Seorang gadis korban pemerkosaan sampai hamil sehingga dia mau tidak mau harus menikah dengan pria yang sudah beristri karena bayi yang dikandungnya membutuhkan sosok seorang ayah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5
Setelah sampai di kebun teh, mereka turun dan di sambut Pak Anton. Pria yang di taksir umur nya ke mungkin se umuran dengan Nando , berkepala 4 . Pak Anton berniat untuk membeli sebagian kebun teh milik Nando.
Nando menyalami mereka Pak Anton dan putra nya. Rupanya putra pak Anton sedang mencuri curi pandang ke Mahira karena paras nya yang cantik. Mahira berdiri dibelakang Nando, dia menunduk tak memandang mereka.
"Sudah lama kita tidak bertemu." Sapa Pak Anton sambil berjabat tangan dengan Nando.
"Benar, terakhir kali ketika bertemu saat pesta wine,dan itu sudah lama sekali." Timpal Nando.
"Perkenalkan ini David putra ku yang rencananya akan mengelola kebun teh yang aku beli darimu."
Nando menjabat tangan David yang terlihat masih muda yang usianya berkisar sekitar 25 tahun. Saat bersalaman mata David tidak lepas dari Mahira. Dan itu mampu membuat Nando sangat kesal.
Nando melepas jabatan tangan David, kemudian memperkenalkan Mahira sambil merangkul Mahira.
"Perkenalkan ini Mahira istri ku." Sambil merekatkan rangkulan nya. David menarik sudut bibir nya getir, Kemudian mengulurkan tangan nya ke arah Mahira.
"David"
"Mahira"
Akhirnya mereka berkenalan. Mahira sungguh sangat senang, hatinya berbunga-bunga karena Nando memperkenalkan diri nya sebagai istrinya.
Setelah itu mereka semua mengelilingi kebun teh, Nando dan pak Anton berjalan berdampingan. Sedangkan Mahira berdampingan dengan David. Nando menerangkan secara detail pada Pak Anton dan David. Mahira yang perutnya sudah besar karena Mahira membawa baby twins di rahimnya tampak kesusahan berjalan. Apalagi jalan nya bebatuan.
"Kenapa Pak Nando tidak menyuruh mu menunggu di pondok saja, kenapa malah nyuruh kamu mengikuti nya. Apa pak Nando tidak merasa kasian pada istrinya yang sedang hamil." Omel David yang lirih yang hanya bisa di dengar oleh Mahira saja. Karena David merasa kasian melihat Mahira yang sedang hamil besar itu kesusahan.
Mahira hanya tersenyum, dia tidak menggubris ocehan David.
" Ra, cepat!" Teriak Nando karena kesal Mahira yang tertinggal jauh darinya dan jalan berdua saja dengan David.
"Iya,tuan." Mahira mempercepat langkah kakinya agar suaminya tidak marah pada nya.
Pak Anton merasa heran kenapa Nando karena dia seperti menyusahkan Mahira yang sedang hamil besar itu.
Tiba-tiba tangan Mahira di tarik oleh David. Nando melotot ke arah Mahira.
"Ayo, akan ku antar kamu ke pondok saja!. Dan tunggu kami di pondok saja. Kebun teh ini sangat luas,kamu juga sedang hamil besar. Pasti kakimu akan sakit dan kelelahan jika mengikuti kami." Ucap David karena merasa iba pada Mahira.
Mahira melepas tangan David , sambil tersenyum kecil karena merasa tidak enak sudah menolak permintaan David.
"Sebelumnya terimakasih, tapi aku tidak apa-apa, aku kuat kok,! Aku akan ikut suami ku"
Mahira sedikit berlari mengejar Nando, David menatap Mahira heran dan iba saat Mahira sudah ada disamping Nando. David dan Pak Anton merasa iba melihat nya.
"Pak Nando,apa tidak sebaiknya kita duduk sejenak saja ? Istri mu seperti nya sangat kelelahan." Ucap Pak Anton.
"Tidak usah, lebih baik kita lanjut jalan. Berjalan sangat baik untuk ibu hamil . Dia pemalas juga lelet jadi biar dia mengikuti kita," jawab Nando.
Pak Anton memandang David sambil menggeleng pelan ke arah putra nya , yang sudah menatap tajam ke arah Nando. Pak Anton melihat dari gesture David, kalau David ingin sekali memukul Nando. Mereka tidak boleh mencampuri urusan rumah tangga orang lain.
Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan mereka yang sempat tertunda beberapa menit. Kali ini Nando menggandeng tangan Mahira, namun masih tanpa rasa kasian pada Mahira yang sudah sangat kelelahan.
Di depan ada gubuk dan mereka memilih untuk beristirahat. Mahira sangat haus. David memberikan air minum nya ke Mahira, namun Mahira menolak nya .Dan Nando melihat itu.
"Maaf, istri ku tak bisa meminum air sembarangan." Ucap Nando dengan nada datar dan dengan tatapan dingin ke David.
"Tapi ini hanya air putih biasa," jawab David.
Nando memandang wajah Mahira yang hanya diam dengan bibir yang terlihat pucat. Membuat Nando tidak tega . Akhirnya Nando mengambil air putih itu dari tangan David tanpa basa-basi dan memberikan kepada istrinya Mahira. Mahira meminum nya dan tak lupa untuk berterima kasih kepada David.
*************
Satu jam kemudian.
Setelah meninjau kebun teh milik Nando yang rencananya akan dikelola David. Mereka membatalkan nya. Mereka mengurungkan niatnya untuk membeli kebun teh milik Nando. Nando cukup kecewa hampir 2 jam Nando ngoceh dan menjelaskan panjang lebar kepada Pak Anton, tetapi mereka tidak jadi membeli nya. Nando tersenyum kecut memandang kepergian Pak Anton dan putra nya.
"Ini semua gara-gara kamu, mereka tidak jadi membeli kebun teh ku," Nando menggerutu.
Mahira hanya bisa diam sambil menunduk, dia langsung ikut masuk mobil Nando. Nando menunjukkan wajah kecewa nya sambil memandang kaca mobil.
Mahira tidak tahu harus berbuat apa karena dia tidak tau letak kesalahannya dimana sehingga pak Anton membatalkan pembelian kebun teh milik Nando.
Dalam perjalanan Nando memandang sebuah hotel kecil yang berjejer, entah mengapa rasa dingin yang menusuk membuat nafsu birahinya meronta. Namun tidak ada istri pertamanya disini melainkan Mahira yang disampingnya sekarang.
"Ibnu, berhenti di salah satu hotel itu," perintah Nando ke sopir pribadi nya.
Pak Ibnu mengangguk, Mahira bingung kenapa harus mampir ke hotel.
Setelah mobil terparkir di salah satu hotel, Nando mengajak Mahira keluar dari mobil.
Mahira keluar dari mobil dan mengikuti langkah Nando yang masuk ke bagian lobi hotel. Nando memesan satu kamar VIP. Setelah membayar Nando menerima kunci kamar hotel. Nando dan Mahira berjalan beriringan menuju kamar hotel yang dipesan. Mahira masih bingung namun tidak berani protes. Dia hanya memandang Nando, lebih tepatnya mencuri pandang ke arah suaminya dengan wajah kebingungan.
Akhirnya mereka sampai di kamar hotel.
Nando melepas jaket yang dipakai nya dan duduk di tepi ranjang hotel.
"Mau sampai kapan kamu berdiri disana?" Tanya Nando
"Tuan mau apa?"
" Jangan berlagak bodoh! Tidak ingat kah kamu pada malam itu, malam ketika kamu mencoba menggoda ku saat aku sedang mabuk? Sekarang lakukan hal yang sama seperti waktu itu! waktu kamu menjebak ku,"
Mahira berjalan mundur, ingatan malam naas itu tiba-tiba muncul. Malam yang telah merenggut kegadisan nya. Rasa trauma kejadian p******n itu masih membekas di ingatan nya. Mengingat apa yang dilakukan Nando waktu itu sangat menakutkan. Nando mengernyitkan dahinya, kemudian Nando mendekati Mahira yang bersandar di pintu hotel dengan wajah ketakutan.
Nando mengunci tubuh Mahira, nafsu nya menutupi akal sehat nya. Mahira berdegup kencang. Mahira wanita normal jantung nya naik turun. Mahira tidak munafik memang Mahira menyukai Nando. Tapi Mahira memendam perasaan nya karena tau posisi nya.
"Kamu rupanya cantik juga," bisik Nando yang di dengar Mahira dengan jelas.
Nando mulai mencium bibir ranum milik Mahira dan melumat nya , Mahira mencoba membalas lumatan Nando. Kini mereka telah bertukar Saliva. Itu membuat mereka terbakar nafsu. Setelah itu Nando memeluk Mahira dan menuntun Mahira ke atas ranjang tanpa melepas kan bibir mereka.mereka menikmati surga dunia itu. Sampai Nando dan Mahira klimaks berkali - kali.
Dua jam kemudian
Nando sudah memakai bajunya, kemudian menatap layar ponsel nya dan berkirim pesan pada Meera . Mahira sudah bersiap untuk pulang. Mahira sedikit cemburu karena Nando terlihat sangat bahagia ketika berkomunikasi dengan Kakak madunya Meera . Namun Mahira tidak bisa protes karena Mahira hanya istri kedua, sedangkan Meera istri pertama nya Nando.istri yang dicintai oleh Nando.
"Ra,kita mampir ke toko bunga. Aku ingin membeli kan buket untuk Meera ," ucap Nando.
"Baik,Tuan." Cemburu jelas cemburu. Bohong banget jika Mahira tidak cemburu, tapi lagi-lagi Mahira hanya bisa pasrah dan tidak bisa untuk protes.
Sesampainya di toko bunga, Mahira membantu memilihkan bunga untuk Meera kakak madunya. Nando setuju dengan pilihan Mahira dan membayar nya. Mahira menunggu Nando membayar. Mahira melihat bunga favorit nya bunga mawar yang indah. Setelah selesai membayar Nando mencari keberadaan Mahira. Nando melihat Mahira tersenyum sambil mencium bunga mawar yang ada di depannya.
"Mbak, tolong bungkus kan bunga itu juga." Minta Nando ke penjual bunga.sambil menunjuk bunga yang di cium Mahira.
"Baik, pak." Penjual bunga Langsung membungkus bunga yang menarik perhatian Mahira.
"Ra,ayo kesini !" Teriak Nando.
Mahira meletakkan bunga favorit nya dan menghampiri Nando. Mahira berdiri di samping Nando sambil melirik bunga yang di bawa Nando untuk Meera.
"Ini bunganya, Pak." Penjaga toko bunga menyerah kan bunga yang di pegang Mahira tadi.
Mahira melihat bunga favorit nya yang sudah di rangkai secantik mungkin. Mahira menatap dengan sendu.
"Ini untuk Meera, dia juga suka bunga mawar ini tolong bawakan!" Ucap Nando.
Mahira berusaha untuk tersenyum lalu membawa bunga itu. Tak mungkin juga Nando memberikannya bunga mawar.
"Apa yang kamu harapkan kan Ra, dia tidak mencintai mu, dia tidak menginginkan kehadiran mu," gumam Mahira dalam hati.
DEG!
sakit hati ku baca nya...
semoga ending nya Mahira dgn laki² lain yg lebih menyayangi nya dgn tulus...
semangat Kaka.. karyamu bagus..