Bukan Pelakor

JLEB!

AAAGGHHH!

"Keenan, Keenan!"

Keenan tertusuk pisau di bagian kiri perutnya. Keenan terduduk lemas memegangi perutnya. Kepalanya terbentur sesuatu. Keenan terkapar di lantai. Darah membanjiri lantai, Keenan semakin banyak kehilangan darah dan pandangannya menghitam.

Shinta berteriak histeris. Para perawat berdatangan menolong Keenan yang banyak mengeluarkan darah di bagian kepala dan perutnya. Keenan dibawa ke ruangan UGD. Keenan harus segera dioperasi.

Shinta panik, ketakutan. Shinta mengambil ponsel Keenan yang terjatuh di lantai dan menghubungi Roy. Shinta bilang Keenan ingin bunuh diri. Roy setelah mendapatkan telepon dari Shinta segera menuju rumah sakit.

Keenan dimasukkan ke dalam ruangan operasi. Roy melaporkan kejadian hari ini kepada Tuan Areesh. Roy mendapatkan informasi dari Shinta bahwa Keenan terluka karena ingin bunuh diri.

"Awasi wanita itu! Keenan tidak mungkin melakukan itu," perintah Tuan Areesh.

Roy mencari tahu apa yang dilakukan Shinta di dalam ruang perawatannya. Roy mengintip dari balik pintu ruangan Shinta menangis sesenggukan di hadapan seorang wanita. Shinta terlihat ketakutan, rasa bersalah karena dia Keenan terluka.

Wanita itu terus meyakinkan Shinta bahwa itu semua bukan kesalahannya. Itu semua hanya kecelakaan. Dan wanita itu menyuruh Shinta untuk memberikan keterangan seperti sebelumnya bahwa Keenan berusaha ingin bunuh diri karena Shinta menolak cinta Keenan.

Roy sembunyi-sembunyi mengambil foto wanita yang bersama Shinta. Roy penasaran siapa wanita itu dan mengapa Shinta terlihat begitu menurutinya. Roy perlahan meninggalkan ruangan Shinta dan menunggu Keenan di depan ruangan operasi.

🌑 Sementara itu di Kota A

Chika dan Aaron semakin mesra. Aaron di hadapan papa Faiz, mama Malika, mama Clarissa, om Rizky dan tante Rima mengutarakan keseriusan hubungannya dengan Chika. Aaron meminta restu mereka semua. Dan Aaron menunjukkan tes DNA yang menunjukkan memang di antara Aaron dan Chika tidak ada ikatan saudara.

"Jadi hasil tes kemarin? Papa tidak mengerti?" tanya Papa Faiz.

"Itu semua pemeriksaan yang dilakukan Keenan. Semua bohong. Dia hanya ingin memisahkan kami," jawab Aaron.

"Maksudnya? Kalian sudah lama saling menyukai?" kali ini mama Malika yang bertanya.

"Iya Ma. Sejak pertama kali bertemu, Aaron sudah menyukai Chika." Jawab Aaron.

"Mama jamin kalian bukan saudara. Mama merestui kalian," kata mama Clarissa.

Chika membaca kebingungan di mata mama Clarissa. Chika menjelaskan kepada mamanya sebelumnya Chika menjalin hubungan dengan pria yang bernama Keenan. Keenan adalah orang yang salah paham dan hampir menghilangkan nyawanya. Tapi semua itu murni karena salah paham. Karena sekarang Keenan lebih memilih tunangannya, Chika mengakhiri hubungan mereka.

Aaron juga menceritakan pertemuan dirinya dengan Vara. Vara terlihat begitu membenci Calista yang sudah merebut kasih sayang papanya. Terlebih lagi Vara juga membenci mama Clarissa yang disebut Vara sebagai perusak rumah tangga orang tuanya. Vara mendapatkan informasi itu dari mama kandungnya.

Mama Clarissa sedih karena Vara mempercayai semua omongan dari Devita. Suami mama Clarissa yang kebetulan saat itu ada, juga menyayangkan hal tersebut. Akhirnya mama Clarissa dan suaminya pulang ke rumah untuk meluruskan masalah keluarga mereka.

Vara kebingungan melihat di ruang tamu banyak orang-orang yang tidak dia kenal. Vara kaget melihat Aaron di antara mereka. Dan Vara juga kaget melihat Calista yang kembali pulang ke rumah.

"Loe pelakor! Ngapain loe di sini!" Vara menunjuk wajah Chika.

"Vara, gak boleh gitu. Gak sopan!" Papa Vara melotot.

"Hmmm,Vara sayang, ini bukan Calista tapi ini Chika kembarannya. Mama ingin meluruskan sesuatu biar Vara gak salah paham." Mama Clarissa menarik Vara untuk duduk di sampingnya.

Mama Clarissa menceritakan semuanya mengapa sampai ke Kota A dan bertemu dengan papanya Vara. Papa Vara juga menceritakan semua rahasia rumah tangganya yang selama ini belum pernah dia ceritakan kepada seorangpun termasuk pada mama Clarissa.

Devita mantan istrinya adalah seorang model terkenal dulu di zamannya. Devita hamil di luar nikah. Karena malu Devita ingin menggugurkan janin yang ada di dalam kandungannya. Sebagai seorang sahabat, Dafi bersedia menikahi Devita dan menjadi ayah sambung bagi Vara.

Setelah Vara lahir, Devita meninggalkannya dan meminta cerai kepada Dafi. Devita pergi entah kemana. Dafi meminta pengasuh untuk merawat Vara. Dan beruntung Dafi bertemu dengan Clarissa yang tempatnya bekerja berdekatan dengan kantornya. Mereka kenalan dan memutuskan untuk menikah. Clarissa membesarkan Vara seperti anak kandungnya sendiri.

Vara menangis, menyesal karena salah paham. Vara meminta maaf kepada mama Clarissa dan kepada papanya. Tak lupa Vara juga meminta maaf kepada Chika. Vara beberapa bulan yang lalu bertemu dengan Devita di depan kampusnya. Devita mengatakan dia adalah ibu kandungnya dan pertemuan mereka terus berlanjut.

Devita selalu membelikan barang-barang mahal untuknya. Vara memberanikan diri bertanya mengapa mama dan papanya pisah. Dari situlah Vara mendapatkan informasi bahwa Devita dan Dafi berpisah karena seorang pelakor. Clarissa merebut suaminya termasuk Vara. Devita selalu saja menaburkan benih kebencian kepada Clarissa dan Vara akhirnya terpengaruh.

Devita juga mencari informasi tempat asal Clarissa dan semua hal yang berhubungan tentang Clarissa.

"Mama Devita pernah meminta Vara untuk mencari alamat rumah Mama Clarissa di Kota E. Dan kebetulan Vara menemukan alamat Mama Clarissa di kartu identitasnya terdahulu," ujar Cara.

"Apa?" Aaron dan Chika berbarengan.

"Kenapa Nak?" Mama Clarissa mengernyitkan keningnya.

"Rumah Mama yang dulu masih ditempati Chika dan Mama Soraya di Kota E. Beberapa orang preman mencari Calista di sana. Dan mereka mengira Chika adalah Calista. Rumah Chika di obrak abrik mereka sampai rusak," jawab Aaron.

"Benarkah? Terus Chika kalian tinggal dimana?"

"Di rumah Kak Aaron Ma," jawab Chika.

"Maaf, maafin Vara Ka Chika," Vara menyesal.

"Dan ... salah satu dari preman itu mengatakan. Seorang gadis muda memerintahkan mereka untuk mencari Calista ke tempat itu." Aaron penuh selidik ke arah Vara.

"Sumpah bukan aku Ka. Aku cuman ngasih alamat Mama Clarissa kepada Mama Devita. Hanya itu, sueerrr." Vara membentuk angka dua di jarinya.

"Apa Devita ada maksud tertentu kepada Mama?" tanya Dafi kepada Vara.

"Maafin Vara Pa, Ma. Vara pernah ngomong ke Mama Devita, Vara cemburu liat Kak Calista yang selalu mendapatkan perhatian lebih dari Mama dan Papa. Karena Kak Calista lebih berprestasi dari Vara. Dan Mama Devita marah mendengarnya."

"Semua kecurigaan ku tertuju kepada Devita. Jangan-jangan yang menyebarkan rumor Calista seorang pelakor adalah dia," kata Dafi.

"Maaf sebelumnya, kita belum ada bukti. Menurut penyelidikan kami, yang mengaku korban-korban Calista Amani tidak mengingat wajahnya. Hanya ada nama Calista Amani di kepala mereka," kata Papa Faiz.

"Apa sebelumnya Devita berteman dengan ilmu hitam?" tanya Om Rizky kepada Papa Dafi.

"Saya kurang tau. Tapi setiap malam jum'at, saya sering melihat Devita mandi air kembang," jawab Papa Dafi.

Tiba-tiba Aaron mendapatkan telepon dari seseorang.

"Apa? Calista diculik?"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...