NovelToon NovelToon
Fanatic Obsession

Fanatic Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Wanita Karir / Karir / Dendam Kesumat / Menyembunyikan Identitas / Office Romance
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: Janice SN

Stella adalah seorang aktris terkenal, baginya hidup ini terasa mudah saat begitu banyak penggemar yang mencintainya. Tetapi lama-lama salah satu penggemar membuat Stella tak merasa nyaman, dia selalu mengatakan bahwa Stella harus bersikap baik dan mematuhinya, jika tidak, kejadian tak diinginkan akan terjadi.

Lalu Stella mulai mencurigai seseorang, apakah orang itu akan tertangkap? Atau Stella malah terperangkap jauh dalam genggamannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Janice SN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Stella Milikku

"Dia baik-baik saja?" tanya Stella yang memperhatikan sepupu Lea.

Lea menoleh, perempuan itu terlihat khawatir, ia pikir ibu angkat Stella masih bekerja sebagai dukun, tapi ternyata tidak. "Lalu, bagaimana ini? Aku tidak tega melihat adik sepupuku seperti ini. Ini semua karena ayahnya! Sudah mati saja, masih membuat Rima kesakitan."

Stella menatap lekat wajah Lea. "Memang kenapa dengan ayahnya?" tanyanya yang tidak tahu. Dulu, saat masa sekolah, ia tidak terlalu dekat dengan Lea maupun sepupunya, jadi tidak tahu.

Wajah Lea mendadak gugup. "I-itu masalah keluarga, k-kau tidak perlu tahu. Tapi yang jelas, Rima begitu prihatin, ibunya juga meninggal satu bulan yang lalu, tidak ada saudara yang mau mengurusnya selain aku."

Lea mengalihkan pandangannya ke arah lain, perempuan itu menahan air matanya.

Stella hanya mengangguk saja, itu masalah keluarga, dirinya tidak perlu penasaran. "Jadi bagaimana dengan sepupumu itu? Kau harus mengobatinya kan?"

"Aku akan menemui orang pintar di desa ini, kau jaga Rima ya?" Lea lalu pergi setelah mendapat persetujuan dengan Stella.

Sedangkan Stella masih memperhatikan Rima yang sedang mengobrol sendiri, hal itu membuat Stella merasa familiar. Dulu, dirinya juga selalu sendirian, disaat Ibu angkatnya bekerja, tak ada yang mau mengurusnya, tidak ada juga yang peduli padanya.

"Kenapa, kau mau mengurus anak yang ditelantarkan oleh Ibunya sendiri?"

Gina menutup telinga Stella yang masih kecil. Perempuan itu menggeram kesal pada kakaknya. "Aku sangat menyayanginya. Dia anakku."

Ingatan itu membuat Stella merasa terharu, seribu penyesalan dalam hatinya, tentang sikapnya yang kurang ajar. Jika dirinya bisa kembali ke masa lalu, Stella ingin memperbaiki satu persatu, dia ingin bersama Ibunya lagi.

"Aku sangat membencimu! Kenapa kau harus menjadi dukun?! Aku sangat malu saat teman-temanku tahu soal pekerjaan mu!" Stella yang pulang sambil mengenakan pakaian putih abu-abu itu datang memberontak. Dia kesal saat teman-temannya mengejek soal pekerjaan Ibunya. Stella berseru kencang. "Aku akan pergi setelah hari kelulusan nanti, aku tidak mau tinggal denganmu lagi!"

Sejak hari kelulusannya, dirinya tidak pernah melihat Ibunya lagi, semenjak itu, dia berusaha mencari pekerjaan, tapi tak ada yang mau menerima seseorang yang hanya lulusan SMA. Lalu, dirinya mulai tertarik dengan dunia akting, saat masa debutnya menjadi aktris, Stella pernah mencari ibunya, dan sesuai dugaannya, ibunya tinggal di sebuah desa bersama keluarganya. Stella hanya bisa memandangnya dari jauh, dirinya terlalu malu untuk menemuinya.

Saat memenangkan penghargaan pertama, Ibu kandungnya mendatanginya dengan keadaan hamil, sejak saat itu ia mulai membantu ekonomi Sofia, ibu kandungnya yang telah membuangnya ke panti. Stella memang tidak pernah memaafkannya sekalipun, tapi dirinya terlalu menyayangi Ranu, itu sebabnya Stella masih berhubungan dengan Sofia.

"HAHAHAHA!"

Stella tersadar dari lamunannya. Dia menoleh pada Rima yang tertawa keras, sepertinya dia kambuh lagi. "Lea, akan segera kembali. Tenanglah!"

Rima beralih menatap Stella. Pandangannya begitu kosong, perempuan itu terkekeh kecil, dia menunjuk Stella dengan jari tangannya. "Jangan menyia-nyiakan kesempatan yang berada di depan mata! Atau kau akan menyesal!"

Stella menoleh ke samping, Rima berbicara padanya? Atau dia berbicara pada hantu yang sedang berkeliaran di sini? Tiba-tiba, tubuhnya merasa merinding, dia takut jika Rima mendadak menyerangnya. Dan kenapa Lea juga begitu lama? Apa dia mencari orang pintar itu ke negeri seberang?

***

"Mengapa baru pulang?!"

Keadaan Stella yang sangat lelah, langsung berbaring di sofa. Tadi, Rima yang sedang kerasukan itu mengejarnya, apa dulu, dia juga pernah membuat masalah dengan hantu? Sepertinya tidak.

"Kau tidak menjawab pertanyaan ku?!"

Stella yang tengah kelelahan itu tidak menyadari tanduk Austin yang mulai terlihat ke permukaan. "Aku sangat lelah tahu! Bisa tidak, kau diam sedikit!"

Kedua tangan Austin disilangkan di dada. "Kamu memang pembuat masalah ya?"

Stella menutup matanya. Perempuan itu mulai masuk ke dalam mimpi. Stella, tak sadar seseorang datang lalu memperhatikan nya.

"Potret dia, kirimkan pada Morgan."

James mengangguk, tanpa banyak tanya, dia langsung memotret Stella yang tertidur di sofa, lalu James mengirimkan foto itu pada Morgan, sesuai perintah Austin.

"Katakan padanya, jika Stella sudah menjadi pacarku."

***

Morgan yang selesai mandi itu, mengecek ponselnya yang berbunyi, tanda sebuah pesan datang. Lelaki itu segera membuka ponselnya.

["Kenapa Kak Stella ada di rumah Kakak sepupuku? Kak Stella itu, pacarnya Kak Austin ya? Aku pikir, Kak Morgan adalah orang yang paling dekat dengan Kak Stella."]

Morgan meremas ponselnya, terlihat urat-urat lehernya yang menonjol. Kenapa bisa Stella tidur di rumah Austin? Apa Stella dijebak? Tidak mungkin, mereka berpacaran! Sangat mustahil! Austin segera memakai pakaiannya. Perasaannya tidak baik, dia tidak bisa membiarkan Stella yang tidur di rumah lelaki lain. Morgan naik ke mobil, lelaki itu mulai mengemudikannya, tanpa sadar, ia mengingat memori, tentang hari pertamanya bertemu dengan Stella.

"Kau bodoh ya! Kenapa menangis di sini?!"

Morgan yang sedang berjongkok di belakang sekolah, langsung mendongak. Matanya menatap seorang gadis yang langsung memarahinya. Gadis itu, berjongkok di sampingnya, entah apa yang akan dilakukannya, dia tidak tahu siapa gadis itu.

"Kau seharusnya marah saat Asta menginjak kakimu. Padahal dia yang salah, dia yang menabrak mu duluan!"

Morgan tahu, tapi dirinya terlalu takut untuk melawan, baru hari pertama MOS saja sudah membuat seseorang marah, Morgan sangat ketakutan.

"Huh, seharusnya aku memukul Asta! Dia membuat masalah di hari pertama!" seru gadis itu. "Jangan menangis lagi, aku akan memberinya pelajaran!" katanya lalu pergi.

Isakan Morgan mulai berhenti, tanpa sadar, bibirnya tersenyum menatap punggungnya yang semakin menghilang dari pandangan. Sejak hari itu, Morgan mulai menyukainya, bahkan saat Asta dan teman-temannya mengganggunya, gadis itu selalu menjadi orang pertama yang menolongnya.

Morgan mengepalkan tangannya. Pria itu kesal saat perasaan ingin memiliki mulai menghantui pikirannya. Dia sangat membenci sisinya yang ini, sisi yang selalu menginginkan Stella untuk berada di sampingnya.

"Kau milikku Stella, pokoknya milikku!"

Lain dengan seseorang, yang tiba-tiba terkekeh geli. Orang itu menggelengkan kepalanya pelan. "Dasar pemimpi, siapa yang kau maksud itu? Stella? Dia milikku, sialan!" katanya yang membanting gelas. Wajahnya yang tadi tiba-tiba tertawa itu kini terlihat menyeramkan.

"Ke mana, Morgan akan pergi?!" tanyanya pada seseorang.

Orang itu menjawab. "Dia akan pergi, ke rumah Tuan." Orang itu menjawab dengan nada yang hormat, tapi wajahnya juga terlihat begitu takut, itu sebabnya dia hanya bisa menunduk menatap lantai.

Austin menahan senyumannya. Ini sangat lucu, seberapa besar keberaniannya sampai mau menemui ajalnya? Morgan sungguh lucu. Lelaki itu mulai berbicara. "Kirim beberapa preman untuk memberikannya sebuah hadiah, minimal kakinya harus tidak bisa digunakan lagi, kau mengerti Lea?"

Lea mengangguk. "Ya, saya mengerti Tuan."

1
Pena Ungu
Lanjut thor
Iren Nursathi
double up thor
Iren Nursathi
lanjut thor ceritanya bagus maraton up nya
Janice SN: sudah up kak, terimakasih sudah setia membaca 😁🙏
total 1 replies
With Kakak MPLS, Kak Bro Afan
Thor Gw Merasa Terhina Loh, Gw Juga Yatim!
With Kakak MPLS, Kak Bro Afan: Gpp Thor
Janice SN: maafinn, tapi sama, colab kita...
total 2 replies
zyila AQILA
Thor lanjut, jgn lama2
Iren Nursathi
lanjut nya jangan lama2 thor
zyila AQILA
sangat menegangkan
Elmon Elmon
Thanks thor 😊

semangat ya 😊
Elmon Elmon
keren
Elmon Elmon
lanjut dong
Janice SN: Sabar ya kak, bab nya masih direview🙏🙏 maaf atas keterlambatannya ya kak 😭🙏🙏
total 1 replies
Elmon Elmon
kapan lanjut thor?
zyila AQILA
lanjut thor
Elmon Elmon
makin seru
Elmon Elmon
lanjut
zyila AQILA
seru banget, beda dri yg lain,
lanjut lagi thor
Iren Nursathi
lanjutkan thor
Iren Nursathi
lanjut dong penasaran nih thor
Janice SN: Udah kak🤗🤗
total 1 replies
Iren Nursathi
lanjuuuuuuut thor
Janice SN: udah kak🤗
total 1 replies
Selfi Selfi
semangat kk...
lanjutkan



kita saling suport yukヾ(^-^)ノ
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!