Pernikahan Pewaris Tunggal

Hari ini acara ulang tahun hotel Puri ZFN GROUP akan di selenggarakan. Begitu banyak para tamu undangan berdatangan bahkan beberapa pemilik perusahaan ternama di undang ke acara tersebut. Bahkan pemilik perusahaan ZSP group mungkin akan datang...?

"Rina, Ryan kalian juga datang ..?"

"Maksud kakak kami tidak boleh datang ke acara kakakku begitu...?" tanya Merina pada Zafano.

"Bukan begitu, ah sudahlah.. kalian-"

"Zafano!" suara seorang menghentikannya, Zafano pun menatap pada pria lebih tua darinya itu menghampiri nya.

"Kakak aku ke sana sebentar ya.." Zafano pun mengangguk. "Ayo nak." merina pun menarik lengan putranya.

"Tuan vino, kenapa anda yang datang di mana tuan satria....?" tanya Zafano memang beberapa hari ini ketahui jika tuan vino bukanlah pemilik perusahaan ZSP melainkan tuan yang sering di sebut Satria...

"Tuan sedang ada urusan penting diluar kota jadi tidak bisa datang ke acara ini dengan saya sebagai mewakilkannya."

"Ooh baiklah kalau begitu." ujarnya merasa sedih, padahal ia berharap bisa bertemu dengan satria pemilik perusahaan sebenarnya.

..

Dalam perjalanan Anna dan Darren hanya terdiam tidak ada yang bertegur sapa. Anna hanya menyibukkan dengan ponselnya sembari tersenyum senyum mendapatkan pesan dari temannya.

Darren melihat kala itu, segera merampas ponsel milik Anna. "Darren itu ponsel gue!"

"Ngapain sih senyum senyum! jangan - jangan lo selingkuh dibelakang gue!" ujar Darren menerka yang tidak tidak, sesekali memerhatikan ke arah jalanan.

Mereka sekarang dalam perjalanan menuju ke hotel Puri acara yang dilaksanakan oleh papanya.

"gue selingkuh sama lo? gak akan pernah, gue tahu batasannya kali." ujar Anna memutar bola matanya. "Gak kayak lo, dibelakang gue malah selingkuh hati istri mana yang gak sakit ketika suaminya sama perempuan bukan siapa siapa nya."

"siapa bilang, asal lo tahu elena itu lebih berarti buat gue. meski dia kekasih gue, tapi lo gak berarti apa apa di hati gue!" ujar Darren setengah kesal dibuatnya.

Anna hanya bisa menahan nafasnya.

Ketika deringan ponsel Darren berbunyi, lelaki itu mengalihkan atensinya. ia pun mengangkatnya.

"Hallo El."

Anna yang tahu siapa menelpon suaminya hanya menatap ke arah jendela mobil dengan perasaan tak menentu. ia tidak cemburu, dirinya hanya merasakan sakit dengan ucapan Darren tadi.

"Honey tolong aku, perutku sakit sekali..."terdengar ringisan kesakitan di balik ponsel membuat darren seketika panik.

"Tenang sekarang kamu ada di mana?" tanya Darren.

"Aku ada dirumah... cepat Darren ke sini, aku sudah tidak tahan.."

"Baiklah sebentar lagi aku akan segera sampai..."

"Terima kasih Darren."

Darren pun memutuskan sambungannya, ia pun menatap Anna. "gue bakalan anter lo ke hotel Puri,"

"turunin gue di sini aja." ujar Anna tahu sekali jika Darren akan menemui Elena.

"Gak, gue gak mau lo hilang kalau gue turunin nanti gue yang dimarahin."

"ya udah gue bakalan terjun dari sini.."

Darren menatap nya begitu tajam, "Jangan bodoh Anna, lo mau bunuh diri hah?! mending diam di mobil atau gue beneran bakalan buang lo ke laut! ngeselin banget!" Ujar Darren sesekali menancap gas mobilnya dengan kecepatan begitu tinggi agar secepatnya sampai di hotel Puri.

beberapa menit akhirnya tiba...

"Nah itu dia Darren sama mantu saya." ujar Delia menunjuk pada Darren dan Anna yang saling berpegangan tangan.

semuanya pun menoleh pada mereka, Merina melihat itu diam diam mengepalkan tangannya.

"Kenapa dia datang sih?!" gumamnya. Ia pun menatap pada Ryan yang tidak mengekspresikan wajahnya apapun. "Ryan sayang, kamu tahu bukan apa yang harus kamu lakukan untuk ibumu ini...?"

•

•

Jangan lupa like jempolnya dan dukung terus karya aku sekian terima kasih banyak 🌼