Apa yang diharapkan Oryza pada pernikahan yang berawal dari kesalahan? Kecelakaan malam itu membuatnya terikat dengan Orion sang pebisnis terkenal sekaligus calon tunangan adiknya, bukankah sudah cocok disebut menjadi antagonis?
Ia dibenci keluarganya bahkan suaminya, sesuai kesepakatan dari awal, mereka akan berpisah setelah anak mereka berusia tiga tahun dengan hak asuh anak yang akan jatuh pada Oryza. Tapi 99 hari sebelum cerai, berbagai upaya dilakukan Oryza mendekatkan putranya dengan sang suami juga adiknya yang akan menjadi istri selanjutnya. Surat cerai tertanda tangani lebih cepat dari kesepakatan, karena Oryza tau ia mungkin sudah tiada sebelum hari itu tiba
Jangan lupa like, vote dan komen ya🙏🏼
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mukarromah Isn., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sedikit Rasa
Dalam semalam perasaan Orion berhasil dijungkir balikkan, hanya dalam waktu setengah jam, kesalahpahaman belasan tahun selesai. Rasa yang ia miliki dari dulu pada istrinya ternyata bukanlah perasaan yang salah, melainkan pikirannya yang hanya tertuju untuk satu nama
"Apa kamu ingin jadi Astronot?" Mata Orion tertuju pada foto Oryza di badan antariksa dunia, NASA. Cahaya matahari yang mulai bersinar dari celah jendela membuat dalam kamar itu lebih terang hingga tak kekurangan cahaya sama sekali
"Orang yang berada di NASA tidak harus menjadi astronot" Oryza baru saja keluar dari kamar mandi dan langsung menuju foto yang sedari tadi dilihat oleh Orion
"Oryza"
"Hmmm?" Oryza mengalihkan pandangannya laki-laki itu, tatapannya pagi ini nampak sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya
"Aku bukan laki-laki yang terlalu paham agama, tapi aku sedikit tau, maksudku bukankah kita suami istri? Artinya aku boleh melihat apa yang ada padamu" Oryza langsung mundur dan menutup bagian depannya yang berbalut gamis panjang dengan tangan
"Dasar buaya! Apa yang kamu pikirkan?!"
"Tidak, bukan itu maksudku" Orion sedikit terkekeh melihat reaksi itu
"Lalu?" Oryza menatapnya penuh tanda tanya
"Kenapa kamu tidak membuka hijabmu dari tadi malam dan memilih tidur dengan benda itu, bukankah aku boleh melihat rambut yang kau tutupi itu?" Oryza tersenyum samar dan menggeleng, bagaimana ia akan menjelaskan tentang dirinya yang tak punya rambut? Biarlah semua berjalan dengan semestinya, lagipula perkataan suaminya tadi malam tentang perasaan masih sedikit sulit dicerna
"Bukankah kita akan bercerai hari ini? Sesuai janjimu..." belum sempat Oryza menyelesaikan ucapannya, tangan Orion menarik bahunya dan mendongakkan kepala wanita itu untuk menatapnya
"Jangan katakan apapun tentang perpisahan" ucapnya dengan suara dalam
"Janji harus ditepati sebagai bukti kamu orang yang bisa dipercaya"
"Tapi bukan untuk janji yang itu, aku tak akan pernah menepatinya"
"Kalau begitu aku yang membuatmu melakukannya?"
"Apa maksudmu? Kamu ingin menggugatku?"
"Lalu apa yang akan kamu katakan pada Alice, bukankah kamu sudah melamarnya tadi malam dengan memberikan cincin itu?"
"Aku tak pernah melakukan itu"
"Tapi sebelumnya kamu berniat melakukannya kan?"
"Sudah kukatakan kalau aku berpikir kalau dia adalah kamu"
"Tapi kamu seperti orang kebelet nikah, padahal kita belum cerai" sindir Oryza
"Aku mengerti" Oryza menatap Orion yang memunculkan senyum misterius
"Apa yang kamu mengerti?"
"Kamu cemburu kan?"
"Aku? Cemburu?" Kini Oryza yang menatap dengan sewot, wanita itu bersedekap dada dan menatapnya suaminya aneh
"Bukannya kamu pernah mencintaiku?"
"Pernah artinya dulu, sekarang tidak lagi. Lagipula kita akan..." Orion langsung menutup mulut wanita itu dan menatapnya tajam
"Jangan katakan kata-kata itu lagi" peringatnya tajam
"Orion, sebenarnya aku bingung dengan semua ini. Saat semuanya segera usai, kenapa dengan mudahnya kamu mengatakan semuanya hanya salah paham. Aku juga bingung apa yang terjadi dengan kamu, denganku, dengan takdir ini dengan hidupku, dengan semuanya. Aku bingung bagaimana harus bertindak, apa yang aku pikirkan berbeda dengan apa yang terjadi sekarang"
"Jangan bingungkan dirimu dengan hal seperti itu, cukup jalani saja"
"Jalani seperti apa maksudmu? Jalani dengan rasa yang lebih sakit? Kamu berpikir ini mungkin hanya hal sederhana, tapi untukku Orion, ini tak sesingkat itu" Oryza berusaha memelankan suaranya, menatap Saga yang masih tertidur lelap diatas kasur
"Ketika kamu tiba-tiba meninggalkan Alice, maka kamu tau siapa yang disalahkan?"
"Aku, aku yang akan disalahkan karena dianggap menggoda suamiku sendiri atau menghasutmu untuk menjauh"
"Kamu tau? Aku lebih memilih hidup bersama rasa sakit tanpa balasan perasaan, karena aku tau dan sadar sebuah takdir dan janji kadang adalah sesuatu yang terikat. Ketika kamu berjanji dengan kesungguhan maka takdir akan membuatmu menepatinya bagaimanapun caranya. Kamu pikir setelah mengetahui yang kamu cintai adalah aku dari sejak belasan tahun aku bahagia? " Oryza menggelengkan kepala
"Aku menangis bukan karena itu, hatiku justru merasa sebaliknya, rasa bingung, rasa hilang arah, begitulah rasanya. Aku cukup tau dan selesai tanpa ada istilah memperbaiki untuk hidup yang kebih haik. Kamu pikir rasa cinta itu bisa mengembalikan apa kesepakatan awal kita? Kamu pikir karena rasa itu pernah tumbuh dihati kita kamu bisa seenaknya menentukan bagaimana hubungan kita kedepannya?" Oryza menangis dengan mata memerah. Berbagai perasaan berkecamuk dalam hatinya, kebingungan, kekecewaan, kemarahan dan mungkin setitik kebahagiaan karena perasaannya terbalas
"Aku tak pernah menganggap Saga adalah kesalahan, aku tak pernah menyesal memilikinya, aku hanya menyalahkan diriku kenapa aku menjadi orang bodoh untuk waktu yang lama" jelas Oryza, gadis itu menatap mata suamianya yang memerah
"Orion, sebaiknya selesaikan kesepakatan awal kita dan ayo menjalani takdir masing-masing"
"Tidak!" Orion menggeleng, laki-laki itu menarik Oryza dalam pelukannya walau ada pemberontakan dari wanita
"Lepaskan aku dan ayo kita jalani hidup masing-masing" Orion mendekap mulut wanita itu dengan lengannya sampai diam
"Tak akan ada perpisahan lagi, cukup kesalahan belasan tahun itu, selanjutnya tidak lagi" Oryza menggeleng tapi Orion tetap menahan kepala wanita itu agar tetap dibahunya
"Jika kamu pernah menyukaiku akan kubuat kamu menyukaiku lagi, aku yang akan bicara dengan Alice dan mengakhiri semuanya
Sungguh Ayah egois apa dengan hanya meminta maaf semuanya akan kembali pada semula , Seorang Ayah yang tiba-tiba datang menjadi pahlawan ketikanya putrinya telah dewasa Putri yang tak lagi memerlukan sokongan keluarga kerana Oryza telah pasrah dengan kehidupannya hanya menanti di mana Ruh Oryza di cabut ,
Untuk apa lagi Ayah Oryza berpura-pura menjadi pahlawan sekarang kerana Oryza sudah tidak memerlukan itu semua .