NovelToon NovelToon
Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:20.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lestari

Selena Almaheera, mahasiswi lulusan kedokteran dengan prestasinya yang luar biasa. tak sedikit orang memujanya karena kemampuan yang hebat saat beraksi diruang operasi. namun, pada suatu hari takdir buruk menyeret dirinya ke dalam lubang malapetaka.
Diego Ethan Federico, bajingan kelas kakap yang tampan rupawan dan kaya raya. ia meneruskan dunia hitam sang papa juga pewaris utama dari pasangan Matteo Denaro Federico dan Natalia Avila Beltran.
Pertemuan pertama saat dalam keadaan sekarat menjadikan bos mafia itu terobsesi pada dokter cantik yang menanganinya kala itu, hingga satu tahun sudah berlalu keduanya dipertemukan kembali saat dokter cantik itu menangani Sania Ainsley Beltran, yang tak lain adalah adik kandungnya.
Diego sadar obsesinya pada Selena itu bahaya dan ingin menguasai seluruh hidupnya. akan tetapi, ada sang kakak yang justru ikut terlibat dalam perasaan cinta itu.
Lantas siapa diantara dua mafia kakak beradik itu yang berhasil mendapatkan dan meluluhkan hati Selena?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 24 - obsesi yang berbahaya

"BODOH, KENAPA KAU MEMBIARKAN SELENA PERGI TANPA IZIN DARIKU!"

Kemarahan Ethan terlihat jelas dari raut wajah dan suaranya. pria itu segera menyambar kunci mobil dan berlari keluar gedung markas. Gio menyusul dengan langkah terburu-buru dan segera duduk di samping jok kemudi. sang bos tampak marah setelah menerima telepon dari Maxime, yang mengatakan bahwa Selena pergi bersama Darren, sang kakak.

Ethan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, tangannya lihai memutar-mutar stir membelah jalanan kota Berlin, ia memasang earphone di telinga. menghubungi pengawal yang ada di kota untuk menghalangi Darren dan tidak memberinya akses keluar dari perbatasan. mereka semua patuh dan menuruti perintah sang bos.

Pria itu beralih membuka layar dashboard, melacak posisi Selena melalui track maps yang terpasang di dalam kalung mahal nan mewah wanita itu. Ethan sengaja memasang itu untuk berjaga-jaga jika ada sesuatu hal yang tak terduga menimpa, dan sekarang apa yang dia takutkan terjadi.

Membanting stir, suara decitan rem dan ban beradu dengan aspal, Ethan mengambil satu arah jalan menuju ke lokasi, mencari jalan tercepat untuk menjegal mobil Darren supaya tidak membawa Selena. padahal sudah jelas Maxime mengatakan bahwa kondisi Sania memburuk dan membutuhkan pertolongan Selena, tapi Ethan tidak percaya karena tau sang kakak sedang berusaha merebut hati wanitanya. ia berpikir bisa saja Darren menghasut yang tidak-tidak agar Selena pergi darinya.

Rasa cemburu kian membakar dirinya, membayangkan Selena dan Darren berada di satu mobil yang sama membuatnya marah. apalagi jika terjadi sentuhan yang di sengaja ataupun tidak, jelas ia tak akan terima jika orang lain menyentuh wanita miliknya.

"Kurang ajar, dia berani menyentuh milikku!" rutuk Ethan memukul stir.

"Fucking brother!" teriaknya.

"Kita bisa putar arah di depan, tuan. jalur itu bisa langsung ke wilayah anda, kalau tuan Darren berhasil di berhentikan di perbatasan, maka kita bisa langsung bertemu dengannya" ujar Gio menunjuk jalan.

"Siapkan senjata!" kekesalan menguasai diri Ethan. ia kesal karena Selena mau menuruti ajakan Darren dan tidak meminta izin padanya terlebih dahulu. semakin ia berpikir buruk, semakin besar pula rasa cemburunya.

"Tuan, itu dia, mobil tuan Darren" sorak Gio berteriak. dua mobil sport mewah melaju berlawanan arah.

Dari balik kaca mobil, Ethan bisa melihat Selena duduk di samping Darren. tanpa banyak kata, ia membanting stir dan mencegat mobil sang kakak. melepaskan seat belt, Ethan turun tergesa sembari mengacungkan senjata ke pintu kemudi. sorot matanya yang tajam membuat Selena terkejut di dalam mobil.

Darren tersenyum kecil melihat aksi kurang ajar dari sang adik. tak ada pergerakan, Ethan memutari mobil dan berniat membuka pintu di samping Selena, tapi ternyata di kunci. kemarahannya makin meluap, ia berdiri di kap mobil kemudian menarik pelatuk dan siap menembakan peluru. sebelum itu terjadi, Selena lebih dulu keluar dan menghentikan pria itu.

"Apa yang kau lakukan?" ujar Selena merebut pistol.

"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau pergi dengannya tanpa sepengetahuan ku, hah?" amuk pria itu.

"Apa maksudmu? Maxime sudah menghubungimu dan mengatakan kamu memberiku izin, tuan Darren juga mengatakan hal yang sama" sahutnya membela diri.

Ethan mengetatkan rahang, giginya bergerak di dalam rahang sembari menatap dingin Selena. "Apa kau sebodoh ini? aku tidak memberimu izin pergi selain dengan diriku. dimana letak kalimat yang tidak kau pahami, Selena?"

"T-tapi t-tuan Darren...."

"AKU TIDAK SUKA ORANG LAIN MENYENTUHMU, APA KAU TIDAK PAHAM?!"

Selena terdiam, bentakan Ethan memekakkan gendang telinganya. ia mengalihkan pandangannya ke arah Darren dan tak lama pria itupun keluar dari mobil.

"Apa kau tidak punya malu berebut wanita dengan adikmu sendiri? kau jelas tau kalau dia adalah milikku, beraninya datang dan berniat membawanya pergi tanpa sepengetahuanku!" Ethan menarik kerah baju sang kakak, cengkramannya cukup kuat hingga menimbulkan guratan urat di tangan kekarnya.

Darren menyentakkan tangan, adik kecilnya sudah berani melawannya. ia tersenyum miring saat beberapa mobil menepi di pinggirjalan. tak salah, itu adalah anak buah Ethan yang baru saja datang.

"Apa kau mau menyerangku dengan orang-orang mu ini, hm?"

"Dengar, dude.......aku sama sekali tidak mengganggu milikmu, kedatanganku ini murni karena Sania. our little sister butuh pertolongan dokter. aku juga sudah menghubungimu tapi tidak ada jawaban" jelas Darren menghadapi sang adik dengan kepala dingin.

Ethan menatap Darren dengan sorot tajam. "Pergi dari wilayahku dan jangan gunakan Selena untuk alasan Sania!"

"Heii.......kau tidak percaya padaku?" Darren terkekeh tatkala anak buah adiknya menodongkan senjata. "Oh wow....aku seperti musuh yang tertangkap disini, aku ini kakakmu, tidaklah kau lupa?"

"Kau jelas tau bagaimana sikapku, aku tidak pandang bulu melawan seseorang, termasuk keluargaku sendiri jika memang ia di nyatakan bersalah!" tegasnya bringas.

"Jadi aku ini musuh di matamu? kau takut aku merebut wanitamu, hm?"

"Hahaha.......... adikku ternyata memang sudah besar, belasan tahun aku melihatmu protektif terhadap pekerjaan dan sekarang melihatmu protektif terhadap perempuan" sela Darren tidak serius menanggapi gertakan Ethan.

"Sebelum peluru ini menembus tulang keringmu, sebaiknya cepat pergi dari wilayahku!"

"Tidak bisa, aku akan tetap membawa Selena ke kota"

"Tuan Darren, sepertinya aku tidak bisa ikut denganmu. mungkin di lain kesempatan aku bisa datang bersama tuan Ethan" sambar Selena melerai pertikaian, ia berdiri ditengah menatap kedua pria itu bergantian.

"Sania membutuhkanmu, selain kondisinya yang memburuk, dia juga ingin bertemu denganmu, Selena"

"Kau tidak dengar? dia tidak mau ikut denganmu!" sergah Ethan menarik Selena ke belakang tubuhnya.

"Kau tidak usah kuatir, aku akan meminta dokter Edward menangani Sania kembali. sekarang tidak ada alasan lagi untuk kau tetap disini!" ucapnya menekan setiap kalimat.

Darren hanya bisa diam saat melihat Selena di bawa masuk ke dalam mobil, suara bantingan pintu mobil terdengar keras dan tak lama mobil melesat cepat menuju mansion. Gio menurunkan senjata begitupun dengan yang lain, sebelum menyusul Ethan, mereka semua berpamitan terlebih dahulu kepada Darren karena statusnya sama seperti Ethan.

Kecepatan laju mobil membuat Selena ketakutan, ia tak berani membuka mata dan berpegangan erat pada sabuk pengaman. di sampingnya, Ethan tampak fokus kejalanan dengan emosinya yang belum mereda. tak ada yang bersuara, mereka saling diam dengan isi pikirannya masing-masing.

Tiba di mansion, Ethan keluar begitu saja, melangkah masuk tanpa memperdulikan Selena dan membuatnya bertanya-tanya. biasanya Ethan marah selalu lama, jika kesalahannya ada pada diri Selena, maka akan langsung di beri hukuman. ada yang aneh, ia pun buru-buru menyusul masuk dan mendapati pria itu masuk ke ruang perpustakaan.

"Keluar, tidak ada yang menyuruhmu masuk!" sarkas Ethan yang melihat Selena berdiri di ambang pintu.

"Tuan, maafkan aku........aku tidak bermaksud untuk membuatmu marah, sungguh. aku pikir kamu sudah memberiku izin" balasnya berjalan masuk. rak-rak buku yang menjulang tinggi membuatnya terperangah.

"Aku sedang malas berbicara, keluarlah!" Ethan mengambil satu buku lalu membacanya sambil duduk menyilangkan kakinya di atas sofa. ia tak peduli ketika Selena mendekat dan duduk di sampingnya.

"Apa sekarang marah mu berubah menjadi diam seperti ini? yang aku tau, tuan Ethan selalu menghukum seseorang yang berbuat salah padanya"

Pria itu tetap diam, fokus membolak-balikkan lembar buku yang ia baca.

"Aku sudah kembali ke rumah ini, tuan Darren tidak jadi membawaku pergi. seseorang mencegat mobilnya dan membawaku ke tempat semula, tolong jangan marah lagi" imbuhnya berusaha menarik perhatian.

"Hentikan tanganmu, kau menggangu waktu istirahatku!" sentaknya kasar hingga membuat tangan Selena menghantam sudut rak dan membuatnya mengaduh kesakitan.

"Kamu mengacuhkanku, lebih baik berikan aku hukuman supaya kemarahanmu ada hasilnya"

Menutup buku dengan kasar, lalu Ethan membanting bukunya ke atas meja. "Untuk apa? kau selalu saja sukarela menerima pria lain. sekarang keluar aku tidak mau melihat wajahmu di hadapanku!" tekannya.

"Tidak peduli dia bagian dari keluargaku, aku tidak suka kau terus bersikap baik padanya!"

"But, he is your brother..........jadi, apa yang salah? kamu selalu cemburu tidak jelas padahal aku dan dia tidak ada hubungan apa-apa"

Ethan tersenyum kecut, tapi matanya menyala marah. "Jangan membodohiku, Selena. aku tau kau suka dan tidak sukanya pada seseorang. tertawa, tersenyum manis dan bahkan bersikap baik padanya. aku tidak buta untuk melihat caramu memperlakukan kakakku!"

"Jangan bicara lagi. aku muak dengan wajahmu yang pura-pura polos untuk mengelabui banyak pria!"

Pukulan keras membuat sebagian buku berjatuhan. Selena berdiri lalu bergerak mundur, melihat tatapan Ethan tak seperti biasanya, ada api yang berkobar nyala serta iblis yang seperti merasuki jiwanya. ia melirik ke arah pintu dan berniat keluar, ia melangkah pelan, namun tiba-tiba pria itu mencengkramnya erat.

Ethan mencengkram pipi Selena, netra pekatnya menyorot tajam seolah meminta pertanggungjawaban. Selena tidak bisa berkelit, terkunci karena satu tangan Ethan memegangi pinggangnya. rasa sakit terasa saat pria itu mencengkram pipinya semakin erat.

"Telan!" tekan pria itu membuka mulut Selena dan memasukkan dua butir pil berwarna putih.

Selena menggeleng, menolak obat yang tidak ia ketahui. "Aku tidak mau, dan untuk apa kamu memaksaku meminum obat itu?"

"Aku tidak cukup sabar, cepat telan atau aku akan melakukannya lebih kasar dari ini!"

"Tidak, itu pasti jenis obat berbahaya. kamu berniat membunuhku menggunakan obat itu, hah?" sentaknya sedikit memberontak.

"Aku bisa membunuhmu dengan tangan kosong, tidak perlu menggunakan trik seperti ini. kelak jika aku mau, kau akan terbunuh!"

Perkataan Ethan berhasil membuatnya diam membisu, dadanya sesak mendengar pengakuan pria itu bahwa kelak akan membunuhnya. artinya, suatu hari nanti ia akan tetap binasa ditangan pria iblis berdarah dingin itu.

Ada kesempatan, dalam satu tarikan kasar, Ethan berhasil memasukkan dua butir pil itu ke dalam mulut Selena. seketika Selena tercekat merasakan obat itu turun melalui kerongkongannya, mendadak jantungnya seperti berhenti beberapa detik, lalu setelahnya ia tak bisa melihat secara jelas, semua benda-benda di sana tampak buram dan melayang. badannya lemas dan seketika ia ambruk di atas lantai marmer yang dingin.

"A-aku tau obat ini, kenapa kamu melakukan ini padaku, Ethan?" ucapnya terbata dan tatapannya sayu menatap tubuh Ethan yang menjulang tinggi. pria itu menunduk dan membalas tatapan Selena.

"Untuk menghukummu!"

"Kamu berniat menghentikan jantungku?" Selena tersenyum miris. "Aku sering melakukannya, tapi hal ini tidak akan membuatku mati begitu saja!"

Ethan mengernyit lalu berjongkok. "Apa maksudmu, Selena?"

"Kenapa? kamu terkejut? asal kamu tau, dokter sepertiku tidak akan mati dengan obat-obatan. aku kebal karena mengonsumsinya sudah cukup lama"

Selena semakin lemas, pandangannya pun kian memburam. ia juga mulai terbatuk-batuk. "Tapi, kamu memberiku dengan dosis yang sangat tinggi, ahkkk......uhukk........uhukkk"

"Kau tidak akan mati, sesuai dengan prediksimu!" ujar Ethan tidak lekas membantu.

"Kau tidak akan mati, nikmati hukumannya sampai kau jera dan tidak akan bermain api dibelakangku lagi, Selena!"

"S-sakit, s-sesak......a-ahkk dadaku sesak"

Cukup lama Ethan memperhatikan Selena yang kesakitan, wanita itu sudah terbatuk-batuk dan memohon pertolongan namun pria itu tetap diam tanpa pergerakan. hukuman paling menyakitkan karena harus bertaruh nyawa. Selena berusaha tetap terjaga agar tidak menutup matanya.

"Tuan, anda tidak-"

"Aku memberinya obat itu" potongnya cepat ketika Maxime hendak bertanya. pria itu datang setelah mendapat pesan dari sang bos.

"Apa yang terjadi selanjutnya, tuan? efek sampingnya cukup berbahaya jika dia tidak bangun selama dua hari" ujar Maxime menelan saliva. hatinya terenyuh ketika melihat Selena sudah tidak sadarkan diri.

"Kau tidak perlu tau, siapkan saja kamar di lantai tiga. ini adalah bentuk hukuman yang tidak akan pernah dia lupakan!"

"Siapkan saja rantai, makanan, dan beberapa orang untuk berjaga di sekitar kamar!"

"Anda akan merantainya di saat kondisinya seperti ini?"

Maxime memilih tidak melanjutkan ucapannya, iapun segera melangkah keluar untuk menjalankan perintah. bos nya kelewat gila, memberikan hukuman menyakitkan untuk seukuran wanita lemah seperti Selena. di luar ruangan, Maxime tidak berhenti cemas. pikirannya kemana-mana karena Ethan meminta rantai, untuk apa? pikirnya.

"Kecantikan wajahmu hanya milikku, aku tidak suka berbagi hasil apalagi soal wanita!"

"Aku akan menjadikanmu milikku seutuhnya, camkan itu Selena!"

1
Neneng Dwi Nurhayati
bodoh Sania, keluarga mafia mau dihasut
Sri Ayu
lanjutt.... mana smabungngannnyaa
lestari: tunggu ya...
total 1 replies
Areum
Bilang nya Ethan g main perempuan cerita sebelumnya main sama ular d kolam renang juga sofa 🤔
Yulleanz Yuniie
mana kelanjutan nya
Yulleanz Yuniie
ayo lanjutkan
whiteblack✴️
loh gimana ceritanya tuw??
ternyata mereka punya masa lalu gelap 😨
Neneng Dwi Nurhayati
biar rasa
Neneng Dwi Nurhayati
keren kakek matheo
whiteblack✴️
Gila 😤😒😣
lebih Rumit berurusan dg Mafia Selene ...bisa merasakan skenario Mafia seperti itu😤😔😑
whiteblack✴️
tunggu dulu darren tau masalah itu? kok banyak Rahasia 😤
whiteblack✴️
😨 serius ini lah kok bisa????😤 tapi darren cocok sebagai kakak kandung 😤😔
whiteblack✴️
Merasa Kehilangan eh ethan setan , maaf ya aku pilih darren dari pada loe setan😏
Neneng Dwi Nurhayati
asti Ethan
gak bisa kak buat Selena pergi dulu dari Ethan biar dia sadar semua kelakuannya
kasian disiksa terus Selena
Neneng Dwi Nurhayati
buat Selena pergi sama kakak Ethan Thor, biar Ethan berfikir
Neneng Dwi Nurhayati
tinggalin Ethan ser, kalau pilih Ethan ada cewek ular,adiknya, orang tua nya yg bakal nyiksa & nghina.
semoga kak author bikin cerita Selena pergi dari Berlin dan ikut daren ke L.A
whiteblack✴️
😤 JANGAN BODOH SELENE😤😒
whiteblack✴️
aku setujuh darren lebih baik selene LEPAS dari JERATAN ethan Setan tuw😤 selene terimalah demi baby🥺
whiteblack✴️
aku setujuh perkataanmu selene, memang cocok ethan setan hatinya mati😎
whiteblack✴️
😤.... 😒......😡😡😡😡😡.... situasinya masih berkabut, chap ini bikin Selena menderita lebih baik menjauhsejauh mungkin biar ethan menyesal seumur hidupnya😡🤬🤬🤬🤬
Neneng Dwi Nurhayati
bagus Selena, gugurin aja,biar tau Ethan, gmna rasanya, jadi elena, pergi jauh dari orang2 toxic
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!