Ratu Antagonis

Di lorong yang gelap, seorang laki-laki terlihat bersembunyi dibalik pintu. Dia mengepalkan tangannya kuat-kuat, suara rintihan dan erangan penuh kenikmatan terdengar begitu jelas, suasana yang gelap dan hujan semakin menambah kesan dalam percintaan panas itu.

Para pelayan sudah istirahat, hanya ada penjaga saja di sana. Itupun jaraknya lumayan jauh, mereka enggan mendengar suara yang membuat gairah mereka ikut terpancing.

"Sialan!"

Putra mahkota pergi begitu saja, keadaan ibunya sedang tidak baik karena berita yang sekarang sudah tersebar mengenai raja yang mengambil selir, dan itu pun selir putranya sendiri.

Banyak yang mencemooh mereka secara sembunyi-sembunyi, karena mereka masih sangat menyayangi nyawanya.

•••

"Apa masih lama?"

"Sedikit lagi."

Kaisar menghela nafas panjang, dia berdiri di belakang tubuh Xera dan mulai menyelimuti tubuhnya yang hanya memakai pakaian tidur yang tipis.

Xera sibuk berkutat dengan dokumen-dokumen ditangannya, itu semua surat kerjasama dari rekan-rekannya.

"Yang mulia, apa kau tidak mau memperkenalkan desainku di wilayah mu?" Tanya Xera.

"Aku akan melakukannya, tapi bukankah lebih bagus jika kau sendiri yang memperkenalkannya?" Tanya kaisar.

"Bagaimana caranya? apa kau datang kesana sebagai putri dari Duke atau... Ah ya, aku punya paman dan bibi disana, aku sudah menyuruh mereka untuk mempromosikannya disana." Senang Xera, dia mencari-cari surat dalam tumpukan surat yang begitu banyak dan dia belum menyelesaikan untuk membacanya.

"Lihatlah, banyak yang menanyakan desain gaun yang bibi dan paman kenakan haha..!! bahkan, Momo juga mendapatkan banyak pujian di akademi." Senang Xera, dia melompat begitu kegirangan, kaisar terus memperhatikannya dengan senyum tulusnya.

"Apakah ini semua pesanan dari mereka? aku akan melihatnya." Senang Xera yang mulai membaca surat satu-persatu, mata Xera membulat dan dia langsung menutup mulutnya.

Ditatapnya kaisar yang masih tersenyum padanya, Xera memperlihatkan surat nya tanpa mengatakan apapun.

"Syukurlah." Ucap kaisar, Xera begitu antusias membaca surat-surat tersebut, mereka semua menginginkan desain yang sama seperti yang paman dan bibi kenakan, bahkan dari kerajaan lain pun sama, mereka ingin datang berkunjung ke mall miliknya.

"Aku akan membuat sistem COD." Ucap Xera, hal itu membuat Kaisar menaikkan sebelah alisnya, dia tidak mengerti apa yang Xera katakan.

"Apa itu?" Herannya, kaisar mendekat kearah Xera.

"Ahh maksudku bayar di tempat saja, nanti para pekerja ku akan mengantarkan paket mereka kesana, tapi hal itu mengenakan biaya tambahan." Jelas Xera.

"Ahh begitu." Angguk kaisar, selain cerdas dan memiliki kekayaan yang luar biasa, Xera juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk para penduduk yang selalu di kucilkan karena tidak memiliki sihir.

Xera nampak sibuk dan kaisar dengan setia terus memperhatikannya, hujan yang begitu deras membuat suasana semakin dingin. Suara hujan membuat Xera senang, dia menyukai hujan di malam hari.

"Apa kau tidak kedinginan?" Tanya kaisar, dia melihat Xera yang tidak memakai pakaian tebal, bahkan selimut yang dia pakaikan pada Xera, tidak Xera kenakan.

"Tidak." Balas Xera singkat.

"Tapi aku kedinginan." Jujur kaisar, Xera terdiam. Dia menatap kaisar yang pucat, Xera lupa bahwa laki-laki itu memiliki penyakit.

Dia tidak boleh terkena cuaca dingin, karena itu akan sangat menyiksanya.

"Apakah berpengaruh pada musim hujan? maksudku, bukankah hanya pada musim salju?" Tanya Xera yang berjalan mendekatinya, Xera menyentuh kening kaisar yang dingin seperti es.

"Sama saja, jika musim salju aku mungkin tidak akan sadarkan diri." Jelas kaisar, Xera mengangguk.

"Baiklah ayo tidur." Ajak Xera, perapian disana sudah dinyalakan oleh kaisar namun rasanya masih tetap dingin.

Didalam selimut, kaisar langsung memeluk Xera erat bahkan kaisar membenamkan wajahnya di dada Xera, rasanya hangat.

Mereka berdua berpelukan dengan begitu erat, keduanya benar-benar nyaman dalam posisi nya. Hingga akhirnya, keduanya terlelap dalam dinginnya malam yang sunyi ini, hanya terdengar suara hujan yang semakin deras.

•••

"Nona."

Syua menyapa Xera, Amy juga sama. Mereka hanya bisa menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap kearah Xera, saat ini Xera sedang duduk diatas ranjang dan bersandar pada dasbor ranjang, di pahanya ada sosok laki-laki tampan yang masih tertidur pulas dengan memeluk pinggangnya erat.

"Dimana Theodor dan Ramon?" Tanya Xera.

"Ah, mereka akan segera sampai." Balas Amy.

Tak berselang lama, Theodor dan Ramon muncul, mereka terkejut melihat kaisar yang begitu manja pada Xera bahkan kaisar tidak membiarkan Xera untuk melangkah dari tempat tidurnya.

"Salam yang mulia." Sapa Theodor dan Ramon.

"Tolong mulai rencana awal, bawa beberapa iblis untuk menghancurkan bendungan yang ada di dekat pemukiman warga." Jelas Xera.

"Kami mengerti nyonya, lalu bagaimana dengan para penduduk yang ada disana? apakah harus di evakuasi terlebih dahulu atau....."

"Biarkan mereka mati tenggelam!" Datar Xera, tangannya sibuk mengelus rambut kaisar yang lembut dan halus.

"......." Syua, Amy, Theodor dan Ramon terkejut dengan balasan Xera, kenapa Xera bisa sekejam itu? bagaimana jika ada anak kecil yang tinggal disana atau....

"Mereka semua pantas mati, keturunan mereka sudah di kutuk dan akan terus-menerus memiliki sikap yang buruk. Dari pada menghambat rencana ku, mereka semua harus di musnahkan." Jelas Xera, dia ingat mengenai buku yang dia baca, desa tersebut akan menjadi sekutu putra mahkota untuk menggulingkannya dan membunuhnya juga, mereka benar-benar menjijikkan!

"Baik yang mulia." Patuh mereka, dengan cepat Ramon dan Theodor pergi, ini adalah langkah kedua untuk menghancurkan kerajaan. Membuat mereka rugi dan mengemis-ngemis padanya, biaya untuk membuat bendungan tidak lah sedikit.

"Aku akan menunggu kabar baiknya." Senyum Xera, sorot matanya sangat datar dan dingin, Amy dan Syua hanya bisa bungkam, semakin hari sifat Xera terus berubah, Xera bertambah kejam dan jahat.

•••

"Kau lihat yang mulia tadi?"

"Aku melihatnya, bahkan sudah memastikannya dengan sihirku. Itu memang yang mulia kaisar..."

"Aku terkejut, sungguh."

"Aku juga, kenapa yang mulia sangat berubah?"

"Benar, kemana sikap bengis nya itu?"

"Sikapnya berubah drastis, aku sampai ragu untuk mengenalinya."

"Hanya yang mulia ratu yang bisa menundukkan nya, benar-benar luar biasa. Kedepannya kita harus jauh lebih hormat pada yang mulia ratu dari pada yang mulia kaisar."

"Kau benar, yang mulia kaisar sudah tidak berkuasa lagi semenjak ada yang mulia ratu. Dia kalah olehnya..."

Ramon dan Theodor terus membicarakan tuan mereka yang aneh, ini pertama kalinya mereka melihatnya secara langsung.

•••

"Apa? Yang mulia ratu sudah tiada?" Kaget Xera.

"Benar nona, anda diharapkan hadir diacara pemakaman nya." Tunduk Amy.

Xera diam membisu, nampaknya ada yang aneh disana. Dia harus mencari tahunya segera, saat Xera terdiam tiba-tiba saja kaisar menariknya dan memeluknya sehingga mereka berdua berpelukan diatas ranjang.

"Dia mati karena ulah wanita gila itu, dia ingin menjadi ratu." Jelas kaisar dengan suara seraknya, Xera sudah menduganya.

"Aku akan hadir di acara pemakamannya, apa kau juga akan hadir?" Tanya Xera.

"Tidak, mungkin Ethel akan datang. Aku benar-benar tidak sanggup untuk berjalan...." Jujur Kaisar, dia benar-benar lemah saat ini.

"Baiklah, aku akan segera kembali." Senyum Xera, dia harus segera bersiap-siap.

Jangan lupa follow dan komen, makasiiii