NovelToon NovelToon
Diam-diam Cinta

Diam-diam Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: SariAdja

#Saquel : Gairah Sang Konglomerat

Baca dulu Gairah Sang Konglomerat !!

Tentang Dirga yang hatinya untuk Rosalin tetapi tubuhnya menginginkan Tiara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariAdja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Ruang tunggu Bandara Soekarno Hatta.

Setelah dua jam perjalanan via udara kini Tiara dan Ferdinand sudah tiba di Jakarta. Mereka tengah duduk menunggu taxi.

Tiara masih diam saja sejak tadi. Ia tidak menjelaskan apapun. Di lain sisi ia tidak ingin membuat Ferdinand sedih, tetapi ia sadar. Ia sudah menyukai Dirga. Ya, tidak mungkin ia sedih, marah, dan kecewa melihat Rosalin keluar dari kamar Dirga. Kalau, ia tidak memiliki perasaan terhadap suami kontraknya itu.

“Siapa Dirga Abraham?” tanya Ferdinand. Setidaknya, harus mengetahui alasan mengapa pria itu bisa terikat dengan Tiara.

Pria itu pasti bukan sepupumu, pria itu pasti ada hubungan denganmu!'batinnya.

Hening. Kecewa, marah, dan sedih berpadu di dalam hatinya.

“Katakan Tiara! Siapa Dirga Abraham? Kenapa dia selalu ada di dekatmu? Kenapa kamu ke Bali bersamanya? Kenapa kamu menangis karenanya? Katakan kenapa?” cerca Ferdinand. Ia marah, tetapi hanya bisa sabar menunggu Tiara menceritakan semuanya.

Kejadian semalam dan tangisan Tiara pagi tadi, meninggalkan ribuan tanya di benaknya.

Ada jeda sekian menit sebelum Tiara membuka suaranya. “Dia suamiku!” jawabnya.

“Apa?” Ferdinand sangat terkejut. Tidak percaya dengan apa yang di ucapkan Tiara.

“Dirga Abraham adalah suamiku,” tegasnya menundukkan kepala.

“Jadi ini alasan kamu tidak menerima telefonku? Alasan kamu tidak memakai liontin dariku? Alasan kamu menghindar dariku? Kenapa! Kenapa kamu harus menikah dengannya?” cerca Ferdinand berusaha menguasai dirinya. Dia patah hati, gadis yang ia cintai selama ini dan merupakan cinta pertamanya sudah menikah.

“Aku bisa menjelaskannya!” seloroh Tiara.

“Baiklah, jelaskan! Aku akan mendengarkannya!” Ferdinand menahan marah dan kecewanya. “Apa dia mengancammu!” tuduhnya.

Tiara diam. Tidak ada alasan yang tepat karena saat ini ia sudah sadar. Sadar kalau ia menyukai. Mencintai Dirga, lebih tepatnya.

“Katakan sesuatu, apa kamu menikah karena paksaan? Ini semacam nikah kontrak atau perjanjian kan? Atau tolong jelaskan sesuatu Tiara!” Jelas sekali Ferdinand tampak gegabah, hatinya terasa berat. Menahan tangis, tidak bisa menerima kenyataan. Apa? Ini mimpi kan? Gadis impiannya yang ia simpan untuk masa depan sudah menikah!

Tiara diam, enggan mengakui bahwa ia menyukai Dirga. Ia pria itu sudah lancang sekali merenggut kehormatannya. Tidak, Ferdinand akan marah. Pun begitu dengan Vida.

“Katakan sesuatu! Jangan diam saja!” desak Ferdinand.

Tap.

Tap.

Tap.

“Kalian sudah lama menunggu?” tanya Vida yang baru saja tiba.

Tiara melihat sekilas dan kembali menunduk.

“Apa yang terjadi, dimana Tuan Dirga?” tanya Vida. Tiara hanya bersama Ferdinand, Dirga pasti akan mencarinya seperti waktu itu. Jangan sampai Ferdinand mengajak Tiara kabur. Tidak!

“Aku dan Tiara, pulang terlebih dahulu!” jawab Ferdinand.

“Jadi Tuan Dirga masih di Bali?” Ekspresi terkejut tampak jelas di raut wajah Vida. Ia tidak menyangka, Ferdinand akan membawa kabur Tiara yang saat ini berstatus suami orang.

“Iya aku sengaja mengajak Tiara pulang, aku tidak suka pria itu kasar dan suka berteriak!” ungkap Ferdinand.

“Ferdinand, kau tidak bodoh kan kau tahu Tuan Dirga dan Tiara itu sudah menikah? Kau tahu apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Dirga marah?” Nafas Vida memburu, sungguh tidak habis pikir Ferdinand membawa lari istri orang.

“Aku tidak takut, aku tidak rela dia membuat Tiara menangis, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Tiara, meskipun pria itu adalah suaminya!” Mengingat tangisan Tiara Ferdinand kembali yakin lebih baik membawa sahabatnya itu kabur daripada menyerahkannya pada Dirga. Tua, duda, Dirga lebih mirip om-om senang yang menginginkan tubuh Tiara di bandingkan seorang suami.

“Ferdinand kamu gila, sebaiknya segera telepon Tuan Dirga dan beri tahu kalau kalian sudah pulang ke Jakarta!” usul Vida. Ia ingin yang terbaik untuk Ferdinand. Dia tidak tahu dan tidak mengenal Dirga. Papanya saja tidak berkutik di hadapan Bosnya itu.

“Apa maksudmu Vida! Lebih baik kamu diam. Sudah jelas Tiara itu menangis karena Dirga! Dia itu sendiri dia hanya memiliki aku dan kamu. Siapa lagi akan menolong Tiara kalau bukan kita. Tiara tidak mungkin menangis kalau tidak terluka. Apa kamu akan menyerahkan Tiara pada om senang itu!” protes Ferdinand memejamkan mata, tidak bis membayangkan nasib buruk apa yang dialami Tiara jika terus bersama Dirga.

“Kamu tidak mengenal Tuan Dirga, Ferdinand! Bagaimanapun aku lebih percaya Tiara bersama Tuan Dirga! Kamu! Bukankah kamu harus ke pulang ke rumahmu sore ini!” Vida mendesah. Kadang Ferdinand sangat keras kepala.

“Memangnya aku bisa kuliah dengan tenang, memangnya aku bisa belajar sementara di sini Tiara menangis setiap hari, menikah dengan pria tua itu! Aku akan membawa Tiara ke rumahku! Hidup bersamaku!” paksa Ferdinand meraih jemari tangan kanan Tiara lalu menggenggamnya kuat.

“Hentikan Ferdinand, kamu menghidupi dirimu sendiri saja belum bisa. Bagaimana bisa kamu mau membawa istri orang!” Vida menggelengkan kepala.

“Lantas, aku harus menyerahkan Tiara ke Tuan Dirga, membiarkan dia menangis setiap hari biarkan dia terluka setiap saat?” Ferdinand tidak akan melakukan hal bodoh itu.

“Diam kalian, jangan berdebat!” Tiara memacu suaranya untuk menghentikan kedua sahabatnya yang berdebat sejak tadi.

“Aku tetap akan membawa Tiara ke rumahku!” Ferdinand menarik tangan Tiara.

“Tidak, itu bodoh Ferdinand!” cegah Vida.

“Kalau Dirga memang mencintai Tiara, dan memang penting untuk hidupnya. Pria itu, tidak akan pernah membuatnya menangis. Dirga, Aku tidak percaya padanya. Lebih baik membawa Tiara ke rumahnya, apa pun yang terjadi di sana aku bisa kuliah sambil bekerja untuk menghidupi Tiara!” kekeh Ferdinand.

Vida berusaha agar Ferdinand mendengarkan ucapannya. Namun sia-sia, pria itu tetap ingin membawa kabur Tiara yang saat ini berstatus istri orang.

“Tiara, kamu mau tetap di sini menunggu Dirga atau kamu mau ikut denganku, tinggalah di rumahku?” tawar Ferdinand mengacuhkan permintaan Vida.

Tiara bimbang, seharusnya kalau memang dia penting untuk Dirga. Pria itu akan mencarinya, tapi sudah 3 jam jarak waktu dari ia pergi di pantai pria itu masih saja belum mencarinya. Dan semalam sudah jelas Dirga mengizinkan Rosalin tidur bersama.

“Baiklah karena Tiara, diam saja aku akan membawanya pulang ke rumah!” Ferdinand meraih tangan Tiara, lalu memesan taksi untuk pulang ke rumahnya.

*

Setelah 1 jam Dirga berdiam diri di tepi pantai meredakan nyeri akibat pukulan Ferdinand. Pria itu Kembali menuju ke kamar hotelnya. Berniat menemui Tiara dan meminta maaf.

Dengan lambat ia berjalan menuju kamar sang istri, sambil menimbang apa yang akan dilakukannya. Mungkin benar kata sang mama, ia harus minta maaf.

Tibalah Dirga di depan pintu kamar Tiara. Beberapa kali ia mengetuk pintu. Namun, tidak ada sahutan. Selanjutnya, Dirga membuka pintu kamar Tiara yang ternyata tidak terkunci. Kamarnya dalam keadaan bersih dan rapi. Sudah, tidak ada satu barang pun milik sang istri yang tertinggal di sana.

Pria itu segera berlari menuju kamar sang mama. Menggedor pintu, tidak sabar.

“Ada apa?” tanya sang mama yang baru saja bangun tidur.

“Apa Tiara Ke sini?” Dirga melihat ke belakang punggung mamanya. Berharap menemukan Tiara di sana.

“Tidak mama baru saja bangun, mungkin dia sedang sarapan di lantai bawah!” sahut Nyonya Rani. Ini masih terlalu pagi untuknya yang tidur tengah malam.

Dirga bergerak ke lantai bawah. Dia berlari ke taman lalu resto. Namun, Tiara dan Ferdinand juga tidak ada di sana. Akhirnya, ia memilih ke resepsionis untuk bertanya langsung.

“Apa kalian melihat orang ini?” tanya Dirga sembari menunjukkan foto Tiara yang terpapar di layar ponselnya.

“Aku melihatnya, tadi dia pergi bersama seorang pria yang check-out pagi ini,” jawab resepsionis. Ferdinand dan Tiara, satu-satunya tamu yang check-out sepagi ini.

“Apa pria itu berambut pendek dan tinggi sekitar segini, sedikit tampan?” tanya Dirga menunjuk hidungnya. Memastikan jika pria itu adalah Ferdinand.

Karyawan resepsionis itu mengangguk yakin.

Tidak ada opsi lain sudah pasti Ferdinand mengajak Tiara pulang ke Jakarta, pagi Ini juga.

Dirga berjalan Kembali menuju kamarnya. Berniat pulang ke Jakarta, sekarang juga. Setibanya di kamar, ia meraih ponsel dan ternyata sudah ada puluhan panggilan telepon dari Tomi.

Dirga segera menghubungi sekertaris nya itu.

Panggilan telefon terhubung.

“Apa kamu sudah memesan tiket untukku?” teriak Dirga sebelum Tomi sempat menyapanya.

“Ya Tuan saya sudah memesan dua tempat duduk untuk Anda, pagi ini! Tapi pesawat sudah berangkat sekitar 15 menit yang lalu,” jawab Tomi.

“Apa?” Dirga berteriak ingin marah. Namun, ia sadar bahwa itu adalah kesalahannya.

“Tuan Saya sudah menghubungi Anda sejak pukul enam tadi, agar Anda segera bersiap ke bandara tapi anda tidak memberikan jawaban,” jelas Tomi.

“Pesankan tiket untuk penerbangan selanjutnya dari Bali ke Jakarta,” titah Dirga tidak sabar.

“Baik Tuan.”

“Tiara menghilang, kalau bisa kamu segera ke bandara. Jangan biarkan dia kabur! Kamu pahamkan!” Dirga mulai gegabah. Tidak mau dan tidak siap kehilangan Tiara.

“Kenapa Nona Tiara bisa kabur?” protes Tomi.

“Ceritanya panjang, kamu harus menangkap Tiara dan jangan dia biarkan dia pergi, kemanapun!” tegasnya.

“Baik Tuan.”

Dirga mengakhiri panggilan telefon begitu saja. Lalu, melempar ponselnya kesal. Nafasnya, memburu benar-benar marah. Ferdinand, bocah tengil itu berani membawa istrinya kabur. “Dasar Bocah!” umpat Dirga mengepalkan jemari tangan. Bukan hanya ingin membalas pukulan Ferdinand, tapi Dirga ingin membuatnya babak belur.

1
SariAdja
Ayok di baca
dika edsel
bagus thor..aku suka ceritanya, gk berbelit-belit sat set das des..!! tiara yg lemah lembut baik hati vs dirga yg kaya raya dan gengsinya selangit..,sukses ya thor semangat..!!!
dika edsel
yasalam..,semoga perkataan mu yg terakhir itu didengar oleh tiara..heran gk jelas nih abang2 kyk bunglon ye kelakuannya..., setelah ini apakah dirga akan menyanyi kalau sudah tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga..
Laila Isabella
ngaku aja deh tuan dirga kalau udh jatuh cinta..😍😍
dika edsel
hadeeeh abang dirga ini sok2an dingin ye pdhl dia ingin...?? namanya juga diam2 cinta ya gengsi dong mau ngungkapin bner gk bang?? yok lebih digedein lagi gengsinya bang..
Laila Isabella
sudah mampir di sini thor..🤭🤭
SariAdja: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!