Area 21+
Anak di bawah umur dilarang mendekat.
Tentang Bianca yang memendam perasaan cinta terhadap Alexander Valentino sahabat kakaknya. Ia rela dijadikan partner di atas ranjang bagi pria itu meski ia tau hati Alex begitu kuat berpaut pada kekasih yang sangat dicintainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noah Arrayan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
Alex semakin memperdalam ciuman nya, Ia terus menyesap nya seolah tak ingin melepaskan nya lagi. Namun pukulan di dadanya dari tangan kecil Bian mau tidak mau menghentikan pag*t*n nya pada bibir Bianca, tapi ia tak menjauhkan wajahnya, ia menempel kan keningnya pada kening gadis itu. Keduanya terengah berebutan menghirup udara.
"Abang ingin menagih janji tadi siang" Bisik Alex dengan tatapan penuh arti, wajah Bianca memerah seketika mendengarnya.
"Jadi abang bela-belain kembali cuma karena itu" Ucap Bianca memanyunkan bibir nya. Alex kembali meraup bibir gadis itu dan melu**atnya dengan sedikit kasar.
"Abang sudah bilang jangan memanyunkan bibir mu" ucap Alex sambil mengusap bibir Bianca yang membengkak dan memerah karena ulah nya
"Abang ke sini karena abang khawatir padamu, abang bertaruh nyawa untuk tiba di sini, jadi sudah sepatutnya kamu memberikan hadiah untuk abang sayang" Alex menyeringai.
Pria itu menatap Bianca dalam, tangan nya perlahan terangkat mengusap lembut pipi Bianca.
"Boleh?" tanya Alex dengan suara berat, gairah telah menguasai nya kembali. Bianca yang seperti terhipnotis mengangguk kan kepala nya perlahan. Ia tak pernah bisa menolak setiap keinginan Alex, jangankan hanya tubuh nya jika Alex meminta nyawanya sekalipun rasanya Bianca juga tak akan keberatan memberikan nya.
Alex tersenyum puas, ia mendekatkan wajahnya lalu sepersekian detik kemudian bibir keduanya kembali menyatu.
Alex terus menikmati bibir Bianca yang selalu menjadi candu baginya, terasa manis dan luar biasa. Alex tak akan menolak andai ia diminta untuk menikmati bibir ini sepanjang hidupnya.
Tangan Alex mengusap punggung Bianca, lalu bergerilya di setiap inchi tubuh gadis mungil adik dari sahabat nya itu, ia menyentak pakaian yang menutupi tubuh Bianca hingga terlepas sempurna. Alex melakukan hal yang sama, keduanya kini benar-benar polos.
Alex mulai bermain-main pada aset berharga gadis itu yang merupakan salah satu bagian favorit nya. Alex terus mengaguminya dengan memberikan sentuhan yang membuat Bianca menggila. Dadanya membusung, menyambut setiap kenikmatan yang Alex tawarkan. Bianca terengah, kewalahan merasakan perasaan yang selalu Alex hadirkan di setiap sentuhan nya.
Setelah merasa puas bermain-main pada bagian itu, Alex menyapa bagian inti gadis itu. Bianca bergetar, tubuhnya seperti tersengat saat merasakan sentuhan tangan Alex. Setelah dirasa Bianca sudah siap menerima nya Alex menghujamkan tubuhnya hingga kini mereka pun menyatu . Keduanya larut dalam percintaan seolah tak peduli bahwa mereka kini sedang berada di dalam tenda yang begitu mudah bagi orang lain untuk memergoki kegiatan panas mereka.
Hingga akhirnya mereka mencapai apa yang mereka kejar. Alex mendaratkan kecupan di kening Bianca dengan sayang, lalu memandangi wajah gadis itu yang tampak terengah dengan keringat yang memercik.
"Terimakasih bi, kamu selalu luar biasa"
Bianca hanya membalas dengan senyuman dan wajah yang merona, ia masih mengumpulkan nafasnya yang berserakan setelah mendapatkan pelepasan yang terasa meluluh kan dirinya.
Lalu dengan lembut Alex memakaikan pakaian Bianca, lalu memakai pakaian nye sendiri. Setelah nya ia merebahkan tubuh di samping Bianca, menarik tubuh gadis itu dan memeluknya seperti malam-malam yang telah mereka lewati. Entah sampai kapan mereka bisa menikmati momen berdua seperti ini, setelah Brian kembali hanya takdir yang bisa menentukan akan seperti apa akhir kisah mereka berdua. Baik Alex maupun Bianca belum mau berfikir terlalu jauh. Mereka memilih untuk menikmati hingga takdir Tuhan yang menentukan
🍁🍁🍁
Wajah Andre yang semula sumringah berubah masam saat melihat keberadaan Alex.
"Bang, katanya semalam uda pulang" Ucap pria itu, ia sudah terlanjur berkunjung ke tenda Bian bermaksud mengajak gadis itu mandi ke sungai.
"Kenapa? mau cari kesempatan?" ketus Alex, Bianca menggelengkan kepalanya melihat sikap buruk Alex pada Andre.
"Bukan begitu maksud aku bang, aku mau gantiin abang nemenin Bian kalau abang emang udah pulang" Andre menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia jadi serba salah.
"Aku ada di sini, jadi tau dirilah bahwa Bian tak membutuhkan mu. Kamu boleh pergi sekarang" Ucap Alex tanpa basa basi. Bianca menghela nafas berat. Sepertinya kata-kata Alex sudah terlalu kasar.
"Baik bang, tapi aku mau kasih tau Bian jam 10 kita uda harus kembali. Jadi lebih baik sekarang Bian mandi dan sarapan" Lalu tanpa menunggu jawaban Andre berlalu begitu saja. Tampaknya kali ini pria itu sudah benar-benar tersinggung dengan sikap Alex.
Selepas kepergian Andre Bianca menatap pada Alex dengan wajah masam nya.
"Abang bisa nggak sedikit ramah sama kak Andre? kalo kak Andre menyerah untuk mengejar Bian gara-gara takut sama abang emang nya abang mau tanggung jawab? kalau sikap abang kayak gini terus nanti nggak ada satupun laki-laki yg mau sama Bian" Bianca mendengus kesal. Ia berjalan cepat menuju kali, mumpung masih ramai. Ia tidak mau kejadian kemarin terulang lagi jika hanya ada dia dan Alex di kali tersebut
"Maksud kamu apa ngomong begitu bi?" Alex berhasil mensejajari langkah Bianca dan segera mencecar nya.
"Fikir aja sendiri, Bian malas jelasin" Ucap Bian terus berjalan sama sekali tidak menoleh pada pria itu.
"Jadi kamu suka di deketin sama cowok-cowok? atau kamu yang emang sengaja tebar pesona?"tuduh Alex dengan sengit.
"Kalau iya emang kenapa?" tantang Bianca yang membuat Alex menggenggam tangan nya erat menahan kekesalan nya. Bianca sekarang sudah mulai berani mendebat nya . Berbeda dengan Bianca yang dulu, yang selalu tak berkutik saat berhadapan dengan nya.
"Kamu tau abang nggak suka" ucap pria itu dingin.
"Kenapa nggak suka? emang nya Bian ini pacar abang? Bian itu cuma partner di atas ranjang nya abang. Seperti hal nya Bian abang juga tidak memiliki hak penuh atas diri Bian." Bianca tersenyum sinis, apalagi saat Alex terdiam dengan wajah menegang.
"Pokoknya abang nggak suka bi, abang juga nggak suka dibantah jadi menurutlah" tegas Alex kemudian.
"Bian nggak pernah melarang abang bersama gadis lain, seharusnya abang juga nggak boleh larang Bian sama cowok lain" Bianca masih tak menyerah untuk mendebat pria itu
"Kamu ini kenapa sekarang berubah begitu banyak huh? kenapa suka sekali menguji kesabaran abang?"
"Kalau Bian nggak boleh dekat sama cowok lain, abang juga sama nggak boleh sama cewek lain, gimana sanggup?" Alex terdiam dan itu membuat Bianca bersungut-sungut sebal lalu mempercepat langkah nya begitupun Alex yang terus mengejar nya. Setiba di kali gadis itu langsung bergabung dengan teman-teman nya untuk membersihkan diri, tak peduli pada Alex yang terus menatap ke arah nya..
🍁🍁🍁