NovelToon NovelToon
ZAREENA

ZAREENA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sandyakala

Setelah ibunya tiada, Zareena hampir dijadikan jaminan untuk melunasi utang-utang judi Sang Ayah.

Dia marah pada Ayahnya, tapi kasih sayang dalam hati Zareena jauh lebih besar, sehingga apapun akan Zareena lakukan untuk menyelamatkan sosok Ayah yang ia sayangi. Namun segala usaha Zareena pada akhirnya sia-sia, Ayahnya meninggal dan dia harus merelakan satu-satunya rumah peninggalan kedua orang tuanya jatuh ke tangan Sang bandar judi.

Saat itu, Zareena sudah putus asa dan hampir menyerah. Tapi takdir berkata lain, di tengah ketidak pastian akan hidupnya, Zareena justru terselamatkan oleh kehadiran Ethan, putra tunggal sekaligus pewaris keluarga Hawkins.

Siapa Ethan dan kenapa dia menolong Zareena? lalu bagaimana kisah keduanya berlanjut?. Yuk, baca kisah lengkapnya dalam novel ini.

Jangan lupa tinggalkan komentar dan like sebagai dukungan kamu, ya. Selamat membaca, terima kasih 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandyakala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pencarian 2

"Hallo, Om".

"Hallo, apa kabar, Rayden?".

Papa Robin memeluk sahabat baik putranya.

"Kabarku baik, Om. Bagaimana dengan Om sendiri?".

Papa Robin tersenyum, "Kabarku baik, tapi tidak dengan hatiku".

Rayden paham maksud ucapan Om Robin.

"Aku akan terus membantu, Om sampai kita mendapatkan titik terang keberadaan Ethan".

"Terima kasih. Itu sangat berarti sekali untuk keluarga kami", Papa Robin menepuk bahu Rayden.

"Oh ya, bagaimana kabar kedua orang tuamu?. Sudah lama sekali ya kita tidak bertemu", tanya Papa Robin lagi.

"Kabar Mommy dan Daddy baik, Om. Mereka menyampaikan bela sungkawa untuk keluarga Hawkins atas terjadinya peristiwa ini. Mommy dan Daddy minta maaf belum bisa berteman dengan Om juga Tante Paula karena kesibukan mereka di sana", Rayden menyampaikan pesan.

"Tak apa. Sekali lagi terima kasih atas semuanya", ucap Papa Robin tulus.

Memang bukan hanya Ethan dan Rayden saja yang bersahabat, jauh sebelum keduanya lahir, keluarga Hawkins dan keluarga Alexander sudah bersahabat baik, bahkan dulu mereka beruang bersama untuk membangun bisnis keluarga masing-masing hingga sebesar sekarang.

"Oh ya, Om, kami sudah menemukan black box. Saat ini asistenku sedang membawanya kemari".

"Benarkah itu?. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk segera menemukan Ethan", harap Papa Robin.

Tak berselang lama, asisten pribadi Rayden tiba dan menyerahkan black box yang ditemukan tadi pagi oleh anak buahnya.

"Sebaiknya black box ini kita bawa ke markas", saran Alden yang juga ada di sana.

Rayden dan Papa Robin menganggukkan kepala tanda setuju.

Di Pulau X, baik ada satu kantor besar yang dibangun oleh perusahaan Hawkins dan perusahaan Alexander. Kantor besar itu mereka sebut juga sebagai Markas X.

Kantor itu dilengkapi dengan berbagai fasilitas canggih yang tidak hanya menunjang terhadap proses pembangunan dan pengembangan Pulau X, tapi juga mempekerjakan banyak tenaga ahli di berbagai bidang, termasuk bidang kedirgantaraan karena akses utama untuk sampai ke Pulau X adalah jalur penerbangan.

Setibanya di Markas X, black box yang sudah ditemukan segera diberikan pada ahli di sana.

Papa Robin, Alden, dan Rayden harap-harap cemas ingin segera mengetahui isi black box tersebut.

Tak lama hasilnya keluar. Seluruh percakapan pilot dan co-pilot terekam dengan jelas, begitupun dengan percakapan Ethan.

Informasi tentang kerusakan dan ledakan yang dialami helikopter Hawkins ikut tersimpan dalam black box tersebut.

"Tidak mungkin ini terjadi", Papa Robin tak percaya dengan pendengarannya.

Papa Robin tahu betul kualitas helikopter Hawkins yang sudah diproduksi perusahaan Hawkins sejak belasan tahun yang lalu.

Helikopter itu dirancang oleh ahli terbaik di dunia dengan kualitas material dan teknologi yang tidak bisa diragukan lagi. Berdasarkan banyak hasil pengujian terhadap turbulensi, badai, maupun serangan, helikopter Hawkins hanya mengalami kemungkinan malfungsi kurang dari satu persen saja.

"Om ...", Rayden memegang bahu Papa Robin.

Reaksi yang ditunjukkan Papa Robin persis seperti reaksinya dan Alden saat pertama kali mendengarkan sepenggal rekaman upaya komunikasi dari helikopter ke menara pengawas.

"Tuan, kuatkan diri Anda. Aku akan melakukan penyelidikan yang lebih dalam lagi terkait hal ini", ucap Alden meyakinkan Papa Robin.

"Lakukanlah. Aku yakin kecelakaan ini adalah upaya sabotase" Papa Robin melirik ke arah Alden dan Rayden.

"Ya, Om. Sejak awal aku pun menduga ada kemungkinan tersebut", Rayden ingat dengan analisanya beberapa waktu yang lalu.

Alden mengajukan izin pada Papa Robin dan Rayden untuk pergi menemui ahli dan teknisi yang selama ini bertugas merancang serta melakukan maintenance terhadap semua helikopter Hawkins.

"Jika terbukti ada sabotase, aku tidak akan mengampuni perbuatan jahat seperti ini", tekad Papa Robin berang.

***

"Bagaimana kondisinya?. Apa ada kemajuan?".

"Dia masih belum sadarkan diri. Tapi aku memuji kemampuan tubuhnya yang mampu bertahan hingga sejauh ini dan proses pemulihannya pun terhitung cepat".

"Tolong terus pantau dia. Aku tidak ingin dia mati semudah ini".

"Baik, Nona".

***

"Sayang, ayo, kita berswafoto", ajak Mama Paula pada menantunya.

Sesuai rencana, akhir pekan ini mereka berdua menghabiskan waktu bersama di pantai.

Momen itu cukup bisa membuat Zareena melupakan sejenak rasa khawatirnya terhadap kondisi Ethan.

Bersama Mama Paula, Zareena bisa tertawa lepas dan bahagia, layaknya tengah berlibur dengan orang tuanya sendiri.

"Setelah ini kita makan seafood. Di pantai ini Mama punya kenalan pemilik resto yang terkenal dengan seafood mereka".

"Wah menyenangkan sekali, kita akan makan enak ya, Ma", ucap Zareena gembira.

"Tentu saja. Nanti kamu boleh memesan apapun yang kamu mau, sayang".

"Iya, Ma".

Mama Paula dan Zareena kembali menikmati keseruan mereka berenang dan bermain air di pinggir pantai.

Jam makan siang tiba, sesuai rencana, Mama Paula dan Zareena menikmati makanan siang mereka di resto pilihan Sang Mama.

Sajian aneka macam seafood dengan tampilan dan aroma yang lezat sudah terjadi di atas meja.

"Have take a lunch, my dear".

"You too, Ma".

Mama Paula dan Zareena mulai menikmati makanan mereka.

"Ethan, sedang apa kamu sekarang?. Apa kamu sudah makan di sana?", bisik hati kecil Zareena.

"Kenapa, sayang?", Mama Paula memperhatikan raut wajah menantunya.

Zareena mencoba tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa-apa, Ma. Aku hanya ingat pada Ethan", jawab Zareena jujur.

Ada hari di hati Mama Paula. Dia pun merasakan kerinduan yang sama pada putra semata wayangnya itu.

Ingin sekali Mama Paula bercerita pada Zareena tentang keadaan Ethan saat ini. Tapi dia berusaha keras menahan itu semua.

"Jangan khawatir, sayang. Ethan pasti baik-baik saja di sana", Mama Paula mencoba menghibur Zareena.

Zareena tersenyum tipis.

"Ya, semoga saja, Ma. Sudah satu minggu dia tidak mengabariku, aku khawatir", raut wajah Zareena berubah sendu.

Mama Paula meraih tangan menantunya, dia memberikan usapan lembut di sana.

"Sayang, mungkin ini hal baru untukmu. Tapi Ethan sudah biasa seperti ini. Dulu, saat Mama dan Papa masih tinggal di sini, dia bahkan tidak memberikan kabar sama sekali untuk beberapa bulan saking sibuk dan fokusnya pada pekerjaan. Kamu ingat, saat kalian menikah pun, dia bahkan tidak mengabari kami sebelumnya", Mama Paula bercerita.

Ya, Zareena memang belum terlalu terbiasa dengan cara hidup suaminya yang kadang sulit ditebak.

"Setelah semua pekerjaannya selesai, Ethan pasti akan menghubungimu, sayang. Tenanglah, kita nikmati makan siang kita, ya", lagi, Mama Paula berusaha menenangkan menantunya.

"Iya, Ma. Mungkin aku yang terlalu berlebihan. Memang ada banyak hal yang masih harus aku biasakan dalam hidupku", jawab Zareena sambil tersenyum.

Ucapan Mama Paula cukup menenangkan hati dan pikiran Zareena. Meski tidak sepenuhnya menghapus rasa khawatir yang ia rasakan, setidaknya dia bisa lebih baik menjalani hari.

"Tuhan, semoga suamiku baik-baik saja di sana", doa Zareena dalam hati.

1
Dwi anggun
sangat oke sekali😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!