NovelToon NovelToon
Our Love Journey

Our Love Journey

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:619
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Membahagiakan memiliki sahabat yang baik dan seorang crush yang sangat perhatian. Tapi dibalik itu semua, perjalanan cinta tak selalu bahagia. Masa lalu yang belum usai menjadi ujian disaat mereka memutuskan ke jenjang yang serius.
Masa lalu yang hadir diantara mereka, juga cobaan yang silih berganti. Akankah mereka bisa mengatasi dan melaluinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

Jantung Verlie berdegub kencang, kenangan demi kenangan bersama Giandra, sang mantan. Seketika mata Verlie berkaca-kaca dan segera mengalihkan pandangan. Berusaha keras agar air matanya tidsk jatuh di hadapan Naja.

Sedangkan Naja meremas kuat tisu di tangannya. Kesal tentu saja. Bahkan tanpa diberitahu pun Naja bisa menebak siapa yang ada di pikiran Verlie saat ini.

"Sial!" ucap Naja membanting tisu dari genggamannya dan ia segera keluar mencari udara.

Verlie mengusap air matanya. Seharusnya ia tak membiarkan dirinya berlarut dengan kenangan bersama Giandra. Ia tahu pasti Naja kesal melihatnya yang masih mengingat sang mantan.

Verlie menyusul Naja keluar, meninggalkan makanan mereka yang masih setengah.

"Naja..." panggil Verlie pelan. Naja bersandar pada pagar yang menghadap ke jalan, menatap rumah di hadapannya.

"Hmm..." jawabnya singkat.

"Maaf..." ucap Verlie pelan.

"Untuk apa? tidak usah meminta maaf,"

"Tapi..."

"Tidak masalah, aku hanya mencari angin sebentar," ucap Naja. Verlie berjalan mendekat dan berdiri di samping Naja. Ikut-ikutan menatap penuhnya permukiman di depannya, tidak menarik malah membuatnya merasa semakin ruwet.

"Kamu kesal?" tanya Verlie. Naja hanya diam.

"Maafkan aku yang masih mengingat dia. Bagaimana bisa aku bisa semudah itu melupakan dia. Aku hanya tiba-tiba teringat dan aku juga tidak lupa tentang pengkhianatan dia," ucap Verlie yang merasa lucu menjelaskan sesuatu seperti layaknya kekasih. Padahal mereka hanya sebatas teman.

"Aku mengerti, masuk dan makanlah!" ucap Naja. Verlie menggeleng.

"Makananmu juga belum habis. Kalau tidak dihabiskan aku juga tidak," ucap Verlie. Naja mengangguk. Tanpa berkata apa-apa ia berjalan masuk kembali sambil sepintas mengusap puncak kepala Verlie.

Kini keduanya makan dalam diam. Naja merasa konyol saat marah pada Verlie hanya karena Verlie mengingat mantannya. Berkali-kali Naja meyakinkan dirinya bahwa ia marah karena Verlie mengingat sang mantan yang berengsek. Bukan karena ia tak pernah ada kenangan manis bersama Verlie.

Dalam hati Naja memutuskan untuk mengajak Verlie liburan setelah kegiatannya selesai atau mungkin setelah ia lulus dari bangku perkuliahan. Yang terasa lama bagi Naja.

"Ja... Naja! Ponsel kamu!" ucap Verlie. Naja melirik ponselnya dan melihat lagi-lagi Lea meneleponnya.

Verlie beranjak dan membereskan sisa bungkus makanannya. Beralasan membuang bungkusan ia menghindari percakapan Naja dan Lea. Ia tahu Lea pasti akan mencari berbagai cara agar Naja segera pergi dari kosan Verlie.

Benar saja, tak lama kemudian Naja terburu-buru membereskan sisa makanannya lalu berpamitan.

"Lea jatuh!" hanya jawaban pendek yang diterima Verlie saat menanyai Naja yang buru-buru keluar kosannya.

"Hati-hati di jalan!" pesan Verlie, Naja hanya melambai tanda mendengar. Nafas Verlie terasa berat, tapi mau bagaimana lagi.

Kini kamarnya terasa sepi, meski Naja terlihat menjengkelkan namun kepergiannya meninggalkan sepi. Hanya aroma parfumnya masih tertinggal di ranjangnya.

* * *

"Naja...!" panggil Lea saat Naja masuk ke kamar. Lea berbaring di sana dengan kaki yang ditutupi perban. Ada Kefin dan Jimy juga menemani Lea.

"Kamu kenapa?" tanya Naja duduk di pinggr ranjang.

"Aku terpeleset, tapi sekarang sudah lebih baik. Cuma sedikit berdenyut," ucap Lea sambil meringis.

"Terpeleset dimana?" tanya Naja.

"Di kamar, tadi aku membereskan kamar bawah aku terpeleset. Lantainya licin sekali, seperti tidak dibersihkan," ucap Lea kesal.

"Begitu ya... kamu istirahat saja, tidak usah mengerjakan pekerjaan yang ada di rumah. Biar nanti aku cari orang yang bisa bersih-bersih," ucap Naja. Lea tersenyum sambil mengangguk. Naja mengusap kepala Lea dan pamit untuk mandi.

Kefin dan Jimy ikut keluar kamar. Sementara Naja mandi, keduanya malah pergi ke kamar yang pernah di tempati Verlie jika di sana. Mereka tidak percaya jika Lea membersihkan kamar itu.

Jimy membuka pintu kamar dan melihat ke sekeliling. Kamar itu masih rapi dan harum. Kefin sangat tahu tidak ada barang yang berpindah tempat sejak Verlie pergi.

"Lantai kamar masih terlapis karpet," ucap Jimy sambil tersenyum.

"Hmmm... Tidak ada tanda-tanda di bersihkan. Dan selama Verlie di sini kamar ini selalu rapi. Tidak hanya kamar bahkan semua ruangan," ucap Kefin sambil duduk di kursi putar.

"Sudahlah, ayo kita bermain di atas!" ajak Jimy. Kefin mengangguk, ia menutup kembali pintu kamar tersebut.

"Apa menurutmu Lea tidak menyukai Verlie?" tanya Jimy.

"Mungkin saja," jawab Kefin singkat.

"Apa sebabnya Verlie kembali ke kos nya?" tanya Jimy.

"Aku tidak tahu Jim, aku tidak bertanya banyak," jawab Kefin. Jimy berbaring di kasur sementara itu Kefin menghidupkan Plays station. Ya, mereka berdua sangat menyukai permainan tersebut. Mereka bisa menghabiskan seharian penuh hanya dengan bermain plays station.

"Naja menelan semua perkataan Lea mentah-mentah, apa menurutmu dia menyukai Lea?" tanya Jimy.

"Bisa jadi, aku heran dengan Naja. Bukankah dia yang mengatakan pada kita tidak mau lagi dibohongi Lea. Dia pernah sangat kecewa," ucap Kefin.

"Dan sekarang, hanya mendengar Lea terjatuh dia langsung datang hehehehe ternyata dia tidak bisa melupakan gadis itu," ucap Jimy.

"Naja plin-plan menurutku," kata Kefin, Jimy mengangguk menyetujuinya. Lalu keduanya asik bermain bahkan keduanya juga belum mandi sore.

Sementara itu, setelah mandi Naja kembali ke kamar Lea. Ia tahu Lea pasti tidak bisa berjalan dengan kaki berbalut perban.

"Kamu lapar?" tanya Naja saat duduk di ranjang Lea. Lea mengangguk.

"Mau makan apa? Biar ku pesankan," ucap Naja sambil mengeluarkan ponselnya.

"Apa saja, samakan denganmu," ucap Lea tersenyum. Sejenak Naja kembali terpesona dengan senyuman manis Lea. Dengan cepat Naja tersadar dan mengalihkan pandangannya ke ponsel.

"Mau kemana?" rengek Lea saat Naja beranjak dari ranjang yang didudukinya.

"Aku mau ke dapur, haus," ucap Naja. Lea mengangguk pelan. Terasa sulit membuat Naja tetap berada di sisinya sekarang. Lea bertekad tak akan mudah menyerah. Dulu dia mendekati Naja memang penuh perjuangan, apalagi sekarang setelah ia mengecewakan Naja.

Lea juga tidak mau kalau Naja berpaling pada Verlie. Sejauh ini ia bisa memberikan jarak antara Naja dan Verlie. Kejadian saat Naja mendatangi kos gadis itu membuatnya kesal dan akhirnya ia nekad membuat cerita bohong agar Naja pulang.

Lea tidak suka melihat Naja berlama-lama di kos Verlie. Entah apa yang mereka lakukan. Lea tidak sanggup memikirkannya. Itu membuatnya gila dan berbuat nekad. Yang harus dia lakukan adalah berakting sebaik mungkin. Ia akan melakukan semuanya sendiri. Melihat bagaimana ekspresi kefin dan Jimy, ia bisa memastikan kedua orang itu tak memercayainya.

Ia rela bosan berada di kamar hanya untuk menarik perhatian Naja. Kefin dan Jimy menungguinya di kamar sebelum Naja datang membuatnya kesal dengan keduanya. Ia tidak bisa bebas melakukan apapun. Sementara itu tubuhnya terasa pegal, terutama di bagian kaki. Mereka tidak semudah itu dialihkan. Ia akan menyingkirkan kedua orang itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!