NovelToon NovelToon
Kampung Pesugihan

Kampung Pesugihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Iblis / Dunia Lain / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Suami Tak Berguna
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: mermaidku

Sumin terpaksa menikah dengan setyo akibat hamil duluan, hal itu mengakibatkan sumin mau tidak mau harus berpindah ke desa suaminya karena orang tuanya tidak mau menanggung malu atas perbuatan putrinya.

"Gak gak! Jangan tinggal di sini, kena sial aku punya anak kayak kamu. Bisa bisanya malah meteng disek, kalau prianya sugeh gak papa. La ini? Udahlah min minggaten ae seko kene, setres aku punya anak kayak kamu!" Maki mak jum sambil berkacak pinggang.

*****

"Silahkan dipilih! Mau pesugihan yang bagaimana? Menyusui tuyul? Babi ngepet? Kawin sama buaya? Uang balen? Kandang bubrah Atau pesugihan ikan bandeng dengan cara mengorbankan anak kesayanganmu? Dijamin! Kamu akan kaya mendadak dalam hitungan hari!"

selengkapnya>>>>>

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mermaidku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 24 nyusoni tuyul

Aris pulang ke rumah dengan perasaan sebal dan takut, ia harus pulang ke rumah saat sore hari karena ia tak betah bersama ranum, "ck! Harusnya masih nanti aku masuk ke rumah sial ini,"

"mas kok sudah pulang," tanya santi.

"iya, aku mau beli kopi dulu..." aris melepas selempang miliknya dan memberikannya pada santi.

"ehhh aku udah beli tadi pagi, yang biasa kamu minum kok mas. Aku buatin ya?"

"nanti aku bikin sendiri, adikmu masih sakit?" tanya aris sambil masuk ke dalam kamar.

"masih mas,"

"suruh minta maaf sana ke sumin, karma itu..."

"karma apa sih mas, jangan sok tau kamu! Lagian sumin yang kurang ajar sama keluarga kita, pantes kalau dia di usir sama setyo. Toh masih di kasih rumah, gak jadi gelandangan,"

"san! Jangan ngomong terus.... Aku sudah berapa kali bilang ke kamu? Jangan sesekali membela adikmu! Kasihan sumin, dia ini orang lain disini. Jadi jangan begitu lah, kalau memang kalian tidak mau ada dia disini kenapa gak si pulangkan saja ke rumah orang tuanya? Lekas urus cerai dan biarkan sumin pulang ke kota,"

"loh loh... Kamu kok belain sumin lagi sih mas! Aku salah apa memangnya?"

"masih tanya?"

"ya aku kan..."

"sudah sudah! Diam, awas kamu melakukan hal hal aneh lagi. Jangan sampai aku bawa warga kesini untuk memporak-porandakan rumah ini, aku lebih baik mati di jalan yang benar daripada harus hidup dengan dedemit!" aris melempar baju nya dan keluar untuk mandi, setiap pulang dari warung ia selalu berdebat dengan santi perkara dedemit.

"mas!! Mas aris!!!" teriak santi.

"hih! Awas kamu min!" santi mengambil tas dan kunci motornya di meja, ia berniat melabrak sumin untuk memuaskan hatinya.

Namun saat di depan rumah ia tak sengaja melihat sumin yang baru saja keluar dari rumah bu eko, "ehhh!!! Pelakor! Sini kamu..."

Sumin yang mendengarnya langsung melotot karena santi mendatanginya dengan amarah yang meluap luap, terlihat dari matanya yang melotot dan dadanya yang naik turun.

"ada apa mbak? Kenapa marah marah?"

"iya san, kenapa sih?" tanya bu eko.

"halah gak usah ikut campur! sini kamu," santi langsung menarik lengan sumin untuk di bawa ke pekarangan rumahnya.

"aduh apa sih mbak!"

"apa apa! Eh denger ya, gara gara kamu, aku dan mas aris jadi berantem terus dasar sok cantik!" santi dengan penuh emosi mendorong sumin sampai terjembab di pelataran penuh kerikil.

"aduh! Sakit to mbak! Kamu tu kenapa sih? memangnya aku apain mas aris? Aku godain? Aku ajak tidur?" tanya sumin dengan berani.

"ehhhh kok malah galakan kamu sih! Pelakor ya pelakor aja jangan nambah titel dong! Udah pelakor, gatel, gak tau malu lagi. Najis!"

"halah mau kamu bilang aku pelakor pun tetep mas aris gak suka kan sama situ? Makannya jangan bermain main dengan demit dan menyekutukan allah. Karma tuh!.... cocok buat orang jelek kayak mbak santi!" sumin mengambil segenggam kerikil dan melemparnya ke arah santi, ia langsung lari kembali masuk ke dalam rumah bu eko.

"woy asu!!!" teriak santi karena matanya kemasukan pasir.

"kamu kok berani banget sih min," tanya bu eko yang melihat sumin berjongkok di belakang pintu.

"kalau gak gitu bisa bisa aku dianiaya sama mbak santi buk, tadi saja aku sudah di dorong. Nih sampai berdarah.... Kalau aku diam saja mungkin udah patah tanganku," keluh sumin sambil memegang dadanya.

"bukak pintunya!" teriak santi dari luar rumah.

Brak.....brakk....brakkk

"heh jangan gebrak gebrak rumahku,"

"ya si pelakor ini suruh keluar dulu, baru aku gak berisik,"

"sudahlah san kamu ini, apa gak malu? Sudah tua juga.... Jangan gitu lah, lagipula aris ngapain sama sumin? Kelon? Kan enggak," ucap bu eko santai.

"ya dia kan suamiku buk, bisa bisanya malah belain sumin terus," protes santi.

"ya tanyakan pada suamimu, yang tau keadaan rumah tangga kalian kan ya hanya kalian. Jangan apa apa langsung nyalahin sumin dong, kebetulan saja sumin menjadi bumbu di hubungan rumah tangga kalian,"

"iya! Bumbu pelakor!"

"santi!" panggil aris dari pekarangan rumah.

"apa mas?"

"ngapain kamu? Teriak teriak gitu di rumah orang, pulang pulang gak tau malu ya kamu, udah tua juga,"

"mas aku belum selesai ngomong sama sumin! Dia malah kabur!"

"santi!" sentak aris.

"iya iya... Aku pulang ini," santi berjalan menghampiri aris dengan wajah lesu, ia benar benar merasakan sakit luar biasa setelah aris lepas dari peletnya. Tiap hari tak pernah absen ia menangis, namun ia tak pernah bisa melepaskan aris begitu saja. Ia lebih baik di hina oleh aris daripada harus kehilangan aris dan menjadi janda.

"mas, aku mohon mas jangan deket deket sumin lagi. Aku mohon mas," pinta santi sambil memegang lengan suaminya.

"sudah masuk ayo, urusin itu adekmu yang teriak teriak di belakang,"

"mas..."

Aris tak menghiraukan istrinya, ia langsung pergi ke dapur untuk membuat kopi. Ia terus menerus menyakiti santi agar santi mau melepaskannya. Bahkan ia selalu sholat di rumah agar bala datang ke rumah terkutuk itu.

......................

"Siti," panggil jeng arni.

"eh jeng arni, tumben disini?" tanya siti heran karena melihat orang terkaya di kampung itu tengah duduk di teras rumahnya.

"jamu yang aku pesan mana?"

"ada jeng di dalam, baru mau saya antarkan,"

"cepetan ambil!"

"iya jeng sebentar," siti cepat cepat lari masuk ke dalam rumahnya agar pelanggan tetapnya ini tidak marah, "hari apa sih ini, kok buru buru banget,"

Siti mendekati kalender usang yang ada di balik pintu dapur, "ohh malam jumat, pantes,"

"Siti!" teriak jeng arni.

"iya iya jeng ini loh lagi cari kresek,"

"lama amat,"

"ini ini, 30rb jeng. Buru buru banget sih jeng,"

"nih, awas ya kamu bilang ke orang orang kalau aku beli jamu ini," ancam jeng arni.

"jeng... Aku bisa tidak ikut menyusui tuyul?"

Jeng yanti langsung mengerutkan keningnya, "yakin kamu?"

"yakin buk aku udah gak tahan miskin begini," keluh siti.

"nanti malam datang ke rumahku pukul 7, minum jamu ini juga. Tapi kamu bikin lagi sendiri,"

"iya buk,"

"jaga rahasia ya, awas kamu ember! Aku kirim santet kamu sekeluarga, termausk keluarga emakmu,"

Siti menelan ludahnya dengan mata sedikit melotot, "njih buk, tidak akan,"

"bagus!"

Setelah kepergian jeng arni, siti langsung duduk di bangku terasnya. Ia merasa gelisah dengan permintaan yang baru saja ia lontarkan tanpa pikir panjang, "alah biar lah, lagipula aku sudah bosan miskin. karena aku miskin inilah makannya satupun gada ibu ibu yang mengijinkan anaknya mempersuntingku,"

1
Riadatul Jannah
lnjut tbor update terusss
Riadatul Jannah
ceritanya bagus bngt thor. cepet dong updatenya thor please
Anonymous
ayo Riis sing wani ngono lhooo
Martin Karnarukma
Luar biasa
Riadatul Jannah
ceritanya bagus. semoga authotnya bisa up smpe END
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!