NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Kaisar Dewa Pedang

Kisah Cinta Kaisar Dewa Pedang

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Raja Tentara/Dewa Perang / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aang Albasia

Novel ini adalah novel fiktif yang dipenugi cerita kocak, serius, peperangan, perebutan kekuasaan, penuh misteri, kalimat-kalimat bijak dengan alur cerita yang akan membuka misteri satu persatu.
Tokoh Utama bernama Satriya dan Permata yang keduanya adalah ahli pedang tak terkalahkan.
Bagaimana cerita lengkapnya?
Siapa Satriya itu?
Seberapa besar kekuatan Satriya dan Permata?
Jangan sampai ketinggalan untuk selalu membaca novel ini
Novel ini akan di update setiap hari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aang Albasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aliran Hitam

“Sudah waktunya kita harus menguasai seluruh kerajaan ini”. Sebuah kalimat yang terdengar dari sosok Pria berbadan kekar bersenjatakan trisula dan kapak, dia adalah pemimpin aliran hitam yang bernama Racun Bumi.

“Kalian besok pergilah untuk merampok di pasar yang sudah pasti disana banyak harta yang bisa kita gunakan untuk keperluan kita nantinya”. Kata sosok tersebut

“Baik tuan!”. Jawab enam orang yang berada disana serentak

Keesokan harinya.

“Selesai sudah penggembalaanku, saatnya pergi ke perguruan lagi”. Kata Satriya lirih

“Guru, aku akan pergi kepasar, ada sesuatu yang ingin aku beli lagi”. Kata Permata berpamitan ingin membeli sebuah buku

“Silahkan tuan puteri”.

“Aku harus pergi sebelum bocah sialan itu kembali membuat masalah denganku”. Gumam Permata didalam hatinya sambil berlalu menuju pasar yang berada tidak jauh dari perguruan Pedang Langit

“Saat ini kekuatanku baru bisa menghancurkan batu besar, aku masih belum bisa menguasai pedang angin, pedang api, pedang air, dan pedang salju, aku harus belajar lebih rajin lagi agar aku bisa menguasai ilmu pedang itu dan bisa melindungi orang-orang yang aku sayang”. Gumam Satriya dalam fikirannya sembari berlari menuju perguruan Pedang Langit.

“Paman guru, tumben aku tak melihat gadis cantik itu, dimana dia?”. Tanya Satriya kepada kigede setelah sampai di perguruan

“Sudah, kita mulai latihan jurus ketiga kita”.

“Baik paman guru”.

Terlihat Satriya sedang berlatih jurus ketiga yang semkain sulit dan rumit, hingga berkali-kali di praktekkan tapi tetap saja tidak berhasil.

“Kenapa semakin kesini, semakin susah saja paman guru”. Tanya Satriya

“Kalau kamu rajin dan tekun, kamu akan bisa menguasai jurus ketiga dengan cepat anak muda, tetaplah fokuskan fikiranmu dan buatlah seakan-akan pedang-pedang itu menjadi sangat banyak hingga benar-benar terbentuk banyak pedang nantinya”.

“Baik paman guru”.

“Perampoook, Perampoook!”. Terdengar sayup-sayup keributan banyak orang dari pasar yang memang tak jauh dari lokasi perguruan.

“Satriya, apa kau dengar itu?”.

“Sangat jelas sekali suara teriakan minta tolong, paman guru”.

“Mungkin ini kesempatan untukmu bertarung dengan manusia, selama ini kamu hanya berlatin untuk menghancurkan pohon dan batu, pergilah, halau semua penjahat itu”. Ki gede menyuruh Satriya untuk mempraktekkan apa yang sudah ia pelajari selama dua hari berturut-turut.

“Baik paman guru”. Kata Satriya yang langsung saja berlari

Sesampainya di pasar.

“hey orang tua orang tua jahat!, siapa  kalian, berani merampok disore hari seperti ini!”. Teriak Satriya seakan dia adalah seorang jagoan yang tak terkalahkan

“Bocah!, kalau kau tak punya harta apapun, mendingan kau pergi saja dari sini, atau akan ku bikin kau jadi sambal penyet!, hahahahaaha”. Teriak enam orang perampok yang sedang mengambil kepingan kepingan emas

“Dasar orang tua tak tahu tata karma!, pantas saja kalian menjadi penjahat, tak pernah sekolahkah kalian!?, mending kalau muka kalian ganteng, muka kalian juga sudah seperti kambing guling yang berjenggot!”. Bentak Satriya

“Dasar bocah tengik!, kau benar-benar ingin aku hajar ternyata!”. Melesatlah satu orang dari mereka dan langsung menendang dada Satriya yang membuat satriya terbang kebelakang

“Waduh, kuat juga orang ini”.

Dan “Brak!!” Satriya terlihat menabrak seseorang dan jatuh menumpangi orang itu dengan bibir Satriya yang menempel di bibir orang yang ditumpangi itu yang ternyata adalah Permata yang sedang melihat-lihat buku dipinggiran jalan.

“Mamaaaaaa, Ayaaaah”. Teriak Permata yang langsung menyingkirkan tubuh Satriya yang masih berada diatasnya.

“Walaaaaa, bocah sialan!, berani beraninya dia menindihi tuan puteri?”. Gumam ki Gede yang mengikuti Satriya dari belakang

Dan “pletak!, Plak, Plak, Plak!” Pukulan dan tamparan kembali menghampiri pipi Satriya.

“Kau!, Kau memang benar-benar bocah kurang ajar!”. Bentak Permata

“Nona, kenapa lagi-lagi kau menamparku?”. Tanya Satriya yang memang wajahnya tak memperlihatkan rasa bersalah sama sekali.

“Kau!, harus aku apakan agar kau merasa bersalah sedikit!”. Teriak Permata yang semakin sebal dan seakan sudah tak mau lagi bertemu dengan Satriya lagi dimasa depan.

“Memangnya aku salah apa? Kalau mau menyalahkan, salahkan saja orang tua jelek itu!, dia menendangku sampai aku terbang menabrakmu nona, dan aku benar benar tak tahu kalau ternyata itu kau lagi!”. Kata Satriya dengan nada jengkel juga.

Dan “Pletak!” sebuah tabokan terasa dikelapa bagian belakang Satriya.

“Bocah!, apa yang sudah kau lakukan tadi kepada tuan puteri?”.

“Pa, paman guru, kau melihatnya kan? Aku ditendang sama orang tua jelek itu dan terpental sampai menabarak nona ini dan tak sengaja aku menindihinya?”.

“Guru, beri dia hukuman!, pokoknya aku tak terima kalau dia dibebaskan begitu saja!”. Bentak Permata memerintahkan kepada ki Gede.

“Haduuuh, kalian berdua selalu saja membuatku pusying!”. Gumam ki gede yang terlihat pusing memikirkan kedua bocah didepannya ini yang selalu saja bertengkar ketika mereka bertemu.

“Hey bocah, kali ini aku memberikanmu hukuman, kau harus bisa mengalahkan ke enam orang itu!, kalau tidak, kau tak boleh lagi belajar di perguruan pedang langit!”. Bentak ki gede yang langsung memberikan hukuman.

“Kenapa hanya aku saja yang dihukum paman guru, aku juga mau nona ini dihukum juga!, dia selalu saja menapamrku tiap kali aku bertemu dengannya, dan aku tak pernah sekalipun membalas tamparannya, karena aku tak mungkin menyakiti seorang gadis, paman guru!”. Tiba-tiba Satriya juga meminta ki Gede untuk memberikan hukuman kepada Permata.

“Walaaaa, bocaaaah bocah, kenapa kemunculanmu bikin kepalaku mau pecah!”. Gumam ki gede kembali

“Nanti aku fikirkan hukuman yang tepat untuknya, sekarang lakukan hukuman yang sudah kuberikan, jikau kau masih ingin belajar denganku di perguruan Pedang Langit!”.

“Baik, paman guru”. Jawab Satriya dengan semangat yang menggebu karena tertantang, jika dia tak mampu mengalahkan ke enam orang itu, dia akan langsung diusir dari perguruan.

Terlihat kini Satriya mulai mengayunkan sebuah sapu yang dia pinjam dari penjual buku disampingnya dengan mata terpejam, lalu membuka kembali matanya dan terlihat matanya mulai berubah warna menjadi warna hijau cerah dan langsung memandangi orang tua jelek yang menendangnya sebelumnya.

“Matilah kau orang tua jelek!”. Satriya mengarahakan sapu yang berada ditangannya kehadapan orang tua itu dan “DWAR!” kini orang yang didepan Satriya hancur tak tersisa membuat dua orang dari lima orang yang tersisa menjadi ketakutan dan langsung kabur.

“Bocah!, kau kira kekuatan seperti itu akan bisa melukai kami?”. Kata ketiga orang yang masih berada didepan sebuah toko perhiasan.

“Rasakan ini!”. Ketiga orang itu terlihat langsung melesat sambil mengunkan pedang yang berada ditangan mereka secara bersaman.

Satriya mulai memperagakan gerakan gerakan pedang yang baru saja ia pelajari dengan mata terpejam kembali lalu mengangkat sapu ditangannya keatas kepalanya dan menghentakannya kebawah.

“Pedang seribu bayangaaaan!”.  Teriak Satriya

“Hahahaha, bocah ini benar benar lucu, bayangan apa? Mana pedang-pedang yang kau sebut pedang bayangan itu!”. Teriak salah satu dari tiga orang itu.

Dan “Cleb!, Cleb!, Cleb!” suara-suara pedang menancap ditubuh ketiga orang itu dan terlihat banyak sekali luka tusukan ditubuh mereka yang membuat mereka bertiga langsung menghadap kepada tuhan yang maha esa seketika itu juga.

“Bocah ini, bagaimana bisa dia mengeluarkan pedang-pedang yang tak terlihat itu?!”. Gumam ki Gede.

“Baiklah bocah, kau berhasil mengalahkan mereka!, besok kau boleh kembali ke perguruan dan melanjutkan ke jurus selanjutnya!”. Kata ki Gede

“Aseeek, terima kasih paman guru!, tapi aku ingin dengar hukuman apa yang akan kau berikan kepada nona itu paman guru!”. Teriak Satriya yang menagih omongan ki gede sebelumnya.

“Tuan puteri, aku juga harus menghukummu, kau harus belajar ilmu bersama dengannya besok, aku langsung yang akan melatih tuan puteri”. Kata ki Gede

“Ga maoooo, kalau aku ketemu dengannya tanganku sepertinya memang sudah ditakdirkan untuk selalu menampar wajahnya itu guru!”.  Teriak Permata yang menolak hukuman itu.

“Tuan puteri, tuan puteri juga harus lebih kuat lagi, takutnya nanti umurku tak lagi bisa menjagamu lagi, tuan puteri harus bisa menjaga diri sendiri”.

“Baiklah!, aku akan ikut berlatih besok!”. Bentak Permata dengan wajah melirik sinis kehadapan Satriya.

“Hahaha, rasakan besok kau nona, bagaimana rasanya belajar bersama paman guru ini, dia benar-benar kejam saat mengajariku”. Gumam Satriya yang terlihat senyam senyum membayangkan nona cantik itu akan disiksa oleh paman guru saat belajar ilmu pedang besok.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!