tapi tidak papa karena semua berawal dari mereka. Maka aku akan menjadi antagonis sesungguhnya di dalam cerita ini.'
'Ah, ternyata plot akhirnya tetap akan berubah walaupun sedikit,' melihat drama kedua keluarga Jia jadi merasa senang.
Sejak tadi dia belum bersuara, Jia tau sekarang adalah kesempatan untuk dirinya bersuara. 'Lihat saja, aku akan membuat diriku di atas kalian. Dua keluarga akan semakin mengenal dengan baik.'
Perlahan Jia menghampiri tuan Baskara. "Kakek, bukankah yang dilakukan tuan Li benar. Tidak beliau sudah membuat perusahaan dua keluarga ini tidak jadi bangkrut dan kita juga tidak malu pada publik bukan karena beritanya sudah tenggelam. Bukankah jika video itu tersebar terus menerus semua keluarga terkena imbasnya, jadi benar lebih baik dibungkam," penjelasan Jia membuat tuan Baskara sadar.
Tuan Li juga senang akan kesimpulan yang Jia buat. Berkat Jia semua orang yang awalnya tidak setuju akan tindak tuan Li kini justru berterima kasih. Tuan Li yang merasa semua ini karena bantuan Jia memuji menantu pertama keluarga Baskara itu.
"Kamu, Jia? Istri Raka, menantu keluarga ini?" tanya tuan Li ramah, sebelum dia tidak begitu mengenal Jia.
Jia mengangguk membenarkan. "Benar tuan Li," sahut Jia.
"Kamu fine?"
Tahu kemana arah pembicaraan tuan Li, Jia harus bisa membuat semua orang semakin merasa menjadi dirinya tidaklah mudah.
"Tentu saja tidak tuan Li. Bagaimana bisa aku baik-baik saja melihat suamiku berada satu kamar dengan perempuan lain. Parahnya perempuan itu orang yang sudah aku anggap seperti sahabat sendiri. Aku selalu percaya pada Raka dan Sania, di belakangku mereka tidak akan melakukan hal yang bisa menyakiti hatiku, tapi ternyata aku salah. Mungkin disini bukan hanya Sania dan Raka yang salah, tapi aku juga karena terlalu membiarkan mereka berdua selalu bersama, mungkin aku juga pantas kalian salahkan."
Sejak tadi diam akhirnya Jia mengungkapkan isi hatinya walaupun sebenarnya dia hanya mewakili pemilik asli dari tubuh yang Jia tempat. Selesai bicara Jia menunduk seakan merasa bersalah, tapi sejujurnya dia senang berhasil membuat dua keluarga besar berada di pihaknya.
"Maafkan mama, Jia," ucap Gita langsung memeluk menantunya itu. "Ini bukan salah kamu sayang. Tapi orang yang diberikan kepercayaan, tidak memakai kepercayaan itu dengan baik," lanjut Gita sambil menatap tajam pada Sania dan Raka.
'Yes! Berhasil. Tapi aku tidak boleh membuat mama Gita terlalu membenci Sania. Jika itu terjadi rencanaku bisa berantakan, setidaknya sekarang biarkan saja seperti ini.'
"Jia yang sabar sayang, walaupun masalah media masa sudah selesai. Kamu tenang saja nenek akan tetap memberikan hukuman pada kedua orang ini!" tegas Nenek Mirna.
'Awas saja kau, Jia,' perkataan nenek Mirna sukses membuat Sania semakin membenci Jia.