Anak kecil ber usia 5 tahun itu asik merasakan sejuk dan dinginnya air pegunungan yang merendam tubuhnya, mereka adalah Regan dan Regi anak kembar laki - laki dari pasangan Putra Mahardika dan Rosintiani.
Setiap akhir pekan Putra akan mengajak keluarganya ini untuk berlibur seperti weekend kali ini ia mengajak anak dan istrinya itu ke sebuah Air Terjun di mana Air Terjun itu menyajikan sebuah pemandangan yang begitu indah.
Canda tawa pun selalu menghiasi wajah mereka, Regan kecil tampak begitu menikmati bermain air bersama kakaknya sedangkan Putra dan Rosi mengawasi dari Gazebo yang tak jauh dari sana....
langsung aja masuk keceritanya...!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mars Is Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 6
Di dalam rumah yang cukup megah hanya ada satu penghuni di
sana, siapa lagi jika bukan Citra Andini. Gadis itu harus bisa tumbuh menjadi
dewasa karna keadaan yang memaksanya.
Orang tuanya hanya sibuk dengan perusahaannya, tanpa memikirkan
anak semata wayangnya.
Belum lagi saat sepulang sekolah Citra mendapatkan pesan
bahwa Ke dua orang tuanya akan berangkat ke luar negri dalam waktu yang lama.
Hal itu pula yang membuatnya menangis di danau siang itu.
"Kenapa sih hidup gue gak seperti anak yang lainnya?
Gue iri sama kalian yang punya keluarga yang harmonis, Gue iri ingin di
perhatiin, gue iri ingin di manja Gue iri semuanya!" Bulir - bulir hangat
pun mulai jatuh membasahi pipi Citra, tangisannya pun pecah seketika.
Ia menangis dalam diam memeluk lututnya. Sekuat apapun ia
menahan akhirnya benteng pertahanannya pun hancur.
Jika teman temannya menganggap Citra wanita yang periang itu
salah besar! Citra hanya berusaha menutupi luka yang ia rasa, ia juga tak ingin
orang - orang memandang kasihan padanya. Sebisa mungkin ia harus tetap tegar
saat bersama orang - orang yang ia sayangi.
Hanya sebuah benda bulat berwarna kuning lah yang selalu
menemani Citra.
Ia mengambil obat itu kemudian meminumnya, hingga rasa
kantuk pun datang membuatnya terlelap tidur setidaknya dengan begitu ia dapat
melupakan sejenak saja apa yang terjadi dalam hidupnya.
***
Malam ini Regan sudah berada di kamarnya Dev, mereka pun
tengah menonton film horor yang baru saja di beli oleh Dev kemarin. Dev tampak
begitu serius menontonnya tetapi tidak dengan Regan ia malah asik dengan gitar
milik Dev memetik senar gitarnya, sesekali bersenandung.
"Buset! Setannya item!" Suara Dev membuat Regan
sedikit terkejut ia pun melemparkan sebuah bantal kecil tepat ke arah wajahnya
Dev.
"Kampret lu gue kaget sarap!"
"Hehehe.. ya maaf abis filmnya bikin tegang!"
Dev pun hanya tersenyum sambil memberikan 2 buah jarinya
membentuk huruf V. Sudah tak aneh lagi bagi Regan dengan kelakuan sahabatnya
itu.
Ia pun beranjak dari duduknya dan berjalan menuju balkon
kamar Dev.
"Kenapa lu? Ada masalah?" Tanya Dev melihat
sahabatnya itu sedang melamun.
"Gak ada apa apa."
"Jangan bohong gue tau lu lagi ada masalah."
"Gue kangen Lisa.."
Deg.. jantung Dev pun serasa berhenti berdetak, cepat atau
lambat sepertinya Regan akan mengetahui yang sebenarnya tentang apa yang
terjadi pada Lisa.
"Kalau lu kangen doain aja yang terbaik untuk dia
ya.."
"Gue gak habis pikir kenapa bisa dia tinggalin gue saat
gue lagi sayang sayangnya dan memilih tinggal di Eropa."
Suara Regan terdengar begitu lirih, seandainya Regan tau
yang sebenarnya mungkin ia akan jauh semakin terpuruk. Hingga Dev pun mengingat
ingat sesuatu di mana ia tak ingin hal itu terjadi.
"Dev.. aku titip Regan tolong jaga dia, tolong beri dia
semangat untuk menghadapi masalah yang terjadi dalam keluarganya."
"Lis lu ngomong apa sih, maksud lu apa ngajak ketemu
gue?"
"Gue mau jujur sama lu Dev.. gue.. gue sakit."
"Hah? Lu sakit apa? Ayo kedokter! Gue telfon Regan deh
ya?"
"Jangan! Jangan telfon Regan. Semuanya udah terlambat,
Gue cuma titip Regan." Suara Lisa terdengar begitu sedih ia pun tak kuasa
menahan tangisnya, ia harus melakukan ini walau ia tau Regan akan terluka namun
kepergiannya tak ingin membuat Regan semakin hancur."
"Tolong jelasin sama gue sebenarnya ada apa?" Ujar
Dev yang mulai sedikit kesal, hingga Lisa mengeluarkan sebuah amplop putih dan
memberikannya pada Dev ia segera mengambilnya dan mulai membacanya.
next