NovelToon NovelToon
Kakak Atau Suami?

Kakak Atau Suami?

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Your Aunty

Kendati Romeo lebih tua belasan tahun, dengan segudang latar belakang militer, dia masih bersedia menikahi Ansela, yang kala itu masih duduk di bangku SMA.

Tapi tentunya, ini diikuti dengan beberapa kesepakatan. Berpikir bahwa hubungan mereka tidak mungkin bertahan lama, mengingat perbedaan usia mereka. Alih-alih suami dan istri, mereka sepakat untuk seperti kakak-adik saja.

Setidaknya, itulah yang dipikirkan Romeo! hingga ketika tahun berlalu, dunianya berahkir jungkir balik.

••

Dia mendapati, bahwa Ansela adalah seseorang yang paling dia inginkan, dan paling tidak bisa dia gapai, meski gadis itu disisinya.

Dengan tambahan persaingan cinta, yang datang dari sahabatnya sendiri, yang kepada dia Romeo telah berhutang nyawa, ini hampir membuatnya kehilangan akal.

“AKU BUKAN KAKAKMU! AKU SUAMIMU.”


••

Baca perjuangan sang Kapten, di tengah sikap acuh tak acuh sang Istri. ✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Your Aunty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24

Setelah kejadian tadi pagi, suasana dalam apartemen menjadi sangat kaku. Setidaknya itulah yang dirasakan Romeo dan Jordan, meski tidak dengan Ansela. Alih-alih malu, dia malah memarahi keduanya, dan menganggap keduanya tidak becus padahal berusia lebih tua. Romeo dan Jordan jelas hanya bisa pasrah pada tuduhan ini. Karena lebih baik begitu daripada Ansela harus merasa malu.

Sepanjang hari yang dikatakannya untuk menemani dan membuat momen, karena Jordan dan Rafael dalam persiapan untuk pergi, nyatanya kebohongan semata. Ansela hanya merebahkan dirinya di tempat tidur sambil bermalas-malasan. Menolak untuk bangun.

Sehingga tugasnya sebagai istri untuk menyiapkan keperluan suami sebelum pergi, malah berbalik menjadi Romeo yang menyiapkan semuanya untuk Ansela, sebelum dia pergi.

"Jordan, kau tunggu disini. Aku akan keluar untuk mencarikan beberapa keperluan bagi Ansela."

Jordan mengangguk-angguk saja. Dengan keberangkatan yang di depan mata, dia tidak bergairah sama sekali.

Sementara Romeo, dia berencana membeli keperluan sehari-hari Ansela. Dia ingin mengisi penuh Apartemen gadis itu, agar Ansela yang pemalas, tidak perlu repot-repot untuk berbelanja.

Jadi alih-alih ke mall, dia pergi ke supermarket. Tapi baru saja memasuki toko, dia malah bertemu dengan Daisy disana. Posisinya yang baru masuk, dan sang mantan yang sudah di dalam. Keduanya saling bertatapan untuk waktu yang cukup.

Daisy yang melihat bayang Romeo di kota asing ini, sedikit memiliki pengendalian diri. Dia masih berpikir telah berhalusinasi, karena terlalu merindukan pria itu.

Tapi melihat Romeo yang juga menatapnya, meski tatapan pria itu terlihat aneh, Daisy memilih untuk menghampiri bayang itu.

Sementara Romeo yang melihat Daisy berjalan kearahnya juga tidak berniat untuk menghindar. Dia hanya ingin bertanya kenapa wanita itu di sini? takut saja kalau ternyata Daisy mengikuti dia atau semacamnya. "Bagaimana kau disini?"

Mendengar suara berat itu, Daisy membulatkan matanya tidak percaya. Dia sampai menutup mulut dengan tangan, agar tidak berteriak kegirangan. Disangkanya dia tidak akan melihat Romeo lagi setelah pertemuan mereka di rumah pria itu, apalagi dalam tempo yang masih dekat.

Mata Daisy berkaca-kaca, dia mengangkat tangannya ke arah Romeo.

"Jangan menyentuh!" Tolak Romeo, ketika tangan Daisy hampir menyentuh pipinya.

Tapi Daisy jelas tidak peduli. Keberadaan Romeo disini, adalah fokus-nya saat ini. "Ro-romeo ... ini luar biasa. Kau benar-benar nyata." Senang Daisy bukan kepalang. Namun begit ekspresinya dengan cepat berubah menjadi penuh tanya, "Romeo, apa yang kau lakukan di sini? apa kau mencoba untuk mengikutiku?"

Tentu saja tidak! adalah jawaban Romeo di hatinya. Namun melihat reaksi aneh Daisy dia memilih tidak mengatakan hal itu. Dia sudah merasa cukup dengan pertanyaan Daisy, yang setidaknya sudah memberi konfirmasi pada Romeo, bahwa pertemuan mereka benar-benar tidak sengaja.

"Aku pergi dulu." Ujar Romeo yang langsung berbalik. Dia sudah mengambil beberapa langkah, ketika Daisy tiba-tiba memeluk dirinya dari belakang. Deg. "Romeo, jangan tinggalin aku. Aku mohon."

Di bawah pandangan banyak pasang mata, Daisy mulai terisak secara perlahan, membuat Romeo jelas harus melepaskan diri dari suasana rendah moral tersebut. Beberapa kali dia mencoba melepaskan pelukan itu, tapi Daisy melingkar seolah dia gurita. "Jangan! jangan pergi. Jangan tinggalkan aku Romeo. Tunggulah aku sebentar, kita akan kembali bersama." Mohonnya.

Dengan cepat gunjingan demi gunjingan-gunjingan mulai terdengar Walaupun kecil kemungkinan orang lain mengenal mereka, tapi tetap saja, Romeo merasa ini tidak pantas. "Daisy, kau lepaskan aku, atau aku aku terpaksa menjadi kasar." Peringat Romeo.

Tapi Daisy tidak percaya Romoe bisa melakukan hal itu padanya. Jadi dia menggeleng, masih dalam pelukan. Melihat ini, Romeo mau tidak mau dia harus menambah kekuatan. Hingga, "Akh," Daisy mengerang kecil, karena perih tangannya yang di lepas paksa Romeo.

Sementara Romeo, ... untuk menghindari kegilaan Daisy yang bisa kembali kapan saja, dia langsung mengambil langkah panjang, berjalan ke luar.

Jelas Daisy juga tidak mau menyerah. Dia langsung mengejar, dengan suaranya menggema di supermarket, menggaungkan nama Romeo. Dia berlari dengan hanya fokus pada pada pria itu, benar-benar takut untuk berahkir seperti pertemuan terahkir mereka.

Jadi saat Romeo menyebrang, karena mobilnya diparkir diluar, Daisy semakin mempercepat langkahnya. Inilah yang membuatnya tidak sadar, ketika sebuah sepeda motor melintas dan tidak sengaja menyerempet dirinya.

"AKKHHH!"

Romeo yang terkejut, berbalik dan mendapati Daisy sudah jatuh dengan betis yang terluka. Jelas saja dia langsung menghampiri wanita itu. Untuk sesaat hatinya dipenuhi kekhawatiran.

"Daisy, kau tidak apa?" Panik Romeo.

"I-ini sakit sekali." Keluh Daisy, yang memang saat ini betisnya sudah mengeluarkan cairan merah.

Dan inilah kenyataannya, walaupun kecil, kepedulian Romeo tetap lah ada, pada wanita yang hampir menjadi istrinya itu. Dengan gaya ala bridal style Romeo mengangkat Daisy, dan membawa masuk ke mobilnya.

Kenapa ke mobil? karena dia tidak tahan dengan pandangan mata banyak orang. Tidak tahu, bahwa salah satu dari orang-orang itu adalah sahabat Ansela.

Eva yang sudah melihat hal ini dari jauh, segera menyiapkan beberapa foto yang sudah diambil sejak tadi sebagai bukti.

Baru kemarin dia iri terhadap kehidupan Ansela, tapi sekarang sudah di buat takut. Ya, siapa yang tidak takut kalau melihat suami sahabat, berjalan dengan wanita lain. Rasa rasanya ingin Eva sewa orang, untuk mengeroyok Romeo saja.

"Sayang sekali wajah perempuan itu tidak jelas. Tapi tetap saja, Ansela harus mengetahui hal ini. Dasar pria! dasar rubah tua! sudah tua, brengsek pula!" Caci Eva pada Romeo.

•••

Di apartemen, Ansela yang sedang bersantai meng-scroll media sosial, terkejut dengan pesan penuh foto yang dikirim Eva.

"Apa ini?" Kejut Ansela. Dia yang tadinya bersandar ria, langsung berdiri tegak. Dia memeriksa berulang kali, melakukan perbesaran gambar dan, tidak salah lagi! Pikirnya.

Ansela terdiam sebentar, sebelum melangkah keluar tiba-tiba. Matanya mencari Jordan, dan menemukan pria itu sedang duduk menonton dengan tatapan yang kosong.

"Kak? Kak Jordan? Kak Jordan?"

tiba-tiba mendapatkan tanggapan, Ansela mendekati Jordan sambil menggoyang tangganya di depan pria itu. "KAK JOR!!"

"Ah, yah ada apa Sela?" Kaget Jordan dari lamunannya.

"Dimana sahabatmu itu?"

Jordan sedikit mengernyit, "Maksudmu Romeo?" Bingung Jordan yang tidak mendapatkan reaksi balik. Tapi begitu, dia yang sudah sepenuhnya sadar, langsung memberikan penjelasan, "Eh, Romeo ... dia sedang pergi ke supermarket. Katanya untuk membelanjakan kebutuhanmu buat kedepannya. Luar biasa memang Pak suami itu, benarkan?"

Jordan bermaksud menggoda Ansela di akhir kalimatnya. Tapi sayangnya tak mendapat respon yang diharapkan. Ansela hanya berdiri terdiam, tanpa mengatakan apapun.

Dia datang bukan untuk mengecek Romeo yang lokasinya sudah pasti terlihat. Dia sedang dalam pengecekan, mencari tahu apa Jordan tahu hal ini atau tidak. Jangan sampai, orang-orang yang terlihat baik didepan, ternyata berkomplot dibelakangnya, dan dia tidak tahu. Ini mungkin bukan pernikahan pada umumnya, tapi Ansela benci ditipu. Namun melihat reaksi Jordan, Ansela menduga, pria itu memang tidak tahu apa-apa.

"Mm, baiklah." Setelah mengatakan itu, Ansela berbalik meninggalkan Jordan yang memiliki banyak pertanyaan di benak, termaksud, "kenapa dia?"

•••

Masih di parkiran Supermarket, Romeo baru saja selesai membersihkan luka lecet Daisy, dimana wanita itu terus saja menangis. Membuat kepalanya berdenyut.

"Daisy, sudah selesai. Tolong kembali sekarang."

Tapi Daisy menggeleng. Dia kembali melingkarkan tangannya di pundak Romeo. Kelembutan Romeo dalam merawat lukanya membuat Daisy semakin terbuai oleh masa lalu. "Romeo, aku sangat merindukanmu. Kenapa kau menghindari dariku? Kenapa Romeo? kenapa kau tidak mau memberikan kontakmu? huhuhuu...." Semakin banyak yang Daisy pikirkan, semakin sakit hatinya juga.

Sementara Romeo yang mendengar semua keluhan Daisy, entah kenapa merindukan sikap acuh Ansela.

"Daisy, sudah ku katakan jangan seperti ini. Aku minta, turunlah!"

Sementara Eva yang masih tidak mau melepaskan Romeo, bersembunyi dari jarak yang cukup, untuk mengambil bukti lain bagi sahabatnya itu. Dia mungkin tidak bisa mendengar dengan jelas karena keduanya di dalam mobil. Tapi baginya itu seperti pertengkaran, ketika ada saling dorong di sana.

"Astaga, sudah berselingkuh, ternyata suka main tangan. Pria memang makhluk yang tidak bisa di percaya." Cela Eva.

Dia masih fokus mengambil beberapa adegan, takut jangan sampai Romeo melakukan kekerasan lebih. Tapi jauh yang diharapkan, alih-alih adegan pertengkaran, itu malah menjadi adegan ciuman.

"OH MY GOD, APA INI?" Eva tidak bisa menahan suaranya saking terkejut. Hal ini sontak mengambil perhatian Romeo. Ya, dia tidak mungkin salah mengenali bayang itu, "temannya Ansela?"

Romeo sontak saja keluar dari mobil, hendak mengejar gadis yang terlanjur lari itu. Tidak ingin, kesalahpahaman terdengar sampai pada telinga Ansela.

Daisy yang melihat Romeo keluar, langsung ikut keluar.

"Romeo, kenapa? ada apa, kenapa---"

"DIAMMMM!" Bentak Romeo, tak tertahankan.

Dia menaruh kedua tangannya di pinggang, mencoba menekan amarahnya sekuat tenaga. "Daisy hentikan. Kenapa kau mencium seperti tadi? kita ini bukan lagi pasangan, dan sudah memiliki pasangan masing-masing. Bagaimana---"

"Romeo, kenapa harus begitu marah? Bukankah kau juga menikmatinya walau hanya seperkian detik? kau membalasku. Bukankah itu artinya kau juga menginginkanku sayang?" Bujuk Daisy.

Tapi Romeo segera menggeleng dengan tangan di dahinya yang berdenyut. "Tidak, itu tidak benar. Itu tidak benar." Romeo bersumpah, tidak menginginkan istri orang lain. Soal ciuman itu, hanyalah refleks tubuh untuk sekejap.

Dia adalah seorang pria dewasa, dengan kehidupan tempat tidur yang tidak aktif. Jadi ciuman itu, membuatnya ling-lung untuk seperkian detik. Tapi hanya untuk itu, pikir Romeo, yang merasa kacau dan bersalah saat ini. Aku harus menemui Ansela, putusnya.

Bertepatan Daisy yang sudah di luar, Romeo segera menaiki mobil dan menguncinya, tidak membiarkan wanita itu untuk masuk.

"ROMEO, BUKA!! ROMEO!!" Daisy tidak mau berhenti, memaksa Romeo membuka pintu mobil. Merasa tak punya pilihan, Romeo langsung memaksa melajukan mobilnya, meski hampir menyerempet Daisy.

Dalam perjalanan, Romeo menggertakan giginya merasa marah pada diri sendiri. "Sayang sekali, padahal seharusnya hubungan kita bisa berahkir lebih baik dari ini." Pikir Romeo mengenai Daisy.

Karena setelah apa yang terjadi barusan, dia sudah tidak bisa menoleransi keberadaan Daisy disekitarnya lagi.

Kini dia kembali pulang, dengan tidak membawa satu hal pun. Dalam perjalanan, dia terus memikirkan apa yang harus dijelaskannya pada Ansela nanti. Karena tidak mungkin, Eva tidak mengatakan apapun.

1
V'marbe
ceritanya gak pernah mengecewakan
selalu beda dari yang lain
tapi satu yang PASTI ceritanya selalu bagus
Fairuz Nuna
bagus
Umie Irbie
kenapa anselanya penyakitan siiii,.😒😫
Umie Irbie
ngg suka sama sikap sela,. males nya kebangetan,. 😡😡😡😡😡😡 ngg masuk akal malas nya 😒
Umie Irbie
sweeet bngeeeet dialognya 😀
王贝瑞: Mampir juga kak ke My Secret Lover 😄
total 1 replies
Umie Irbie
romeo bodoh,. 😡😡 berarti ini bener2 ngg ada romantisnya donk 😫
Umie Irbie
ngg suka sama sifat malas sela😩😫 ngg suka wanita pemalas,. bisa di rubah ngg yaaaaa jadi mandiri dan punya martabat 🤭
Sweet_Fobia (ᴗ_ ᴗ )
Ngga kecewa sama sekali.
Umie Irbie
awal yg menarik 😀 mudah di fahami ceritanya 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!