Bukan Simpanan

Zizi ingin tau siapa wanita bernama Sintia itu? sudah dua kali dia datang di saat Pras dan Zizi tidak ada.

"Seperti apa wajah nya?" tanya Zizi pada sang resepsionis saat Pras sudah pergi

"Tinggi" jawab resepsionis tersebut membuat Zizi melihat tinggi badan nya yang standar

"Putih" lanjut nya dan Zizi melihat kulit tangan nya juga putih

"Langsing" kalau untuk itu tidak di ragukan lagi kalau tidak mana bisa di jadi sekertaris.

"Gaya nya elegan" jelas nya lagi membuat Zizi sedikit cemberut melihat gaya nya dirinya yang super cuek.

Zizi memang cukup cantik tapi dia tidak memperhatikan gaya nya mungkin ini salah satu faktor yang membuat Bara berpaling dari dirinya.

"Zi..... kamu kenapa?" tanya Nita sang resepsionis melihat Zizi bengong

"Kamu sakit?" lanjut nya dan di jawab gelengan oleh Zizi,Zizi masih penasaran siapa perempuan cantik yang mencari suaminya

"Terima kasih" jawab Zizi lalu berjalan kearah lift.

"Zi.... hasil meeting nya segera di email ke saya ya,nanti saya cek apa yang kurang" ujar Pras tapi Zizi justru memberi kan tatapan tajam nya pada Pras.

"Zi.. kamu kenapa?" tanya Pras bingung tapi Zizi tak menjawab sama sekali.

"Zi...ayo kerjakan laporan nya,kita akan segera pulang" perintah Pras tapi Zizi tak menjawab dia membuat komputer di hadapan nya membuat Pras bingung, mungkin Zizi masih kesal pada Bara pikir nya.Pras memilih masuk kedalam ruangan nya kembali.

Pukul Empat sore jadwal kepulangan karyawan kantor, Pras memang sengaja menunggu agak sepi agar tak ada yang melihat nya dengan Zizi karena sudah pasti Zizi akan menolak pulang bersama jika masih ada karyawan lain.

"Sudah selesai,ayo pulang" ajak Pras melihat jarum jam hampir menunjukkan pukul lima sore,Zizi segera membereskan pekerjaan nya dan mengemasi dalam tas lalu berjalan keluar di ikuti Pras dari belakang.

"Aku bisa pulang sendiri" ujar Zizi membuat Pras mengerutkan keningnya,sejak kapan Zizi berbicara aku, biasanya saya.

"Zi...ini sudah sore, selesai magrib kita harus berangkat"

"Badan ku lelah,aku tidak bisa menemani bapak" ketus nya

"Zi....mana mungkin aku pergi sendirian,lagian kamu juga sudah membeli baju kan"

"O....bapak mempermasalahkan baju nya,ambil saja dan berikan pada perempuan lain agar dia bisa menemani bapak"

"Zi.... ayolah jangan keras kepala begini" bujuk Pras menarik tangan Zizi untuk masuk ke dalam mobil, tidak biasanya Zizi bertingkah begini ada apa pikir Pras

"Kamu tau kan aku sudah terbiasa pergi dengan kamu" lanjut Pras tapi Zizi malah memalingkan wajahnya ke arah luar saat sudah duduk di sebelah kursi kemudi.

Di ujung jalan Bara melihat Pras menarik tangan Zizi untuk masuk kedalam mobil, memang Pras dan Zizi dekat tapi biasanya Zizi tidak mau di pegang oleh lelaki apa dia dan Pras memang sering begitu?

Tadi nya Bara memang sengaja ingin menjemput Zizi dan berbicara dari hati ke hati membahas pernikahan nya dan Arum setelah itu bercerai tapi pemandangan yang tidak biasa di lihat oleh Bara,Pras menuntun kekasih nya itu untuk masuk ke dalam mobil dan Zizi tidak menolak sama sekali.

"Kamu kenapa?" tanya Pras lembut

"Tidak apa-apa"

"Kalau tidak apa-apa kenapa seperti sewot begitu?" tanya Pras yang benar-benar tidak tau apa penyebab istri siri nya ini begini

"Temani saya satu jam saja setelah itu kita pulang jika kamu benar-benar lelah" pinta Pras tapi tak di jawab oleh Zizi. di

"Benar-benar tidak peka" batin Zizi