Naina, seorang gadis muda berbakat, adalah salah satu penghuni panti asuhan. Saat ia bersekolah di sekolah menengah elit, dia pintar dan cantik, dinaksir oleh banyak laki-laki, dan juga iri dari banyak gadis.
Tapi dia tidak peduli dengan semua itu, situasi ekonomi ibu panti semakin memburuk, bahkan dia mendapat kesempatan untuk belajar di luar negeri, dia harus melepaskannya, dia harus lulus secepatnya dan mencari pekerjaan yang stabil untuk membantu saudara-saudaranya di panti asuhan, dan juga untuk meringankan beban ibu panti.
Namun, tidak ada yang tahu, termasuk ibu panti, bahwa Naina adalah seorang hacker dan dikenal sebagai "UZZA", yang merupakan singkatan dari "Yang Terkuat", dan menghasilkan banyak uang dari bisnis lain.
"Naina, mengapa kamu masih bekerja jika kamu begitu kaya?"
"Aku tidak ingin ibu panti mengira aku mencuri uang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wajah Naina yang Tersebar
"TIDAAAAK" teriaknya, membuat Mira dan yang lain terkejut
"Ada apa Nai?" tanya Mira
"Hah? A mmm... tidak ada apa-apa kak. Apa ada yang bisa Nai bantu kak?" Naina menjawab seperti orang kebingungan
"Saat ini belum ada, tapi sebentar lagi resto akan buka. Sebaiknya kamu duduk saja di meja kasir." jawab Mira, Naina hanya mengangguk dan melangkah kembali ke meja kasir
'Ada apa dengannya?'
'Apa mungkin, permintaan menarik Maya kembali di tolak?'
'Sampai se setres itu?'
'Aku rasa bukan, masa sampai membuat ia seperti orang ling lung?'
'Jangan-jangan ada yang menyatakan cinta padanya?'
'Siapa? Mana mungkin bu Sintya?'
'Gila kamu!!'
'Jangan-jangan....'
'Bisa jadi, tadi kalian lihatkan saat bos di dorong keluar oleh bu Sintya.'
'Tidak.. itu tidak mungkin'
"Hei, kembali bekerja!! Malah main tebak-tebakan, siap-siap semua." tegur Mira, walau sebenarnya ia sendiri memang penasaran.
Mereka semua langsung berdiri di posisi masing-masing, ada yang berdiri di pintu masuk, berdiri di depan meja kasir, berdiri di dapur (tentunya itu adalah koki). Para tamu yang sudah berdiri di luar, langsung berhamburan masuk.
Restoran ini, seperti kafe. Jam operasional di mulai dari pukul 08.00 sampai 23.00. Di bagi dalam 2 shifft, namun untuk perempuan tidak ada jadwal masuk malam. Desain Interiornya nya membuat nyaman para pengunjung, ada beberapa spot yang bisa di jadikan tempat untuk selfi. Tempatnya bisa di bilang luas, karena selain lantai satu yang bertemakan kekeluargaan. Ada lantai dua, yang di buat cozy mengikuti jamannya. Tambah lagi di belakang, bertemakan outdor. Dimana, Ken men desainnya menjadi taman bunga. Juga ada beberapa hewan yang bisa di lihat oleh anak-anak, mereka juga di perbolehkakn memberi makan dengan pakan yang sudah di sediakan. Tak jauh dari tempat makan, ada sebuah kolam ikan yang di buat seindah mungkin.
Di tempat itu juga, di sediakan private room dan meeting room di lantai 3. Maka dari itu, restoran milik Ken ini. Sering di jadikan tempat, untuk merayakan sebuah perayaan. Entah itu untuk pernikahan, pertunangan, ulang tahun dan lainnya.
Para pengunjung sudah masuk untuk sarapan, terlihat ramai seperti biasanya. Naina yang tadinya melamun, kini tersenyum karena melihat bila hari ini akan sibuk. Melihat mereka cukup kewalahan, akhirnya Naina ikut turun tangan.
Ia mengambil buku menu dan menyerahkan pada beberapa meja yang belum terlayani, ia mencatat semua pesanan para pengunjung. Tak lupa dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya, sehingga membuat tempat itu semakin banyak pengunjung. Karena banyak tamu, yang memfoto Naina dan mengunggahnya medsos masing-masing, dengan caption yang berbeda.
'BIDADARI @RESTORAN XXX'
'HATIKU YANG AMBYAR, KEMBALI RAPIH. SETELAH MELIHAT WAJAH CANTIKNYA!!! @RESTORAN XXX'
'YA TUHAAAAN, SAYANG SEKALI BILA HARUS DI LEWATKAN @RESTORAN XXX'
'DEWI PEMBAWA KEBERUNTUNGAN @RESTORAN XXX'
Dan masih banyak lagi hal lainnya, tentu saja hal tersebut langsung masuk ke dalam ponsel para petinggi. Alias Ken, David dan Sintya.
Mendengar banyaknya notifikasi di ponsel mereka, mereka menjeda pekerjaan mereka dan membuka ponsel. Terlihat ekspresi yang berbeda-beda di wajah mereka.
Ken yang langsung marah, karena foto gadisnya tersebar luas. Ia tidak mau, bila wajah gadisnya di lihat oleh banyak orang.
"Br*ngsek, berani sekali mereka mengambil foto gadisku. Bagaimana Naina bisa keluar dari ruangan?"
David yang tersenyum puas, ia yakin saat ini Ken sedang kebakaran jenggot.
"HAHAHAHAAHA, sebentar lagi pasti akan ada orang yang berlari keluar dari ruangan sebelah dan menyerahkan pekerjaan padaku."
BRAAKK
"Vid, bereskan semua pekerjaan. Tunda semua meeting, undur waktunya. Atur ulang semua jadwalku" ucap Ken
'Baru juga selesai bicara, Tuhan langsung mengabulkannya.' gumam Daniel
"Ya ya ya... paduka tenang saja. Pergilah" Ken langsung bergegas menuju lift, ia yang belum lama sampai kantor. Kini akan meninggalkan perusahaan dan kembali ke restoran.
Sintya yang panik, karena begitu banyaknya foto Naina dengan pose yang berbeda walau di foto secara candid. Sungguh, tak ada foto yang gagal. Semua terlihat sempurna
"Mampus gue, sebelum Ken sampai. Gue harus kabur, apa alesannya.... ayo berpikir Sintya. Ahaaa" Sintya berdiri dan mengambil tasnya, ia bergegas keluar dari ruangannya.
"Nai" panggil Sintya
Naina yang sedang mengantarkan pesanan, langsung mengalihka pekerjaannya pada yang lain.
"Iya bu" ucap Naina, saat ia sudah ada di hadapan Sintya
"Nai, aku titip resto ya. Aku lupa bila aku harus bertemu pastor di gereja, untuk membicarakan masalah acara pembaptisan keponakanku besok." ucap Sintya tergesa, ia tidak berbohong. Memang besok adalah acara keponakannya, namun semua urusan sudah selesai oleh kakaknya.
"Hah? Baik bu." jawab Naina dengan polosnya
"Kalau begitu, aku berangkat sekarang ya. Terimakasih cinta" ucap Sintya sambil mencolek dagu Naina, ia langsung pergi meninggalkan resto setelah melihat anggukan Nai.
"Bu Sintya terlihat buru-buru, sepertinya memang urusan yang sangat penting." ucap Naina pada dirinya sendiri, ia kembali ikut bergabung dengan yang lain.
"Nai, kamu ngasirin aja ya. Udah antri yang bayar." ucap Syarif, saat Naina akan mengambil pesanan
"Oh, ok kak" Naina pun kini berdiri di balik mesin kasir dan melayani para pengunjung yang sudah selesai makan.
Naina selalu tersenyum ramah dan juga kadang menjawab pertanyaan-pertanyaan pengunjung. Naina akan menjawab, bila tidak berhubungan dengan privasinya.
Dan tentunya tidak sedikit yang meminta no ponsel Naina, namun Naina menolak nya dengan sangat sopan agar tidak menyinggung.
Setelah 20 menit, terlihat Ken yang baru saja sampai di parkiran. Ia pun berjalan tergesa ke dalam restoran miliknya tersebut.
"Selamat dat.... tang" ucap Nai gugup, ucapan Sintya benar-benar sangat mengganggu kinerja otaknya.
BLUSH
Wajahnya yang putih, tidak bisa menyembunyikan semu merahnya tersebut.
"B bos" panggil Naina tergagap, seraya sedikit menunduk. Ia kembali mengingat ucapan yang di katakan oleh bu Sintya tadi pagi.
Ingin rasanya menarik Naina saat itu juga, tapi tentu saja ia tak bisa melakukan hal itu bukan? Setelah Ken mengangguk, ia langsung ke ruangan Sintya
BRAAKK
"SIN.... kemana dia? Jangan bilang, bila kamu melarikan diri Sin." ucap Ken geram, ia kembali keluar dan melangkah mendekati Naina yang baru saja merasa tenang.
Tapi, ketenangan itu hanya dalam hitungan menit. Jantungnya yang baru saja tenang, kini harus kembali berdetak dengan cepat.
'Tidak tidak... please berdetaklah dengan normal, wahai jantung' gumam Naina dalam hati
Jantungnya semakin tak karuan, saat Ken semakin dekat dengannya.
"Nai, kemana Sintya?" tanya Ken
GLEK
Naina mencoba bersikap normal dan menenangkan debaran jantungnya.
"A anu bos, tadi bu Sintya ijin harus ke Gereja. Ibu bilang, ada janji dengan pastor setempat." jawab Naina
'Awas kamu Sin, aku tau urusan itu sudah di selesaikan oleh kak Nathan'
"Nai, ikut saya" ucap Ken seraya menarik tangan Naina
DEG
"E EH, b bos..
...****************...
Jangan lupa senggolannya keys😘
...HAPPY READING ALL 💞💞💞...