Muda, cantik dan seksi, tidak melulu membuat hidup seseorang baik. Buktinya Berta harus melakukan banyak hal gila agar bertahan hidup, mulai dari pura pura kesurupan, jadi wanita murahan sampai wanita tidak punya adab.
Tapi takdir mempertemukan dirinya dengan Wildan, Pengacara muda, tampan dan sukses tapi terjerat dengan kehidupan tiga keponakannya yang harus dia besarkan.
Simak kegilaan mereka bersama yok!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khorik istiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Berta tidak sadarkan diri didalam mobil. Dia dibius agar tidak bisa memberontak ketika dibawa. Dan berhasil, dia dibawa tanpa perlu banyak usaha, kebetulan suasana juga sangat sepi, sangat mendukung.
Di pinggiran kota, bangunan bekas pabrik menjadi bangunan terbengkalai. Mobil itu menuju tempat tersebut. Sepi dan terkesan horor. Cocok untuk melangsungkan aksi kejahatan.
Wil sengaja menyuruh sangat sopir untuk menjaga jarak agar tidak curiga dan terus untuk mengamati saja. Tak berselang lama, kawanan anak buah bayaran Wil datang. Setidaknya kalau mereka mau menyelamatkan Berta, mereka banyak dan bersenjata.
***
Obat bius itu tidak bertahan lama, hanya sekitar 45 menit. Kantuk Berta mulai hilang, dia mulai membuka matanya. Meski rasanya sangat berat. Samar Samar dia melihat beberapa laki laki di depannya. Mereka asyik minum minum dan bercengkrama. Mungkin sedang menunggu seseorang. Ketika hendak menggerakkan badannya barulah Berta sadar bahwa tubuhnya telah di ikat, mulutnya di plaster. Dia sedang di sekap. Mencoba menggerakkan badannya tanpa membuat keributan ekstra, usahanya sia sia.
'Sial!' Berta ingin mengumpat saja rasanya.
Dia bertanya tanya, siapa orang dibalik dalang ini. Apakah Ken? tapi rasanya tidak mungkin. Dia hanya terobsesi kepadanya bukan berati akan bertindak seperti ini, bahkan Ken tidak akan membiarkan ada luka goresan di kulitnya. Tapi Berta merasa tidak sedang bermasalah dengan siapa siapa, jadi tentu saja hal ini membuatnya bingung.
Begitu ada yang berdiri hendak mengecek, Berta pura pura masih pingsan, dia segera memejamkan matanya tapi menajamkan indra pendengarannya.
Situasi yang sulit Ia hadapi, kalaupun harus meminta tolong, dia bingung harus meminta tolong kepada siapa. Tidak pernah ada yang terlintas di pikirannya kecuali Clara! Satu-satunya yang Berta ingat dan hanya dia yang terlihat perduli dengannya.
Tanpa terasa lelehan air mata mengalir i pipinya.
Haruskah dia pasrah saja kali ini? Melihat keadaan yang seperti ini tanpa bisa bertindak membuatnya frustasi dan marah pada dirinya sendiri.
Tanpa di duga ada suara keributan di luar, sekelompok orang tengah masuk dan membuat keributan.
Mereka akhirnya beradu tenaga dan otot. Baku hantam tidak bisa di hindari. Bahkan senjata api pun tak luput dari genggaman.
Pihak penculik Berta bisa dikalahkan. Preman preman itu KO dengan sangat cepat.
Berta hanya bisa melihat adegan itu yang sekilas terlihat ricuh. Seseorang mendekat dan melepaskan tali ikatannya. Juga penutup mulutnya.
Karena panik, segera setelah itu Berta berdiri dan mencoba mundur menjauh.
Bug... badan dia tertabrak orang. Ketika dia menoleh, orang itu adalah wajah yang dia kenal. Teman dari Theon. Merasa lega karena bersyukur, Berta memeluk dan menangis histeris.
Wil sama bingungnya. Kenapa wanita itu tiba tiba memeluknya dan menangis histeris. Dia tidak pernah mengalami hal seperti ini. Bingung dengan hal ini, ajudannya hanya geleng geleng dan memberikan instruksi untuk membalas pelukannya dan menepuk punggungnya sebagai penghiburan.
Berta menemukan keamanan yang dia kira sudah hilang. Sekali lagi dia selamat. Mungkin Tuhan mengirimkan orang ini sebagai penyelamat baginya.
"Huwaa..... Hiks...hiks..." Berta masih menangis sesenggukan. Bahkan lama sekali. Suasana jadi canggung karena kini Berta jadi tontonan. Ketika dia melepaskan pelukannya, matanya yang sembab dan tidak jelas penglihatannya karena air matanya terus mengalir itu akhirnya tersadar bahwa baku hantam itu telah berakhir, dan mereka semua menatap Berta dengan tatapan heran.
"aiya... Tidak apa apa Nona... Ada kami, Nona pasti selamat." Seseorang mencoba menenangkan Berta dengan kata-katanya. Tetapi seseorang menepuk pundaknya dengan keras dan menyuruhnya diam saja.
"Ehem ehem..." Wil akhirnya berdeham.
"Sebaiknya kita tinggalkan tempat ini, mereka akan di urus oleh bawahan ku!"
Berta mengangguk dan mengikuti Wil seperti anak itik yang mengikuti induknya.
Masuk ke dalam mobil dan pergi ketempat aman.
di tunggu kelanjutannya ya 😊
semangat 💪🏼👏🏼