Descendant Of A Mafia

Descendant Of A Mafia

DOAM — BAB 01

30 December, 11:30 pm.

Brugg!! Brugg!! “Akkhhh— ” pekik kesakitan seorang pria yang mendapat pukulan brutal dari empat pria sekaligus. Dia bukanlah ahli dalam bertengkar, dia hanya pria biasa, seorang wisatawan yang harus mendapati nasib tragisnya di kota asing.

“Grey!!!” panggil seorang wanita dengan tangisan pilunya.

Tanpa ampun ke empat pria berkemeja rapi yang diduga seorang pengusaha serta konglomerat itu memukulinya hingga wajahnya berdarah, sekujur tubuhnya seperti mati rasa. Bahkan mereka juga sempat menjerat leher Grey dengan tali, lalu menyeretnya dan hendak menggantungnya, namun gagal. Menekan punggung tangan Grey dengan kayu tumpul sangat dalam sampai teriakan kesakitan dari Grey terdengar lantang, lalu mematahkan ringan tangan kirinya.

Sementara pria lainnya memukuli seorang wanita berkulit eksotis yang kini nampak ketakutan, sudut bibirnya terluka hingga mengeluarkan darah dan gemetar.

Dua di antara mereka mulai menjambak rambut panjangnya yang indah.

“ZOE!!!!” teriak seorang pria yang juga korban dari pemukulan brutal tadi. Seakan ingin menolong wanita yang kini tak bisa bergerak karena kedua tangannya dipegangi dari belakang, sementara seorang pria berkemeja hitam yang berjongkok menekuk satu lututnya itu berada di depan Zoe seraya menelusupkan tangan kirinya ke tengkuknya.

“Please! Aku mohon...” lirih Zoe menggeleng serta memohon untuk dilepaskan. Air mata bercucuran, napasnya naik turun tak karuan.

“Please! ”

Jlebb! Tanpa pikir panjang, pria tadi menyuntikan narkoba dengan dosis tinggi ke leher wanita bernama Zoe. Sambil menangis, wanita itu tak percaya bahwa kekasihnya akan melakukan hal sekejam itu kepadanya.

“Aku hamil... ” Sekali lagi wanita itu melontarkan kata-kata bersuara lembut penuh harapan dan permohonan.

“Anakmu..” lirih Zoe berharap dilepaskan.

Kedua orang tadi saling memandang. Namun di dalam mata sang pria seolah tak peduli dengan kabar tersebut.

“Cepat selesaikan ini sebelum semuanya menjadi kacau!” sentak pria lainnya yang masih memegangi tangan Zoe.

Tak mendengarkan permohonan sang wanita, dia mulai menekan suntikkan tersebut hingga cairan narkoba itu masuk ke kulit leher Zoe. Seketika tubuh Zoe melemas akibat dosis suntikan tadi, Pria itu berdiri dan terus menatap ke arah Zoe yang mulai tergeletak di tanah dengan mata masih terbuka.

“Happy new year.” Ucapnya kepada Zoe tanpa rasa bersalah. Suara kembang api mulai bersautan di langit malam.

“ZOE!!!” Grey menangis tersedu melihat hal yang paling memilukan dalam hidupnya. ketika wanita yang dia sayangi di bunuh, tepat di malam tahun baru. Kembang api menghiasi langit malam, tanda sebagai kebrutalan seorang polisi dan seorang pengusaha Italia.

Tubuh Grey yang penuh dengan luka hendak berdiri meski rasa sakit menyebar di tubuhnya. Dengan ditemani air mata, Zoe melihat ke arah Grey yang hendak meraihnya, namun Krakk! salah satu pria malah mematahkan kakinya dengan menendangnya cukup kuat sampai Grey terjatuh kembali. Tak berhenti di situ saja, Grey mencoba bergerak meski harus merangkak hingga dia berhasil meraih Zoe dan terduduk seraya menyanggah tubuh Zoe dalam dekapannya.

“Aku mohon bertahanlah..” Ucap Grey menangisi keadaan Zoe yang sudah tak berdaya dan hanya diam menatapnya dengan air mata yang menetes. Betapa malangnya kedua orang itu, yang kini tinggal pasrah akan keadaan mereka sekarang.

Dari ujung jembatan Adige Verona, kumpulan anak-anak muda yang merayakan malam tahun baru hendak melintasi jembatan tersebut seperti biasanya yang mereka lakukan disetiap tahun baru. Seru mereka mulai terdengar.

“Kita harus segera selesaikan ini sebelum mereka melihatnya.” Ucap salah satu pengusaha yang ikut serta dalam kebrutalan tadi.

Mereka segera menyelesaikannya. Zoe yang hendak meraih pipi Grey, tiba-tiba pria berkemeja putih menendang tubuh Grey hingga terjatuh dan terlepas dari Zoe yang kembali terkulai di tanah dalam tatapan yang kosong.

“Zoe!!!”

Mereka menggeret Grey kebelakang, menyandarkannya ke mobil polisi, lalu menyuntikkan narkoba yang sama seperti Zoe. Salah satu pria mulai memukul wajahnya sekali lagi hingga dia terjauh lemah di tanah.

Sementara Zoe mulai digendong oleh salah satu pria berkemeja biru tua yang kini berjalan ke tepi jembatan. Dilemparkannya tubuh Zoe dari atas jembatan tersebut hingga terjatuh ke sungai. Byurr!!

Dengan kesadarannya, Grey merasa tak berdaya melihat Zoe dibuang begitu saja untuk menghilangkan TKP dan bukti kejahatan mereka.

Entah apa yang kedua wisatawan itu lakukan sehingga kelima pria tadi sampai melakukan perbuatan yang keji tadi kepada mereka. Tapi yang pasti, Grey maupun Zoe tidaklah bersalah hingga mereka pantas untuk dibunuh.

“Bagaimana jika kita ketahuan?” tanya kekasih Zoe yang menyuntikan narkoba tadi.

“Kau seorang polisi, menutup TKP adalah keahlian mu.” Ujar salah satu pengusaha ternama Italia itu.

Mereka segera pergi sebelum ketahuan, polisi tadi segera membawa Grey ke kantor polisi atas tuduhan pemakai narkoba dan obat terlarang. Pernyataan kelima pria tadi diterima, Grey dijatuhi hukuman 4 tahun penjara. Tak cuman itu saja, bahkan di dalam sel, para orang kaya yang merupakan pelaku, menyuruh dan membayar penjaga polisi agar memberikan hukuman kepada Grey saat di dalam sel dengan imbalan uang.

“Akgghhh— ” teriak kesakitan Grey yang di cambuk berulang kali, di pukuli dengan tongkat kayu tanpa ampun. Bagai di neraka, pria itu sungguh tak berdaya, semuanya adalah permainan para orang kaya.

...***...

Verona — Italia

Eight Years Later ( Delapan Tahun Kemudian)

Suara sirine ambulan memenuhi jalanan kota Verona, keadaannya sangat ricuh setelah para gangster baru saja saling berperang dalam bisnis mereka hingga adu tembak. Saksi yang melihat beberapa orang terluka, tentu saja langsung memanggil medis secepat mungkin.

“Kau bisa melihat jariku? Apa kau tahu berapa jari yang aku tunjukkan hah?” tanya seorang dokter wanita yang kini menunjukkan dua jarinya tepat di wajah seorang pria tampan bermata cokelat lumpur.

Lengannya tertembak dan kepalanya terluka parah sehingga darah menetes.

Bukannya menjawab, pria yang diduga seorang gangster itu malah diam meski dia sadar dan tahu berapa jari yang dokter cantik itu tunjukkan.

“Oke lupakan itu.” Ketus wanita dengan rambut cokelat yang terkuncir bak ekor kuda dengan poni menutupi dahinya itu pasrah dan mulai mengobati luka tembak di lengan kekar gangster tadi.

Sudah berulang kali dia bertanya, namun pria itu tak mau menjawabnya sebagai seorang pasien. Sarah harus menahan kesabarannya sebagai seorang dokter agar tidak lepas kendali.

Seperti saat ini, Sarah yang sibuk mengobati luka sang gangster. pria itu malah terus memandanginya dengan penuh takjub.

“Siapa namamu?” tanya gangster tadi yang baru pertama kalinya membuka suara. Sarah hanya diam seperti apa yang pria itu lakukan selama perjalanan dan selama pertanyaan yang selalu dia lontarkan.

“Apa kau tuli?”

Mendengar hal itu, Sarah langsung menekan luka di lengan pria kurang ajar tadi, namun pria itu dapat menahannya dan hanya menoleh menatap ke arah lukanya, lalu kembali menatap ke Sarah. Wanita itu tak tahu jika perbuatannya sudah berhasil memancing ketertarikan lawannya.

“Apa kau dokter gadungan?!” ejeknya memancing kemarahan Sarah.

Tak ingin menjadi wanita yang kasar, akhirnya Sarah meminta temannya mengurus gangster tadi dan berpindah duduk agar bisa menjauh darinya. Berbeda dengan pria tampan nan Maco itu yang terus tersenyum miring penuh arti dan terus memandangi Sarah tanpa henti.

Seorang wanita cantik dan bertalenta, memiliki gelar dokter di Italia. Seorang anak yatim piatu dan besar di sebuah panti asuhan. Kemandiriannya berhasil membuat dia mencapai cita-cita nya sebagai dokter.

Sarah Edelia (32th) dia selalu berpikir bahwa dia hidup sebatang kara, bahkan setelah kematian ayah, ibu dan kakak perempuannya dalam kecelakaan mobil, Sarah terpaksa dirawat di panti asuhan.

Tiba-tiba ambulan berhenti begitu saja di tengah jalan. Para medis di sana termasuk Sarah, mereka terlihat kebingungan hingga beberapa orang berjaket hitam kulit nan garang menggedor pintu ambulan.

“Jangan khawatir, mereka anak buah ku!” ucap seorang pria bos gangster tadi seraya menatap ke arah Sarah dengan penuh senyuman liciknya.

...°°°...

Hai guyss!!!!!! Kalian yang sudah baca (Only 200 Days Mr. Mafia) pasti sudah tahu kalau ini season 2 nya ya!!

Dan iya, kali ini cerita dilanjutkan oleh keturunan Maxi dan Nadine. Semoga kalian menyukai cerita ini, saya berharap dukungan Kalian semua.

Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya, jika masih bingung dengan alur ceritanya nanti, bisa tanya jawab di kolom komentar 😁🙏

Thanks and See Ya ^•^

Terpopuler

Comments

Yaser Levi

Yaser Levi

hai..thor..aku sdh membaca 3 novelmu yg tamat.ini yg keempat...aku suka novelmu ..krn gaya bahasanya keren.tdk pasaran..juga tdk lebay dlm maslh percintaan..😍😘aku kasih bunga dulu yaa

2024-10-23

2

Agnesya

Agnesya

Waaaahhhh thor senang juga klo maxi dan nadine masih ada dan lanjut ke ceritanya ke anak keturunan mereka 🥰🥰🥰🤭🤭

2024-10-25

1

Liiesa Sariie

Liiesa Sariie

wahh dpt juga cerita keturunan Maxi and Nadine

2024-11-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!