"menikah lah dengan putra ku, Kayla!", tuan Arya memohon kepada Kayla yang seorang anak pembantu sekaligus perawatnya. Kayla yang dari kecil diajarkan patuh oleh ibunya pun tidak bisa mengatakan tidak, apalagi Kayla yg sudah lama memperhatikan putra tuannya tentu saja ia senang. akan kah pernikahan Kayla dan putra majikan nya bahagia?
Buat yang suka romantis mending baca ini, konfliknya ringan.
Tiba tiba Datang
"Hanya itu saja yang aku tau, yang lain nya nanti bisa kamu tanya kan ke Reino," kata tuan Arya mengakhiri ceritanya.
"Hahaha tuan bercanda, memang nya siapa saya bisa menanyakan hal itu. Tuan... mari kita pulang! sudah hampir pukul 9", kata Kayla sambil mendorong kursi roda Tuan Arya.
Sore hari.... Kayla usai menyiapkan keperluan mandi tuan Arya, ia hendak keluar dari kamar tuan Arya. Tiba tiba saat membuka pintu ia dikejutkan oleh sosok pria di depan nya.
"Tu... tuan re... Reino, ucap Kayla sambil melongo terpesona.
"Mana ayah?", tanya Reino dengan tatapan tajam.
namun Kayla hanya diam sambil masih memandang Reino. Deg..deg...deg.. denyut jantung nya bergetar cepat, bibir nya mendadak kaku untuk menjawab, ia tenggelam dalam lamunan dan hanya suara hati nya yang berbicara.
ya Tuhan, ini beneran tuan Reino kan. apa aku mimpi? dia berada tepat di depan mata ku. Uh betapa tampannya orang ini.
"Kau tuli?", kata Reino.
Kayla pun tersadar dari lamunannya.
"Ah iya maaf, tuan Arya sedang mandi", kata Kayla.
"Bilang aku menunggu didekat kolam! dan lain kali jangan menatap ku! menjijikkan...", ucap Reino sambil berpaling pergi.
"Marah saja terlihat tampan apa lagi kalau senyum ya...? aaa... bagaimana ini?". ucap Kayla sambil memegangi kedua pipinya dengan kedua telapak tangannya.
Reino duduk didekat kolam renang di belakang rumah, ia melepas jas dan jam tangan nya. kemudian ia meletakkan nya di atas meja. ia juga sedikit melonggarkan dasinya. Bu ina datang dengan membawa secangkir kopi dan asbak untuk Reino.
"Terima kasih bik", kata Reino.
"kalau butuh apa apa tuan muda bisa memanggil saya atau Kayla", kata Bu Ina
"emm", jawab Reino saat mulai menghisap rokok nya.
Tidak lama kemudian tuan Arya datang bersama Kayla yang mendorong kursi roda nya.
"Putra ku, tumben sekali jam segini datang? pasti ada hal yang penting kan?", tanya tuan Arya.
Saat itu Kayla yang berdiri di belakang tuan Arya sedikit mencuri curi pandang pada Reino. Entah kenapa Kayla tertarik sekali ingin terus melihat nya.
"Tentu saja ayah, hei kau.. pergi lah! aku ingin berdua dengan ayah ku." ucap Reino sambil melihat kearah Kayla.
"I... iya. saya permisi dulu kalau begitu". jawab Kayla.
sikap nya dingin tapi aku suka hihihi apa apaan ini, apa aku mulai gila. iya bener kayak nya aku tergila-gila... batin Kayla.
Pukul 5 sore, Reino berpamitan pada ayah nya untuk pulang ke apartemen nya. Namun saat Reino keluar dari pintu depan, tiba tiba hujan turun dengan derasnya disertai angin kencang dan petir yang menyambar.
"Sial.. kenapa malah hujan", kata Reino sambil kembali masuk ke dalam rumah. tuan Arya yang akan masuk ke dalam kamar senang melihat Reino kembali lagi.
"tuh..kan.. ayah bilang juga apa? menginap lah di sini! seperti nya hujan nya akan lama."ucap tuan Arya.
"Aku akan pulang saat hujan reda", kata Reino pada ayah nya.
Reino pun berjalan menuju lantai atas untuk beristirahat di kamar yang sudah lama tidak ia tempati. saat ia membuka kamar nya, tiba tiba ingatan ingatan menyedihkan muncul di kepala nya. Mata nya menjadi merah, kedua tangannya mengepal lalu ia mengarahkan keduanya ke dinding dengan keras hingga darah mengalir ke sela sela jari nya. Reino kembali keluar dari kamar nya, ia menuruni anak tangga. Saat itu Kayla duduk sambil bermain ponsel di dekat tangga, suara langkah kaki yang menuruni tangga membuat nya menoleh. Kayla terkejut melihat Reino datang ke arah nya dengan kedua tangannya yang berdarah.
"Tuan... tangan anda!", Kata Kayla penuh kekhawatiran.
"Aku ingin nuansa baru di kamar ku, cepat kau beres kan!", kata Reino sambil berlalu pergi menuju kamar mandi di dekat dapur.
....