NovelToon NovelToon
Wanita Janda Istri Sang Dokter

Wanita Janda Istri Sang Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Janda
Popularitas:25.3k
Nilai: 5
Nama Author: indah yuni rahayu

Fahmi yang sudah bertunangan dengan Sesil terpaksa harus menikahi Saras yang seorang janda. Bukan karena cinta melainkan karena rasa kasihan dan kepeduliannya terhadap janda miskin beranak satu.

Lantas bagaimana dengan Sesil setelah tahu tunangannya sudah menikah lebih dulu ?

Lalu bagaimana dengan Saras yang telah menjadi istri seorang dokter itu, akankah ia mendapatkan cinta yang tulus darinya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjadi Buron

Ini adalah hari ke 3 setelah pernikahan Saras dengan Fahmi. Tampak keduanya terlihat berbeda usia tapi sebenarnya mereka sepantaran. Setelah melihat rumah baru yang berada tidak jauh dari rumah Hendra, rencananya hari ini juga akan ditempati. Saras tidak masalah tinggal dimanapun asal fasilitas untuk mandi dan masak lengkap. Nyatanya Fahmi menghadiahi Saras sebuah rumah yang kekinian dan ramah lingkungan. Saras menyukai tempat itu.

Bagas sudah rapi dengan seragam barunya, seragam yang lama ia tinggal di kontrakan. Lalu ia bergabung bersama yang lain di ruang makan.

Bagas tak mendapati ibundanya di ruangan tersebut. "Ayah, kemana bunda?" tanyanya pada Fahmi.

Panggilan yang Bagas berikan pada Fahmi membuat semua orang terharu kecuali Amira. Ia pun langsung menghardiknya. "Hei, kamu lancang sekali memanggil putraku dengan sebutan ayah! Apa ibumu yang tidak tahu diri itu yang mengajarimu, hah!"

Mendengar suara Amira yang menggelegar, Bagas pun mengkerut. Dengan cepat Fahmi mendatangi Bagas, memegang pundaknya. "Mama tidak sepantasnya berbicara seperti itu dengan anak kecil. Dan jangan menyalahkan Saras !"

"Kamu mulai membela wanita liar itu sekarang!" bentak Amira.

"Ma," tegur Hendra yang duduk disampingnya.

"Aku tidak membela siapa pun. Aku sendiri yang meminta Bagas untuk memanggilku ayah."

Saras datang membawa sebuah wadah yang masih mengepul, dan aromanya seakan menari - menari membuat siapa pun ingin segera menyantapnya. Meletakkan wadah itu di tengah meja.

"Apa ini Saras? Aromanya, hm, sangat enak !" Fenny tak sabar ingin makan, perutnya yang buncit pun menendang seakan memberi tahu agar ia segera diberi makan. Fenny menginap lantaran suaminya masih sibuk bekerja.

"Ini tumisan bunga pepaya dicampur ikan teri." Saras saat pagi tadi iseng berjalan - jalan di sekitar rumah karena bosan. Ia melihat pohon pepaya dengan banyak bunga yang bergantung. Bik Yem bilang, pohon pepaya itu sudah lama tumbuh tapi tidak ada yang bisa memanfaatkannya. Saras punya ide untuk mengolah bunga tersebut menjadi tumisan.

Fenny tak sabar ingin mencicipinya. Begitu pula anggota keluarga yang lain.

Amira menyebik tapi tetap melirik seperti apa rasanya, karena tak pernah kepikiran untuk mengolah bunga pepaya.

Saras menghampiri Bagas untuk merapikan kerah bajunya. "Bunda hanya bisa memberimu uang jajan 5 ribu, pergunakan dengan baik."

"Baik Bunda. Bagas akan menyisihkan uang untuk ditabung, agar kelak nanti kita punya uang banyak."

Saras hanya mengulas senyum, mengajaknya sarapan dan menyiapkan bekal untuk Bagas bawa.

"Kamu membawakan bekal untuk Bagas?" tegur Fahmi yang tak pernah berpengalaman dengan anak kecil, ia pikir Bagas sudah gede bukan anak TK lagi.

"Iya, zaman sekarang jajanan di sekolah sudah tidak sesehat dulu. Banyak pewarna dan pengawet yang berbahaya bagi anak. Dia boleh jajan, asal itu sehat." terang Saras.

"Kamu begitu tahu tentang kesehatan rupanya," Fahmi sedikit memuji.

"Ah tidak juga, kebetulan sering membaca buku." elak Saras dan segera bergabung untuk makan pagi.

Tidak ada pembicaraan sampai acara makan pagi itu selesai. Semua orang mulai membubarkan diri dan pergi ke urusan mereka masing - masing.

Seperti halnya juga dengan Fahmi, ia pamit akan berangkat ke rumah sakit ada jadwal operasi dan mengontrol kondisi pasien kemarin. Saras bergegas menghampiri suaminya untuk ia salami seperti hari - hari kemarin.

Dan rasa itu kembali hadir, entah apa Fahmi sendiri juga tidak bisa mengartikannya.

"Aku akan mengantar kamu sepulang kerja." Fahmi memberi tahu agar Saras menyiapkan diri.

"Rumahnya tidak terlalu jauh, aku bisa pergi sendiri jika Mas Fahmi mengizinkan."

"Jangan!" sela Fahmi yang membuat Saras tidak lagi membantah. Ia tidak ingin Saras menjadi lelah karena berjalan cukup jauh.

Karena lokasi sekolah baru Bagas searah dengan jalan menuju rumah sakit, Fahmi mengantar pula Bagas.

Bagas pamit pada bunda dan kedua orang tua Fahmi.

"Anak baik, belajarlah yang rajin!" ucap Hendra dengan seulas senyumnya yang ramah.

"Baik, Tuan."

Hendra menggerutu, "Apa bundamu yang mengajarimu untuk memanggilku dengan sebutan Tuan?"

Bagas mengangguk cepat lalu Hendra menatap ke arah Saras. "Panggil aku, kakek. Seperti Ayu dan Bagus juga memanggilku dengan kakek."

Bagas mengulas senyum terindahnya, "Baik, Kakek."

Amira hanya mendelik tak suka. Bahkan ia menepis tangan bocah itu saat ingin menyentuhnya. "Aku tidak mau menjadi nenekmu. Camkan itu, dengar!"

"Iya, Nyonya!" Bagas segera menyusul Ayah tirinya yang lebih dulu keluar rumah.

...----------------...

Fahmi sudah tiba di rumah sakit, temannya dokter Bella dan Amir berjalan tergesa menghampirinya.

"Dokter Fahmi, pasien yang kita operasi kemarin telah kabur dari rumah sakit. Padahal luka jahitan belum kering." Amir yang juga teman sefakultas dengan Fahmi memberi kabar.

"Hm, sepertinya pasien itu adalah buron yang sedang dicari polisi. Aku baru saja membaca artikel di medsos."

Kemudian mereka bertiga memasuki ruangan operasi.

Sementara itu, Joni dengan rasa nyeri di perutnya berjalan tertatih sampai tiba di rumah kontrakannya dulu. Hari masih pagi dan begitu sepi dengan orang yang berlalu lalang. Ia tidak boleh terlihat oleh siapa pun.

Dilihatnya pintu rumah kontrakan digembok yang artinya rumah itu sudah tidak berpenghuni lagi.

Seorang wanita yang kebetulan melintas meneriaki Joni. Joni menoleh dan hendak kabur tapi langkahnya ia urungkan saat melihat jika wanita itu adalah Rika.

"Bang Joni??"

"Ah, kamu Rika." Joni segera membekap mulut wanita itu agar tidak berteriak lalu membawanya bersembunyi.

Dirasa tempat itu aman, Joni melepaskan tangannya dan mulai bernafas lega.

"Bang Joni sudah bebas, lalu di mana bang Tomi?" tanya Rika dengan keberadaan suaminya saat ini.

"Aku kabur dari penjara. Dan sekarang polisi mengejarku."

"Jadi Bang Joni buron!" Rika menganga tak percaya.

"Kenapa rumah kontrakan Saras digembok, kemana dia?" Joni hendak menemui mantan istrinya untuk meminta ganti rugi.

"Sekarang Saras sudah nikah Bang, dengan seorang dokter kaya." Rika memanasi Joni, Rika sungguh kesal, ia pikir Saras akan merana hidupnya eh malah beruntung karena pria asing yang menolongnya kala itu.

"Kurang ajar dia. Baru jadi janda sebentar sudah gatel, dimana dia tinggal sekarang ! Aku akan menuntut ganti rugi." Joni tampak murka mendengar kabar itu.

"Aku tidak tahu dimana ia tinggal sekarang. Yang pasti dia hidup bergelimang harta sekarang. Bang Joni harus segera mencari keberadaan Saras, dia telah memenjarakan suamiku maka aku akan menuntut dia juga."

Joni setuju dengan usul Rika dan merayu Rika agar dipinjami uang. "Sedikit saja Rika, aku akan melunasi hutangku begitu aku mendapatkan ganti rugi dari Saras."

Akhirnya dengan desakan dan rayuan Joni, Rika mengeluarkan empat lembar uang seratus ribuan.

Joni bergegas pergi sebelum orang lain melihatnya. Ia membeli masker dan topi sebagai penyamaran. Menuju sebuah bangunan yang usang untuk tempat ia beristirahat. Rencananya, ia akan kembali ke meja judi dengan uang pemberian Rika.

...****************...

Ketika jam pulang sekolah, Fahmi berpamitan untuk pulang sebentar dan menuju sekolah Bagas.

Bagas tampak senang karena ayah tirinya begitu mempedulikan dirinya. Teman baru Bagas menyapanya ketika Fahmi turun dari mobil.

"Itu ayah kamu, Bagas?" tanya Lusi.

"Iya."

"Kok tidak mirip sama kamu." celetuk gadis dengan rambut dikepang dua.

Bagas menatap Fahmi, ia sedikit bingung untuk menjawabnya.

1
Ma Em
Fahmi kamu jgn terlalu percaya sama Sesil dia itu mau agar kamu membenci Saras, jgn sampai nanti kamu menyesal karena telah membuat Saras sakit hati sama kamu Fahmi
Ria Nasution
selalu emosi yang dominan terbawa
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Yg sabar ya Saras
Lagian di rumah ada CCTV tinggal lihat aja
DinDut Itu Pacarku Mampir
sella surya amanda
lanjut
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Begitulah kalau Poligami
Susah suami utk bs adil sama kedua istrinya
DinDut Itu Pacarku Mampir
Yati Susilawati
istri dua.. serumah.. ?
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Kyknya Saras juga hamil
Toker mah Pak dokter
Dua istri nya Hami5
Ria Nasution
kapok. sesil tunggu aja kabar bahagia juga dari Saras pasti akan terbakar api 🔥🔥🔥 cemburu yang lebih....
muna aprilia
lnjut
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Fahmi harus mendidik Sesil krn itu tugas Suami
DinDut Itu Pacarku mampir
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
betul itu Saras jgn di bebaskan penjahat
DinDut Itu Pacarku Mampir
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Kira2 Siapa nih
DinDut Itu pacarku Mampir
sella surya amanda
lanjut
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Bentar lagi Riko bakal tertangkap dan masuk Hotel Prodio
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Sebentar lagi Riko pasti tertangkap
DinDut Itu pacarku mampir
Ma Em
Semoga Bagas segera ditemukan dan selamat dari Riko, segera tangkap dan penjarakan Riko
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Semoga Bagas bisa selamat
DinDut Itu Pacarku Mampir
sella surya amanda
lanjut
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Jadi Cinta pertama Rehan itu saudara Saras ya
DinDut Itu Pacarku mampir
sella surya amanda
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!