NovelToon NovelToon
Satu Malam Panas Bersama Mu

Satu Malam Panas Bersama Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ain Izza

Daffa bertemu lagi dengan wanita yang meninggalkannya setelah menghabiskan malam panas bersama lima tahun yang lalu dan sedang menggandeng seorang anak laki-laki yang mirip dirinya!
Selama itu pula, Daffa berusaha mencari dia dan diliputi rasa bersalah atas apa yang menyebabkan wanita itu pergi, dan kini Daffa bertekad untuk tidak melepaskannya lagi. Namun, ternyata wanita itu tidak menginginkannya.
Daffa harus berjuang untuk menyakinkan Desi akan cintanya dan juga mencari restu dari orangtuanya yang telah merencanakan perjodohan untuk dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ain Izza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gagal.

Daffa memarkirkan mobilnya di tempat pijat refleksi yang di rekomendasikan oleh Lana.

Lana memaksa agar ikut menemani Daffa, tapi Daffa menolak dan malah menyuruh Lana untuk kembali ke kantor.

Namun tanpa Daffa sadari, Lana mengikuti nya.

Setelah menuruni mobil, Daffa segera masuk ke sebuah ruko yang bertuliskan Bening's theraphy.

Daffa segera memesan sebuah kamar dan dia request terapis laki-laki,karena disana ada beberapa terapiss dan itu cowok cewek.

Si resepsionis pun mengangguk dan mengantarkan Daffa ke sebuah ruangan.

Setelah memastikan Daffa masuk ke kamarnya, orang suruhan Lana pun menemui terapis yang akan memijat Daffa.

Dia memberikan sejumlah uang, dan memberi perintah agar dia memasukkan obat tidur di minuman Daffa, karena yang Lana tahu salah satu pelayanan disini adalah memberikan teh khas china sebelum memulai di pijat, itu dapat memberikan relaksasi yang akan membuat si pengunjung semakin nyaman.

Daffa sudah melepas kemeja dan celana panjang nya hingga menyisakan celana longgar selututnya.

Sang terapis itupun masuk sambil membawa secangkir teh China yang sudah dia tambahkan bubuk obat tidur sesuai request dari orang suruhan Lana tadi.

"Tuan, ini teh khas China yang biasa diminum sebelum dipijat, agar menambah relaksasi." ucap si terapis dengan ramah.

Daffa yang sudah menelungkupkan tubuhnya pun menoleh.

"Sebenernya saya gak terlalu suka sama teh China mas, rasanya agak pahit. Tapi ya gampang lah, nanti bisa saya coba kalau udah selesai dipijit." Jawab Daffa.

"Ooh... B-baik tuan !" sang terapis pun meletakkan secangkir teh itu di sebuah meja yang ada di samping ranjang.

Perlahan si terapis itu membalurkan minyak pijat ke tubuh Daffa dan memijat bagian punggung nya hingga merata. Lanjut di bagian tangan dan kakinya juga. Daffa menikmati pijatan itu karena memang tubuhnya yang lelah seolah mendapat kan penambah amunisi.

"Habis ini, teh nya di minum ya tuan !" Terapis itu kembali berucap.

"Ck... Kamu ini tugas nya disini untuk memijat saya, bukan untuk nyuruh-nyuruh ! Terserah dong mau saya minum atau enggak teh nya !" sentak Daffa membuat terapis itu mengatupkan bibirnya.

Dia tidak berani membantah lagi, takut Daffa akan melaporkan ke atasannya dan berakhir di pecat.

Setelah sekitar 1 jam berlalu, Terapis pun menyudahi pijatannya. Mata Daffa sudah sayup-sayup mengantuk.

Saat terapis itu hendak berbicara, Daffa segera menyanggahnya.

"Apa? Mau suruh minum lagi ? Nih saya minum !" Daffa menenggak habis secangkir teh itu membuat si terapis berseru lega.

Setidaknya dia tidak akan dimarahi oleh orang suruhan Lana.

Daffa merasakan matanya semakin berat, dia pun memejamkan matanya.

"Sudah tidur." gumam si terapis, dan berjalan keluar dari kamar itu.

Terapis mengirim pesan singkat ke nomor suruhan Lana.

"Target sudah berhasil tidur."

Dan disebrang sana, Lana tersenyum puas.

Dia pun menuruni mobil, dan masuk ke ruangan resepsionis. Lana beralasan tidak ingin pijat, tapi hanya ingin menyusul suaminya yang sedang ada disini.

Dan karena Lana menunjukkan foto dirinya bersama Daffa, si resepsionis pun mempersilahkannya.

Lana segera menuju ke nomor kamar yang telah disebutkan oleh terapis yang tadi memijat Daffa.

"Sebentar lagi rencana ku akan berhasil." gumam Lana dengan senyum penuh kemenangan.

Dia tidak peduli dengan caranya yang salah, namun Demi mendapatkan Daffa, segala cara akan dia halalkan.

"Kamar 13." Lana tersenyum kemudian memegang gagang pintunya.

klek klek...klek klek...

"Kok gak bisa ?"

Klek klek... Klek klek...

Lana kembali berusaha membuka pintunya.

"Ck... !!"

Dengan kesal, Lana menelfon terapis itu dan menyuruhnya untuk mendatanginya.

"Kenapa Mbak?" tanya si terapis itu dengan pelan.

"Kenapa pintu nya gak bisa di buka ! Mana kuncinya !?" sentak Lana membuat terapis itu mengernyit.

"Gak dikunci sama sekali kok, tadi sebelum keluar sudah saya pastikan kalau dia sudah tidur."

Lana mengisyaratkan dengan matanya agar si terapis mencoba membuka pintunya.

Dan saat dia mencobanya, dia juga heran kenapa pintunya bisa terkunci.

"Kok terkunci ya..." gumam terapis itu dengan kebingungan.

"Dasar oon !!" Lana memukul pelan kepala terapis itu.

"Jangan kurang ajar ya !" terapis itu menjadi emosi karena tingkah Lana.

"Kerjaan sepele gitu aja gak becus !!" omel Lana sebelum dia meninggalkan terapis itu.

Tanpa terapis itu sadari, saat dia sudah keluar dari ruangan itu, dengan tertatih-tatih dan menahan rasa kantuknya yang sangat parah, Daffa mengunci pintu ruangan itu.

Dan barulah saat itu, dia kembali merebahkan tubuhnya di ranjang. Tak butuh waktu lama, Daffa kembali terlelap.

***

Saat ini jam menunjukkan pukul 6 sore. Daffa menggeliatkan tubuhnya perlahan, saat kesadarannya sudah mulai terkumpul, dia baru menyadari jika saat ini dia masih ada di tempat dimana dia dipijat tadi siang.

Daffa bangun dari tidurnya dan duduk di tepi ranjang.

"Ssshhhh !" Daffa memegang kepalanya yang agak berdenyut pusing.

"Bisa-bisa nya aku ketiduran di sini !" gumam Daffa kesal dengan dirinya sendiri.

"Gala." Daffa teringat akan Gala yang katanya sudah boleh pulang sore ini.

Dia segera menekan nama Desi dan melakukan panggilan telepon.

Di dering pertama, Desi langung menjawab panggilan itu.

"Kak... Dari tadi kok gak bisa dihubungin, kakak gak papa kan?" ucap Desi khawatir di sebrang sana.

Pasalnya sejak tadi sore ketika dia dan Gala sampai dirumah, dia hendak menelfon Daffa dan mengabarinya namun selalu tidak diangkat oleh Daffa.

"Ah... Maaf sayang, tadi aku habis dipijit sama terapis, badan aku capek dan pegel-pegel, sampai ketiduran tadi... Ini aku baru bangun." ucap Daffa masih dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Dipijit Cewek kak?" tanya Desi.

"Cowok lah, mana mau aku dipijit sama cewek, kecuali..." ucap Daffa menggantung.

"Kecuali...?" Sahut desi penasaran.

"Kecuali kamu." sambung Daffa diakhiri kekehannya.

"ih kak Daffa, Desi serius !"

"Iya aku juga serius sayang... Tadi yang pijit cowok."

Terdengar helaan nafas dari Desi.

"Besok lagi kalau capek, gak perlu lagi kak ke terapis-terapis kayak gitu, mending Desi aja yang pijit." ucap Desi yang entah kenapa nadanya seperti sedang merajuk.

Daffa pun terkekeh.

"Iya sayang iya... Aku gak ulang in lagi deh."

"Jangan-jangan kakak sering ya pergi ke tempat gitu an? ih kenapa Desi gak kepikiran ya tentang kebiasaan kebiasaan kak Daffa selama ini, tentang kehidupan bebas kak Daffa sebelum kita ketemu lagi." tuduh Desi membuat Daffa berdecak.

"Tuh kan, kamu jadi tuduh aku yang enggak-enggak. Udah ah, jangan kayak gitu."

"Pokoknya Desi gak mau tau, besok kalau kita ketemu, kak Daffa harus ceritain kehidupan kakak selama kita belum bertemu kembali, kalau perlu sejak kita terakhir berpisah dahulu. Desi gak yakin, masa dengan umur kakak yang segitu, gak pernah puas in nafsu kakak, dengan wanita hiburan misalnya."

"Astaga Des, kamu keterlaluan banget deh, emang aku sejelek itu ya?" ucap Daffa gusar.

Sekarang Daffa meyakini jika berurusan dengan cewek, hal yang sepele akan menjadi serumit benang kusut.

"Desi cuman pengen tahu kak." lirih Desi membiat Daffa pun mengalah.

"Ya udah iya deh sayangku, besok aku cerita in semuanya detail ke kamu, sekalian aku jenguk Gala." ucap Daffa.

"Bener ya kak ! Hm... Ya udah kak Daffa buruan balik, istirahat dirumah aja biar lebih nyaman."

"Iya sayang, ya udah aku otw balik dulu ya, nanti aku kabarin kamu lagi."

"Iya kak. Love you !"

"Love you too !" balas Daffa dengan senyum manisnya.

Dia begitu senang walau hanya mendengar ungkapan sayang dari Desi.

Daffa beranjak memakai pakaian nya kembali dan segera keluar dari kamar itu.

1
muna aprilia
lnjut
Tasbih cinta: Ditunggu ya🥰
total 1 replies
Putra Putri
gmna lanjutin nya dia ke buru hilang crta nya
udh di cri² nggak ketemu crta yg tdi
Tasbih cinta: Di ketik aja di pencarian kak, Satu malam panas bersama mu... Terus ceritanya di tambahin ke rak kak.
total 1 replies
Joko Castro
Ceritanya memukau, jangan berhenti menulis ya author!
Yukishiro Enishi
Nggak bisa bayangkan hidup tanpa cerita dan karakter dalam karya ini!
Samsul Huda
cerita ini sangat menarik, semangat kak, lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!