Harap bijak dalam membaca.
kesamaan nama keadaan atau apapun tidak berkaitan dalam kehidupan nyata hanya imajinasi penulis saja.
Seorang wanita muda kembali ke tanah kelahirannya setelah memilih pergi akibat insiden kecelakaan yang menimpanya dan merenggut nyawa sang Kakek.
Setelah tiba ia malah terlibat cinta yang rumit dengan sang Manager yang sudah seperti Pria Kutub baginya. Belum lagi sang Uncle dan mantan kekasih yang terus mengusik kehidupan asmaranya.
Lalu di mana hati Alice akan berlabuh? Dapatkah Alice menemukan pelaku pembunuh sang kakek..
Yuk ikutin kisahnya...
jangan Lupa Like Vote Komentar maupun Follow terimakasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kanian June, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17
"Apa! Bodoh! Kenapa bisa sampai lolos sih!" Bentak wanita paruh baya dengan suara yang memekik di telinga di seberang sana.
Sang penerima telepon pun segera menjauhkan benda pipih tersebut dari telinganya.
"Maafkan kami nyonya, sepertinya mereka sengaja memberikan obat tidur pada makanan kami. Sebelum kami tertidur mereka memberi sebuah kotak berisikan salad buah, tapi setelah itu kami tidak ingat lagi." Jelasnya kembali.
"Kalo sampai terjadi sesuatu yang buruk, keluarga kalian yang akan jadi taruhannya!" Tegasnya memberikan sebuah ancaman.
"Mengerti Nyonya!" Ucapnya mengakhiri sambungan telepon.
"Hem dasar bodoh, pada akhirnya kamu lah yang akan jadi santapan Tuan ku." Ucap lelaki tersebut.
"Lapor Tuan, tawanan Nyonya Berlian sudah kami selamatkan. Dan kami sudah mengelabui anak buah Tuan William agar tidak bisa mengikuti jejak." Ucap seorang laki-laki berpakaian serba hitam.
"Baik awasi saja terus, jangan sampai ada yang lengah bahkan bocor. Bisa gagal semua rencana saya, tolong juga kamu perketat pengawasan untuk Rochelle tapi jangan sampai ketahuan." Titah seorang pria tua namun masih terlihat bugar dengan pakaian yang membuatnya menolak tua.
...***...
Jam 21.35 di kamar Berlian berada
BRAK!
Suara hentakan meja menandakan betapa marahnya Berlian saat ini. Dadanya terus naik turun menyimpan sebuah amarah, guratan wajah yang begitu menyeramkan saat terlihat di sebuah cermin.
Dia khawatir jika mereka membongkar rahasia tentang dirinya yang di berusaha ia tutupi rapat-rapat bahkan dari suami dan anaknya.
Tap Tap
Terdengar suara langkah kaki menaiki tangga menuju lantai atas. Dengan sigap berlian melihat cctv dari balik ponsel nya, terlihat sang suami sedang menuju ruangannya dengan sebuah nampan di tangannya.
Bergegas Berlian memasukkan satu Ponsel yang baru saja ia gunakan untuk menelpon orang suruhannya ke dalam brankas tersembunyi.
Tidak lama suara ketukan pintu terdengar beberapa kali.
"Sayang boleh masuk?" Kata sang suami di balik pintu.
"Oh iya sayang silahkan, pintunya tidak di kunci." Jawab Berlian dengan lembut berpura-pura sedang melihat jadwal di sebuah Tablet di hadapannya.
Setelah mendapatkan izin, Marvel pun melenggang masuk ke dalam ruangan menghampiri sang istri yang ternyata sedang sibuk dengan Tablet di hadapannya. Ia lalu menghempaskan bokongnya di meja sebelah Berlian dengan membawa segelas susu hangat favorit sang istri dan sekotak salad buah di tangannya.
"Masih ngapain sih mah, sibuknya ngalah-ngalahin papa. Belum ngantuk apa mah?" Tanya Marvel mencondongkan tubuhnya ikut melihat apa yang dilihat sang istri.
"Ah enggak pah, mamah tadi bingung mau ngapain terus inget mamah belum cek jadwal Moza yang dikirim sama manajernya. Dia masih muda pah, mamah cuma gak pengen dia terlalu fokus kerja sampai lupa sama waktunya untuk bersenang-senang." Imbuh Berlian seraya menatap sang suami.
"Ehm yasudah ma, jangan malam-malam tidurnya. Besok papah berangkat pagi loh ke luar kota. Masa iya papah tidur sendiri." Rengek Marvel dengan gaya bahasa yang dibuat-buat.
"Oh iya mama hampir lupa pa, maaf ya pah. Bentar lagi deh pah kita tidur, tapi abis makan ini dulu ya?" Pinta Berlian membuka satu kotak Salad buah di hadapannya. Dengan lahap ia memakan sedikit demi sedikit sampai pada akhirnya ia menawarkan pada sang suami.
"Oiya, papah mau cobain ini gak? Enak loh pah, bagus juga buat tubuh. Cobain deh." Ucap Berlian dengan menyodorkan satu sendok penuh salad buah pada sang Suami.
Tanpa berkomentar, Marvel lantas membuka mulutnya untuk menerima suapan tersebut.
Wajahnya berbinar kala merasakan rasa manis gurih serta sedikit asam dalam saus salad tersebut. Ada rasa segar dari beberapa buah di dalamnya.
"Wah kok enak ma, pantesan mama doyan banget. Lagi dong ma?" Kata Marvel membuka mulutnya kembali untuk meminta suapan dari sang istri.
"Ah dibilang pah, ini bikinan Jeng Rosa loh pah. Padahal cuma bikinan rumahan aja tapi enaknya kebangetan. Kemarin mama usul buat bikin iklan di sosmed tapi dianya gak mau, katanya gak Pede pah." Tutur Berlian panjang lebar sambil menikmati suapan demi suapan.
"Siapa mah jeng Rosa itu?" Tanya Marvel penasaran.
"Itu loh pah, penghuni kompleks gang sebelah kita. Orangnya juga baik banget pah, tapi kasian pah dia kehilangan anaknya yang dulu masih kecil." Sendu Berlian menceritakan.
"Ah mama sok tau deh!" Ledek Marvel dengan ekspresi mengejek.
Lalu mereka terlibat obrolan ringan sebelum akhirnya memutuskan untuk istirahat menuju ke dalam kamar.
...***...
Keesokan harinya di kamar Alice berulang kali terdengar suara dering ponsel, suara pesan dan panggilan yang beruntun sejak dini hari.
Namun suara ponsel yang tak henti berbunyi di atas nakas tersebut tidak mengusik mimpi sang putri tidur sekalipun. Seperti rencana Alice semalam ia niatkan untuk bangun siang, setelah ia memasang pengumuman yang di tempelkan di pintu kamarnya.
JANGAN DI GANGGU! PUTRI TIDUR MAU ISTIRAHAT!
Dengan tulisan yang tercetak di sebuah kertas dengan font tebal dan besar terpampang jelas hingga jika ada yang berniat mengetuk bisa membaca dulu tulisan tersebut.
Karena kemarin rencananya di gagalkan oleh sang paman yang menyeretnya ke sebuah taman untuk Joging.
Tapi yang ada Alice malah di tinggalkan dan pulang bersama si pria kutub.
Akhirnya setelah puas dengan waktu tidurnya, Alice pun terbangun dengan sendirinya. Ia toleh jam yang bertengger pada dinding, betapa terkejutnya Alice.
"Wah ternyata sudah siang banget pantesan laper."
Gumam Alice sambil bangun dan menyibak selimut yang menggulungnya.
Lalu ia segera meraih ponsel yang terletak di atas nakas sebelah ranjangnya.
Alice teringat saat tertidur tadi bunyi ponselnya terus menggema berulangkali, namun kantuk lebih menguasainya jadi ia urungkan niatnya untuk bangun.
Satu notifikasi yang membuatnya berhenti menggulir layar gawainya. Puluhan Pesan masuk dari seseorang yang dulu pernah menempati tempat istimewa di hatinya.
BARA : Alice ♥️ Maafin aku kemarin aku benar-benar khilaf. Aku bisa jelasin semuanya Alice, aku tidak bersungguh-sungguh dengan wanita itu. Aku hanya main-main saja Alice.
BARA : Alice tolong angkat telepon ku aku mau jelasin semuanya.
BARA : Tolonglah Alice jangan tinggalkan aku
BARA : Apa kita bertemu saja Alice tolong berikan aku kesempatan untuk memperbaiki ini, ayo kita mulai dari awal lagi Alice.
"Aish! Sudah salah masih aja nyangkal! Gak ada kapoknya nih orang benar-benar. Kamu kira aku tidak tau, di belakang ku kamu ngapain aja sama wanita itu. Duh Alice kena pelet apa sih kamu dulu bisa kecantol sama dia"
Ucap Alice menggeleng kan kepalanya berulang kali melihat isi pesan sang mantan kekasih. Dia bergidik ngeri manakala Bara ingin menjumpainya, dia jadi takut kalau sampai Bara serius dengan ucapannya.