NovelToon NovelToon
Cinta Dibalik Kontrak

Cinta Dibalik Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs. y

Seorang wanita muda, Luna, menikah kontrak dengan teman masa kecilnya, Kaid, untuk memenuhi permintaan orang tua. Namun, pernikahan kontrak itu berubah menjadi cinta sejati ketika Kaid mulai menunjukkan perasaan yang tidak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak yang Tersembunyi

Luna memegang tiket konser itu dengan tatapan penuh kebingungan. Malam itu, Kaid telah mengatakan bahwa dia sibuk dengan rapat dan klien penting. Tetapi, tiket ini menyiratkan sesuatu yang berbeda.

Setelah beberapa saat, Luna mencoba menarik napas panjang. Ia tahu, menyimpan kekhawatiran ini sendiri hanya akan memperburuk keadaan. Ia harus menghadapi Kaid dan meminta penjelasan langsung darinya.

Ketika Kaid tiba di rumah malam itu, Luna sedang duduk di ruang tamu, menunggunya. Tiket konser itu tergeletak di meja di depannya.

“Kaid,” panggil Luna lembut, tetapi ada nada tegas dalam suaranya.

Kaid menghentikan langkahnya, matanya langsung tertuju pada tiket itu. Ekspresinya berubah seketika—campuran keterkejutan dan sedikit rasa bersalah.

“Luna, aku bisa jelaskan,” ucap Kaid cepat.

Luna menatapnya tajam. “Aku harap begitu. Apa yang sebenarnya terjadi malam itu? Bukankah kamu bilang sibuk rapat dengan klien?”

Kaid menghela napas panjang sebelum duduk di hadapan Luna. “Luna, aku tidak ingin kamu salah paham. Malam itu, setelah rapat selesai, aku memang pergi ke konser ini. Tapi itu bukan seperti yang kamu pikirkan.”

“Lalu apa maksudnya? Kenapa kamu tidak memberitahuku sejak awal?”

Kaid tampak ragu sejenak sebelum melanjutkan. “Karina menghubungiku lagi malam itu. Dia bilang ingin bertemu untuk membicarakan sesuatu yang penting. Dan dia meminta bertemu di konser ini. Aku pergi ke sana bukan karena aku ingin, tapi karena aku pikir ini adalah cara terakhir untuk menutup masa lalu itu.”

Hati Luna terasa campur aduk mendengar penjelasan Kaid.

“Dan apa yang kalian bicarakan di sana?” tanyanya, mencoba menahan emosi.

Kaid menatapnya dengan penuh penyesalan. “Dia ingin meminta maaf lagi. Dia bilang dia masih merasa bersalah karena meninggalkanku dulu. Tapi aku tegaskan padanya bahwa aku sudah melupakan semua itu dan aku hanya mencintaimu, Luna.”

Mendengar kata-kata itu, Luna merasa sedikit lega, tetapi ia juga tidak bisa mengabaikan rasa kecewanya.

“Kaid, aku tidak suka merasa seperti ini. Seolah-olah aku selalu harus bertanya-tanya tentang apa yang terjadi di balik punggungku,” ujar Luna, suaranya bergetar.

“Aku mengerti,” jawab Kaid sambil menggenggam tangan Luna. “Aku tidak ingin kamu merasa seperti itu. Mulai sekarang, aku akan lebih terbuka. Aku janji, tidak akan ada lagi rahasia di antara kita.”

Luna mengangguk pelan, mencoba percaya pada janji Kaid. Tetapi, di dalam hatinya, ia tahu bahwa kepercayaan adalah sesuatu yang harus dibangun kembali secara perlahan.

Hari-hari berikutnya, Luna mencoba mengalihkan pikirannya dengan aktivitas-aktivitas lain. Ia mulai fokus pada proyek desain yang lebih besar dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Tetapi, perasaan ganjil tetap menghantuinya.

Sementara itu, Kaid tampak benar-benar berusaha memperbaiki hubungan mereka. Ia menjadi lebih perhatian, sering mengajak Luna keluar, dan bahkan merencanakan liburan ke Bali untuk mereka berdua.

Namun, suatu malam, Luna menerima pesan misterius lagi dari nomor tak dikenal.

“Apa yang Kaid sembunyikan darimu belum semuanya terungkap.”

Pesan itu membuat darah Luna mendidih. Ia mencoba mengabaikannya, tetapi pikirannya terus dipenuhi pertanyaan. Apakah ada sesuatu yang masih dirahasiakan Kaid? Ataukah ini hanya seseorang yang mencoba mengadu domba mereka?

Keesokan harinya, Luna memutuskan untuk mengambil langkah lebih jauh. Ia mendatangi sahabat lamanya, Ria, yang bekerja sebagai seorang penyelidik pribadi.

“Ria, aku butuh bantuanmu,” ujar Luna tanpa basa-basi.

Ria menatap Luna dengan prihatin. “Ada apa, Lun? Kamu kelihatan gelisah.”

Luna menceritakan semua yang terjadi—pesan misterius, tiket konser, hingga perasaan ganjil yang terus menghantuinya.

“Ria, aku tidak tahu apakah aku hanya terlalu paranoid atau memang ada sesuatu yang disembunyikan Kaid. Tapi aku butuh jawaban,” kata Luna dengan suara gemetar.

Ria mengangguk serius. “Baiklah, aku akan membantumu. Tapi kamu harus siap dengan apa pun yang mungkin aku temukan.”

Luna mengangguk. “Aku hanya ingin kebenaran.”

Selama beberapa hari berikutnya, Ria mulai menyelidiki kehidupan Kaid, terutama tentang keberadaannya di malam konser itu. Luna merasa bersalah karena diam-diam memata-matai suaminya, tetapi ia juga tahu bahwa kejujuran adalah fondasi dari hubungan mereka.

Suatu sore, Ria menghubungi Luna dan meminta bertemu di sebuah kafe.

“Aku menemukan sesuatu,” ujar Ria dengan nada serius ketika Luna tiba.

Luna menelan ludah, hatinya berdebar kencang. “Apa itu?”

Ria membuka laptopnya dan menunjukkan beberapa foto. Salah satu foto menunjukkan Kaid dan Karina di luar venue konser, sedang berbicara dengan ekspresi serius. Tetapi yang membuat Luna terkejut adalah foto berikutnya—Kaid tampak memberikan sesuatu pada Karina, sebuah amplop putih.

“Apa ini?” tanya Luna dengan suara pelan.

“Aku belum tahu pasti. Tapi dari apa yang kulihat, sepertinya Kaid memberikan sesuatu yang cukup penting pada Karina malam itu,” jawab Ria.

Luna merasa dunianya runtuh. Apakah Kaid menyembunyikan sesuatu yang lebih besar darinya? Dan apa yang sebenarnya ada di dalam amplop itu?

Ketika Luna pulang malam itu, ia mendapati Kaid sedang duduk di ruang tamu dengan ekspresi penuh kelelahan.

“Kaid, kita perlu bicara,” ujar Luna tegas.

Kaid menatapnya dengan bingung. “Ada apa, Luna?”

Luna mengambil napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan foto-foto yang diberikan Ria.

“Apa yang kamu berikan pada Karina malam itu?” tanyanya langsung, tanpa basa-basi.

Kaid menatap foto-foto itu dengan ekspresi terkejut, lalu menghela napas panjang. “Luna, aku bisa jelaskan.”

“Jelaskan sekarang, Kaid. Aku tidak mau ada rahasia lagi,” desak Luna.

Kaid mengusap wajahnya, lalu berkata, “Amplop itu berisi uang. Karina mengaku sedang dalam masalah keuangan dan membutuhkan bantuan. Aku tahu itu bukan urusanku lagi, tapi aku merasa bertanggung jawab karena kami pernah memiliki masa lalu bersama.”

Luna merasa hatinya sakit mendengar penjelasan itu.

“Kenapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya, Kaid?” tanya Luna, air matanya mulai mengalir.

“Aku takut kamu salah paham. Aku tidak ingin menyakiti perasaanmu,” jawab Kaid dengan nada penuh penyesalan.

Luna terdiam, mencoba mencerna semuanya. Ia ingin marah, tetapi ia juga tahu bahwa Kaid hanya mencoba membantu seseorang dari masa lalunya. Namun, tindakan itu tetap terasa seperti pengkhianatan kecil.

“Kaid,” ujar Luna akhirnya, suaranya bergetar. “Aku butuh waktu untuk memproses semua ini.”

Kaid mengangguk pelan. “Aku mengerti, Luna. Tapi tolong percaya padaku, aku tidak memiliki niat buruk.”

Luna mengangguk, tetapi hatinya masih dipenuhi keraguan. Ia tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, dan bayang-bayang masa lalu mungkin belum sepenuhnya hilang.

1
Supriyatijunaidi Wicaksono
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!