dia hanya anak yang rerlahir dari rahim seorang wanita kedua.
ia harus terima perlakuan orang orang di sekitarnya yang tidak ikhlas karena terpaksa merawatnya.
ia di besarkan oleh seorang wanita tua yang ia panggil nenek.
walau perlakuan wanita tua itu cenderung buruk dan tega kepadanya, ia tetap menyayangi wanita itu.
juga seorang wanita yang kini tak lagi tinggal bersama dengannya kaeena sedang bekerja di kota.
wanita itu adalah istrinpertama sang ayah.
dan di usianya yang je 17 tahun, karena sang nenek telah tiada, ia beeniat menyusul sang ibu tiri.
dan di sanalah petaka itu terjadi menimpanya.
kehornatannya di renggut paksa hingga ia hamil.
belum selesai sampai di sana, ia di paksa menggugurkan kandungannya.
mampukah Kayra Afanin Azzahra mempertankan bayi dalam kandungannya itu.......
sekuel dari novel aku yang berjudu " dia yang ternoda.....
pingin tahu ceritanya, oabtengin ya.....🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13 Kayra yang rapuh ( revisi)
Bi Rahma menutup pintu kamar Kayra sepeninggal Rayyan dari kamar itu.
Bi Rahma melangkah mendekat ke arah tempat tidur Kayra.
" bu...aku tidak "
" jangan katakan apapun lagi " jawab bi Rahma.
Kemudian wanita baya itu duduk di sisi pembaringan Kayra.
" kemarilah, kau harus makan..." kata bi Rahma kemudian sambil sedik8t menarik tubuh Kayra agar lebih mendekat kepadanya.
Kayra pun menurut,
Ia sedikit beringsut dan mendekat kepada sang ibu.
Bi Rahma kemudian mengambil piring yang barusan ia bawa.
Piring berisi nasi dengan sayur asem kangkung, sambal terasi dan ikan nila goreng.
" ini makanan ke sukaanmu, aku baru mamasaknya tadi sore...
Ini masih panas, ayo makan " kata bi Rahma dengan lirih.
Dulu,
Ketika ia dan Kayra masih tinggal bersama di kampung, ketika gadis itu masih kecil hingga beranjak dewasa. setiap Kayra merajuk.
Ia akan selalu memasak seperti itu.
Dan tanpa repot repot membujuknya, karena dirinya yang juga enggan membujuk anak itu.
Kayra akan makan sendiri dan melupakan acara merajuknya.
Kayra menatap piring berisi makanan kesukaannya itu.
" ibu memasaknya untukku ?! " tanya Kayra dengan wajah sedikit sumringah.
" sudah ku bilang, jangan banyak bicara lagi....ayo makan " kata bi Rahma sambil memisahkan duri duri ikan nila itu.
Selanjutnya ia menyuapkan sendok berisi nasi ke mulut Kayra.
Kayra pun menerimanya.
Namun berbeda dengan sebelum sebelumnya yang ia akan selalu riang dan semangat jika makan dengan sayur asam kangkung itu.
Saat ini, wajahnya tetap terlihat sedih.
Air matanya bahkan tak berhenti mengalir.
Berkali kali ia mengusap kasar air matanya yang membasahi pipinya.
Sambil tetap menerima suapan dari sang ibu kemudian mengunyahnya.
Bi Rahma menatap anak tirinya itu tanpa suara.
Sesungguhnya jauh di.dasar hati Kayra, ia sangat merasa sangat bahagia karena sang ibu menyuapinya.
Namun tak dapat ia pungkiri,
kenyataan jika saat ini ia tengah hamil dan sedang mengandung seorang bayi dalam perutnya cukup membuatnya seperti ingin mati saja.
Hingga ia tak bisa lagi menikmati rasa makanan kesukaannya itu.
Suapan terakhir,
Bi Rahma menyuapkan suapan terakhirnya pada Kayra.
" lagi ?! " tanya bi Rahma bertanya.
Kayra menggeleng.
Bi Rahma beringsut ke arah meja kemudian merapikan bekas makan Kayra.
" beristirahatlah....kau sangat membutuhkannya saat ini " kata bi Rahma,
Kayra hanya terdiam.
Kemudian wanita baya itu melangkah ke arah pintu.
" bu.." panggil Kayra.
Bi Rahma berhenti dan menoleh kepadanya.
" terimakasih " kata Kayra lagi.
Bi Rahma tak menjawab,
Ia melanjutkan langkahnya membuka pintu kamar itu dan kemudian keluar dari kamar itu.
Tak lupa ia menutup kembali kamar itu.
Sepeninggal bi Rahma dari kamar itu,
Kayra kembali termenung meratapi nasibnya.
Apa yang garus ia lakukan kini ?!
Ia tak bisa keluar dari rumah ini karena bu Novi mengancamnya.
Lalu,
Apa juga yang harus ia lakukan pada bayi dalam kandungannya itu.
Dan lagi....
Apa yang akan mereka lakukan pada bayi dalam kandungannya itu.
Kayra semakin kacau memikirkan hal itu.
Ketika Kayra tengah berada dalam kesedihan dan kebingungannya karena kehamilannya.
Bu Novi juga tengah dalam keadaan kacau dan sedang di tenangkan oleh sang suami.
" sampai mati pun aku tidak akan pernah mau menerima gadis itu sebagai menantuku, apalagi menerima anaknya sebagai cucuku.
Aku tidak mau pa....aku tidak mau, jangan kau paksa aku jika kau tidak ingin melihat aku mati di hadapanmu saat itu juga " teriak bu Novi penuh amarah.
" ma...berpikirlah secara logis, bagaimanapun dan apapun keadaanya.
bayi itu adalah anak Fakry.
Cucu kita ma..." kata pak Rosyid masih berusaha memberikan sang istri pengertian.
Bu Novi menggeleng.
Ia tak bisa membayangkan bagaimana dia akan berbesanan dengan bi Rahma yang nota bene adalah pembantunya meski Kayra bukan anak kandung bi Rahma.
Bermenantikan Kayra yang mempunyai latar belakang anak seorang pelakor semakin membuat hatinya bergidik ngeri.
" apapun alasannya aku tidak akan pernah mau menerimanya " kata bu Novi kemudian.
" putraku terlalu berharga jika harus menikahi wanita jalang anak dari seorang pelakor itu " tambah bu Novi lagi
Pak Rosyid menggeleng melihat sikap keras dan penolakan sang istri.
" nasi sudah menjadi bubur ma...Fakry harus mempertanggung jawabkan perbutannya kepada anak bi Rahma itu...." jawab pak Rosyid.
" sekali mama bilang tidak, tidak pa....mama tidak ikhlas Fakry menikahi gadis itu.
kita bisa bertanggung jawab dengan cara yang lain.
Mama tidak mengandungnya selama sembilan bulan dan bertar7h nyawa melahirkannya hanya untuk Fakry menikahi wanita tak sepadan seperti itu.
Tidak pa...tidak.
Mama tidak ikhlas.....!! " jawab bu Novi.
Pak Rosyid mengusap wajahnya frustasi.
" apa rencana mama sebenarnya, jika mama tak mau Fakry menikahi Kayra, kenapa mama masih menahan gadis itu di sini ?! " tanya pak Rosyid kemudian.
" cari laki laki yang akan mau menikahinya, kita akan memberikan uang pada laki.laki itu " jawab bu Novi.
Pak Rosyid mendelik mendengar jawaban sang istri.
" bayi yang di kandung gadis itu cucu kita ma, jika kau lupa..." kata pak Rosyid lagi.
" aku tidak peduli pa...." jawab bu Novi dengan sarkas.
pak Rosyid duduk di sofa.
Kepalanya tertekuk menatap lantai.
" lembut lah sedikit kepadanya ma " kata pak Rosyid lagi.
Bu Novi hnnya diam.
" apakah menurut mama adil menikahkan gadis itu dengan orang lain ?! " tanya pak Rosyid.
" yang penting kita sudah bertanggung jawab kepadanya pa....bagaimana selanjutnya kehidupannya, itu bukan lagi urusan kita " jawab bu Novi.
" itu tidak adil ma....jika Fakry tidak mau menikahi gadis itu,
Maka biarkan aku yang akan menikahinya " sebuah suara terdengar dari balik pintu yang memang sejak tadi tidak tertutup sempurna.
Bu Novi dan pak Rosyid menatap ke arah sumber suara.
Rayyan telah berdiri tegak di ambang pintu.
" apa yang kau katakan ?! " tanya bu Novi.
" biarkan aku menggantikan Fakry menikahi Kayra..." jawab Rayyan.
awalkan jauhhhh lebih3..
sayangggggggg..
❤❤❤❤❤❤❤❤