Kisah tentang Muhammad Athar Fauzan Zayn dan Shaquilla Arini , mereka dua orang asing yang terpaksa menikah, ... namun Allah begitu baik dengan menumbuhkan rasa cinta di antara kedua nya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 1
Pagi itu di pondok pasantren Al-Husein ...
"Kenapa sih kok enggak tunangan dulu ? Nanti Lifa di sini di lamar sama orang loh dek , baru tau rasa kamu " celetuk Zahra yang saat ini tengah berkumpul di ruangan keluarga di rumah ayah dan bunda nya , pasti nya setelah Zahra mengantar kedua anak nya sekolah .
Zahra langsung melesat ke pondok pesantren Al-Husein ketika mendapatkan kabar jika adik nya akan pergi ke Kairo hari ini .
Athar menghembuskan nafas nya kasar . "Nanti aja deh kak , aku lagi sibuk banget ini . Lagian aku ke Kairo kan karena perjalanan bisnis . " Lalu Athar menoleh menatap ke arah Lifa sekilas yang duduk di dekat sang bunda . "Kamu enggak apa-apa kan lif , nanti deh kakak lamar setelah kakak pulang dari Kairo " ucap Athar .
Lifa yang tadi yang menunduk kini menatap lekat wajah tampan milik Athar, sungguh sangat tampan , sampai membuat Lifa tidak mampu berpaling sedikit pun dari sosok Athar .
Lifa pun mengangguk kan kepala nya ."iya kak Athar enggak apa-apa kok . Kamu selesaikan saja urusan kamu di Kairo , aku bakalan tungguin kamu kok kak " sahut Lifa dengan wajah yang bersemu dengan merah , entah mengapa rasa nya sangat malu mengatakan hal tersebut di depan Zahra dan Bunda Lydia .
"Cy cy yang lagi kasmaran ni " ledek Zahra .
Athar hanya tersenyum tipis saja , lalu kembali memeriksa tas nya , takut ada berkas yang ketinggalan .
Walaupun Athar sudah mengakui perasaannya kepada Alifa , namun Athar tetap menjaga batasan nya . Athar tau mencintai yang bukan mahramnya itu dosa. Jadi saat ini Athar tengah memilin hati nya kembali , dan selalu meminta petunjuk kepada Allah , apakah Alifa jodoh nya atau bukan . Sebab , berulang kali ketika Athar berniat ingin melamar Alifa , pasti ada hal yang tidak terduga terjadi .
Seperti sekarang , rencana nya Athar ingin melamar gadis teman masa kecil nya itu , namun lagi-lagi , Allah mempunyai rencana lain , Athar di haruskan pergi ke Kairo untuk melakukan perjalanan bisnis .
Entah lah , Athar tidak tau pasti , tapi seakan Allah mempunyai rencana lain untuk diri nya . Tapi Athar tetap pada pendirian nya , jika diri nya kembali ke Kairo nanti , insyaallah Athar akan melamar Alifa ...
Sedangkan bunda Lydia hanya menggeleng kan kepala nya melihat interaksi itu , entah mengapa di dalam hati bunda Lydia kali ini seakan berat melepaskan kepergian Athar , padahal Athar sudah sering keluar negeri .
•
"Thar ..." Panggil bunda Lydia , membuat Athar mendongak , menatap sang bunda yang ada di samping nya . Ya mereka hanya berdua di ruangan tamu itu , sebab Zahra dan Lifa tengah berada di teras depan , sambil berbincang dengan Ustadzah yang datang ..
Athar tersenyum , lalu meraih tangan sang bunda dan menggenggam nya dengan erat .
"Athar janji deh enggak bakalan lama pergi ke Kairo nya , bunda kan tau , Athar ke sana cuman karena bisnis , mungkin enam bulan bunda sayang " ucap Athar yang mengetahui kerisauan sang bunda.
Lydia menghela nafas nya berat. "Tapi rasa nya bunda enggak enak banget Thar , emang enggak bisa ya di pending dulu , kita lamar Lifa dulu . Kok bunda takut ya , kamu di sana ketemu sama cewek terus nikah di sana " celetuk bunda Lydia .
Athar terkekeh mendengar nya . "Emang bunda yakin hm ? Aku bakalan naksir sama cewek ? Ya Allah bunda , astaghfirullah ... Ya enggak mungkin lah bunda sayang ...."
Lydia menghembuskan nafas nya kasar , entah mengapa diri nya merasa ada hal sesuatu hal yang akan terjadi pada putra nya .
"Bunda .... " Panggil Athar
Lydia tersentak .
"Udah jangan mikirin macem-macem . Athar janji bunda , cuman Lifa yang bakalan jadi mantu bunda "
"Athar enggak boleh janji sayang, itu berarti kamu sudah berhutang pada Allah "
Athar menghembuskan nafas nya kasar . "Jadi gimana ? Bunda aja terus takut kalau Athar enggak nikah sama Lifa ."
Lydia tersenyum , lalu menggeleng kan kepala nya . "Sudah tidak usah kamu pikirkan lagi, yang terpenting semoga urusan kamu cepet selesai dan segera kembali ." Ucap Lydia .
Athar mengangguk kan kepala nya . Lalu melirik jam yang ada di pergelangan tangan nya. "Bunda, Athar pamit dulu ya , setengah jam lagi pesawat nya berangkat , Assalamualaikum bunda " ucap Athar mencium tangan bunda Lydia .
"Wa'alaikum salam sayang "
"Sampein sama ayah ya bund, Athar enggak bisa mampir ke perusahaan , soal nya jadwal keberangkatan nya di percepat "
"Iya , nanti bunda sampaikan "
Kemudian Athar melangkah kan kaki nya keluar dari dalam rumah , dan menuju ke mobil yang sudah di siapkan oleh pak Supri, supir yang akan mengantarkan nya menuju ke bandara . Barang-barang yang akan di bawa oleh Athar juga sudah di masukkan ke dalam bagasi mobil oleh pak Supri .
Dan di depan juga ada Zahra dan juga Lifa , para Ustadzah sudah kembali untuk mengajar ..
Athar menatap lekat wajah kakak nya . "Kak , Athar pamit ya , nanti Athar bawain oleh-oleh deh " celetuk Athar yang melihat Zahra menitikkan air mata nya . Entah lah , rasa nya Zahra tidak ingin adik nya itu pergi.
"Iya , hati-hati ya sayang,. Ingat jangan lupa sholat makan , dan selalu mengingat Allah di mana pun kamu melangkah Athar .. doa kakak selalu menyertai langkah kamu" ucap Zahra .
Athar mengangguk kan kepala nya . "Makasih banyak kak . Jangan lupa sering main ke sini , jadi bunda sama ayah enggak bakalan kesepian" ucap Athar .
Zahra mengangguk kan kepala nya . "Insyaallah pasti "
Lalu Athar menoleh menatap sekilas Lifa yang tengah menundukkan kepala nya . "Lifa ..." Panggil Athar .
Alifa mendongak , menatap wajah tampan milik Athar. Sedangkan Athar sudah memalingkan wajah nya ke arah samping , Athar itu sangat menjaga pandangan nya ,
"Saya pamit , " ucap Athar .
Alifa tersenyum tipis lalu mengangguk kan kepala nya .." hati - hati kak Athar " sahut Lifa ,
Athar hanya mengangguk kan kepala nya .
"Kak Zahra , Lifa , Athar pamit Assalamualaikum" ucap Athar .
"Wa'alaikum salam " sahut kedua nya .
Sebelum melangkah kan kaki nya menuju ke mobil , Alifa memanggil Athar membuat Athar menghentikan langkah nya ,
"Kak Athar , berjanjilah pada Lifa , jika nanti kakak akan menghalalkan Lifa " ucap Alifa dengan sendu , entah lah rasa nya sangat berat melepaskan kepergian Athar kali ini .
Athar tersenyum tipis , menoleh sekilas ke arah Alifa , lalu membuang pandangan nya ke samping . "Insyaallah , jika Allah menakdirkan kita untuk bersama , setelah pulang dari Kairo kakak akan meminang mu , kalau begitu kakak pamit , assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam "
Athar melangkah kan kaki nya menuju ke mobil dan lalu masuk , setelah nya mobil melaju meninggalkan pondok pasantren Al-Husein .
Alifa meremas ujung hijab nya , entah lah , hati nya sungguh sangat berat melepaskan kepergian Athar ...
•
Di perusahaan , Arsyad tengah kelimpungan sejak sedari tadi , melihat banyak nya berkas yang sudah berserakan di lantai , bagaimana tidak , satu berkas yang sangat penting malah hilang , entah kemana . Arsyad nyaris frustasi ..
Arsyad mendudukkan diri nya di atas sofa , berulang kali mengucapkan istighfar dan berdoa kepada Allah , berharap bisa menemukan berkas penting tersebut . Jika tidak, bisa di pastikan perusahaan milik nya yang selama ini di bangun oleh jerih payah nya sendiri akan bangkrut .
"Assalamualaikum pak " ucap Jaka yang baru saja kembali setelah memeriksa cctv , kemungkinan besar , berkas tersebut di ambil oleh orang .
Arsyad mendongak menatap Jaka . "Bagaimana Jaka ?" Tanya Arsyad .
Jaka menghembuskan nafas nya kasar , "dugaan kita benar pak , berkas nya di ambil oleh salah satu OB yang membersihkan ruangan bapak tadi malam . " Ucap Jaka .
"Astaghfirullah . Panggil OB nya " titah Arsyad .
"Maaf pak , OB nya tidak nampak masuk hari ini , saya sudah mencari nya , tapi tidak ada" ucap Jaka .
Arsyad menghela nafas nya kasar . "Telpon Athar , suruh ke kantor sekarang Jaka . Hanya dia yang bisa menyelesaikan semua ini "
Jaka hanya mengangguk kan kepala nya , lalu meraih ponsel milik nya dan segera menghubungi Athar ...