Namaku. Alesha nabila sakhir, aku tinggal bersama ibu tunggal ayah telah pergi meninggal sewaktu usiaku beranjak ke sepuluh tahun. Waktu seakan terhenti, rasa nya semua itu bagaikan mimpi terburuk ku kehilangan sosok ayah terhebat dalam hidup sangat memukul hatiku.
Aku disaat itu masih berusia sepuluh tahun, harus berdiri dengan kuat bersama sang ibu yang tak henti-hentinya ia menangis.Aku mengerti dengan keadaan ibuku, laki-laki yang sangat ia cintai terlebih dahulu meninggalkannya dengan putri kecil mereka.Ibu terus memeluk tubuh ku yang mungil, aku tak mampu berkata-kata untuk menenangkan ibu karna aku juga sama terpukulnya.
Perlahan ibu melepaskan pelukan nya terhadap tubuh mungil ku dan ia juga sudah tak lagi menangis seperti tadi.Menatap diri ku dan tersenyum dengan luka.
"Sayang kamu lapar tidak?"Ujar sang ibu bertanya pada ku, aku menjawab dengan anggukan kepala pertanda ia, memang disaat itu perut ku telah sakit menahan lapar. Tapi aku tak tega mengatakan nya pada ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TauFik Akbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24. Nomor Telpon
Haii girls👋
Sebelum baca follow dulu ya akun Author🤓
Mohon maaf apabila ada kesamaan cerita, tempat, tokoh dengan cerita lain ya🙏
...Gimana nih part kali ini menurut kalian??...
...Seru atau biasa aja ya??...
...Vote dan Comment terus buat Author ya🔥...
...Hargai karya orang lain itu penting pren!!!...
...Rame–in setiap cerita aku ya guys🤟...
...Thankyouuuuuuu!!!!...
...Selamat datang dalam ceritaku girls🦋...
.....................
Alesha ingin beranjak pergi dari Mall itu sudah tidak ada lagi urusan gadis tersebut untuk berlama–lama di tempat ini.
Ia juga sudah berjanji pada bik–minah akan pulang cepat, lagian anak kecil yang ia tolong sudah bertemu dengan kakak–nya. Dan yang paling bikin kaget alesha ternyata mora adalah anak tante linzy sahabat mama–nya.
Apakah ini bisa di–bilang takdir tuhan? Dia menolong seorang anak kecil dan ternyata bocah itu adalah anak sahabat mama–nya. Alesha tidak ingin berpikir macam–macam waktu ia menolong mora, wajah anak kecil itu sangat–lah familiar bagi–nya. Namun alesha tidak dapat menebak wajah mora mirip siapa.
Disaat ia melihat kevin di–situ lah alesha baru menyadari, wajah mora terlihat sama persis seperti kevin. Namun beda–nya mora gadis kecil yang sangat manis dan cantik, tidak seperti kevin yang selalu berwajah datar seperti tembok bangunan.
Ketika ingin melangkah pergi kaki alesha di peluk oleh seorang anak kecil. Yang dimana membuat gadis tersebut menatap kebawah, ternyata mora memeluk sebelah kaki alesha. Ntah sejak kapan mora turun dari gendongan kevin, yang pasti sekarang ini mora tengah memasang wajah yang sangat imut. Tidak akan ada yang bisa menolak keimutan seorang anak kecil yang sangat menggemaskan tersebut.
..."Kakak–cantik. Mau kemana....? Ujar mora yang menatap alesha dari bawah....
..."Kakak! Ingin pulang—sayang." ucap alesha dengan halus ia berusaha mensejajarkan tubuh–nya dengan tinggi anak kecil itu, bisa di bilang alesha tengah berjongkok menghadap mora....
..."Kakak–cantik. Pulang baleng—mola saja, abang cavin juga gak akan malah kok." ujar gadis itu menatap abang–nya kevin....
Kevin yang di tatap hanya memasang wajah datar seperti biasa, namun beda sama hati–nya. Kevin beruntung memiliki adik seperti mora sangat pintar, tanpa diminta atau dikasih kode mora ternyata membantu kevin agar berdekatan dengan alesha.
..."Kakak gak bisa–pulang bareng! Mora." ujar alesha dengan lembut ia tidak ingin melukai hati anak kecil imut itu....
..."Khissss! Kakak—cantik. Gak suka cama mola ya." tiba–tiba mora menangis tersedu–sedu, yang dimana membuat alesha kebingung harus apa....
..."Bu—bukan gitu! Sayang. Kak alesha ada urusan sedikit....." ujar alesha berusaha menenangkan mora namun anak kecil itu tidak berhenti juga menangis....
..."Cup–cup. Mora anak yang cantik, kak–alesha suka kok sama mora." ujar alesha terus berusaha keras membujuk anak kecil itu....
Alesha meminta tolong pada kevin lewat lirikan mata–nya. Kevin paham dengan apa yang alesha maksud namun pria itu sengaja tidak ingin ikut campur dan membiarkan adik–nya mendesak alesha untuk pulang bareng mereka. Dengan ada–nya mora alesha tidak akan tega menolak atau berkata kasar pada anak kecil tersebut.
..."Khisss! Kakak–cantik......ikut pulang cama mola aja ya." ujar mora dengan isak tangis–nya....
..."Gimana yah. Tapi kak–alesha ada urusan sayang." alesha tetap merayu anak kecil itu....
Suara kevin menghentikan tangis mora adik kecil–nya menatap sang kakak yang ntah sejak kapan sudah berada di dekat mereka. Membuat alesha semakin berdebar saja, hingga kedua mata alesha tidak sengaja menatap mata kevin tang juga menatap–nya dengan aneh.
Alesha dengan cepat memutuskan kontak mata mereka, memalingkan muka kearah mana saja asal tidak melihat mata pria itu. Ada rasa yang berbeda ketika berada di dekat kevin, rasa ini sama seperti saat alesha berdekatan dengan mahesa. Bagaimana ini mungkin?
..."PONSEL." ucap kevin dengan singkat dan padat....
..."Haa? Itu elo–ngomong. Atau kumur—kumur sih? Nggak jelas banget sih lo." alesha seketika menunjukkan kembali sikap bar–bar nya itu....
Mora gadis itu tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh alesha, karna anak kecil tersebut berada di belakang kevin.
..."PONSEL LO MANA?" tanya kevin....
..."Untuk apa lo—ponsel gue? Jangan bilang—elo mau—" ucapan alesha dipotong dengan tegas oleh pria bermata tajam itu....
..."PIKIRAN LO KOTOR. GUE MAU MINJEM PONSEL ELO, BUAT NELPON IBU TUH BOCAH." ujar kevin dengan sewot, alesha yang mendengar pria itu berkata dengan sewot dan dia bilang ibu tuh bocah? Maksud–nya ibu mora? Padahal kan itu ibu si kevin juga gak sih....
..."Woy! Durhaka lo iye. Sama nyokap lo! Padahal–kan kan itu juga ibu elo—bambang." ucap alesha dengan wajah dibuat–buat tengil....
..."BURUAN." ucap kevin kembali....
..."Iye! Udah minjem–ngegas lagi lo yah!" alesha memberikan ponselnya pada kevin....
Ini cuman alesan kevin saja minjam ponsel tuh alesha, padahal pria tersebut memasukan nomor telpon–nya kedalam daftar kontak san memberikan pesan chat singat untuk nomor–nya sendiri. Semua yang kevin lakukan agar bisa mendapatkan gadis itu semakin dekat, ia sebenar–nya bisa saja memaksa alesha untuk bersama–nya tapi kevin lebih memilih untuk berjuang dan memulai dengan cara yang baik.
Setelah selesai kevin memberikan ponsel gadis tersebut, yang tengah asik memakan coklat dengan adik–nya mora. Anak kecil itu sudah tidak menangis sejak kevin berbicara pada alesha, adik dan abang sama–sama aneh ya.
..."Loh! Kok—cepat banget sih?" ujar alesha dengan heran, serasa ia tidak mendengar pria itu tengah berbicara dalam telpon....
..."Hmmm..."...
..."AYO PULANG. OMA SAMA KAKEK UDAH NUNGGU DIRUMAH." ujar kevin pada mora seketika gadis itu melupakan tawaran–nya pada alesha tadi....
Mora dengan semangat meminta di gendong oleh kevin, dan anak kecil itu juga tidak lupa memberikan ucapan terima–kasih pada alesha yang telah menolong–nya bertemu dengan kevin.