CAMARADERIE : Alesha & Airlangga

From Airlangga : Sudah di apartemen.

To Airlangga: Ocee kak. Terima kasih yaah :)

"Serius sekali anak mama. Lagi ngapain tuh?" tanya Ara heran.

"Tadi lagi balas pesannya kak Air, ma. Mama kenapa? Ada yang perlu dibantu?"

Ara menggelengkan kepalanya.

"Nggak, sayang."

"Papa ada urusan yah di Kodam?" tanya Ale.

"Iya, kak."

Drttt drrttt

Sepuluh A

Nirwana : OMG! DEMI APA LO DI JEMPUT PAKE PORSCHE LE?

Liona : caps lock jebol mbak?

Salwatia : Tapi beneran, tadi aku kayak nonton drama. Mupeng jadinya:(

Nirwana : Gue apalagi njirr. Gak tahulah gimana komuk gue tadi, tapi baper banget waktu lihat Ale di treat kayak tadi. Jadi pengen juga.

Abimana : anak sebelah kan itu? Yang kapan hari foto sama Ale.

Liona : selamat Abimana, jawaban anda benar.

Johan : puas banget gue lihat muka Gentayangan kaku gitu waktu ngomong sama bang Angga.

Gema : jadi penasaran doi ngomong apa? Secara komuk Gentayangan memang minta di tabok.

Salwa : Dasar junior gak tahu diuntung. Tapi aku juga tadi pengen ngakak lihatnya. Kayak lagi kebelet. Wahaha haha

Liona : Aku gak lihat. Lihatnya cuma adegan romantis aja, terus jemputan aku datang deh.

Alesha : Kak Air ada ngomong ke Gentayangan? Aku gak lihat tadi.

Nirwana : YAAMPUN LE, LO KEMANA AJA? UDAH BIKIN SATU SEKOLAH HEBOH, LO MALAH KETINGGALAN INFO.

Alesha : Wana jangan ngomel dulu. Serius aku gak tahu.

Abimana : Gue kira lo tahu, Le. Emangnya bang Angga gak ada ngomong ke lo?

Alesha : gak ada, tadi ngobrol juga gak bahas itu.

Johan : Bahas yang lain pasti yah?

Gema : misalnya bahas kapan mau dinikahin?!

Liona : nikah nikah, belajar dulu noh!

Salwatia : omelin Na , omelin.

Alesha : gak gitu juga, Johan. Ampun dah.

Altair dan Twins baru kembali saat jarum jam menunjukkan angka 5 sore.

"Bawa apaan tuh?" Tanya Ale. Ia sangat senang melihat Altair menenteng paper bag.

"Sate buat mama dan kakak." jawab Altair.

"Asiik" Ale berseru senang sambil membawa paper bag menuju dapur.

"Dasar bocil." gumam Aldric melihat kelakuan kakaknya.

"Sepertinya yang kakak itu kita berdua deh" ujar Aric.

Senyum Altair tertahan saat mendengar percakapan singkat kedua anak kembarnya.

"Langsung bersih-bersih yah, habis itu istirahat. Maaf karena papa sudah membuat kalian menunggu lama tadi."

"Nggak apa-apa, pa. Tadi juga seru aja nunggunya, kan di Timezone." Aric menimpali.

Altair mengangguk. Ia tak lupa mengusap kepala kedua anaknya sebelum melangkahkan kakinya memasuki rumah.

"Ada yang mau makan rujak? Tadi mama dan kakak bikin." Ara menawarkan suami dan dua anaknya yang lain.

"Mau, ma. Tunggu sebentar." jawab Al.

"Ma, makan di teras belakang saja yah." pinta Ale.

"Iya, kak."

Sementara yang lain makan rujak, Ale makan sate yang tadi dibeli oleh Altair.

"Mama gak makan sate nya?" tanya Altair.

"Nanti malam saja, mas"

✨✨✨

Ale membawa cookies buatan mamanya ke sekolah pagi ini dan membagikannya kepada teman-teman kelasnya.

"Wuhuuu, cookies nih" Teriak Johan heboh.

"Cookies nya enak gila. Lo beli dimana?" tanya yang lain.

"Mama yang bikin." jawab Ale.

"Mama kamu hebat, Le." puji Liona.

"Terima kasih. Dihabiskan saja cookies nya."

Keributan di kelas Ale perkara cookies terhenti saat melihat Genta beserta beberapa teman kelasnya datang.

"Ada apa yah kak?" Gema sebagai ketua kelas dengan cepat mengambil alih keadaan.

"Gue dan teman-teman gue ke sini untuk meminta maaf kepada Ale. Ale, gue Genta Harimurti beserta teman-teman gue meminta maaf ke lo. Maaf karena kapan hari gue buang kue lo gitu aja. Dan maaf juga karena teman-teman gue udah manfaatin kebaikan lo selama ini." Genta begitu lancar saat mengatakannya, seolah lelaki itu telah berlatih sehari semalam untuk melakukan ini.

"Santai lah kak." ujar Ale dengan sangat santai.

"Le, maafin gue juga karena sampai hina pekerjaan bokap lo." ucap yang lainnya.

Ale mengangguk.

"Manusia tempatnya salah dan khilaf kak. Tapi setidaknya jangan jadi manusia angkuh hanya karena dibekali harta yang lebih."

Kelas Ale kembali ribut pasca kepergian Genta bersama teman-temannya.

"Wah, gak except kalau mereka bakal minta maaf." ujar Wana.

"Karena bang Angga tuh pasti " celetuk Johan.

"Bang Angga di lawan." ujar Gema.

"Kak Air memangnya kenapa?" tanya Ale.

"Lo gak tahu sepak terjang bang Angga?" tanya Abi.

Ale menggelengkan kepalanya.

"Aku dan kak Air kan teman kecil, dan kepisah cukup lama. Baru ketemu lagi di pertandingan kemarin." jawab Ale.

"Sebenarnya gue juga gak tahu bang Angga berasal dari keluarga mana, yang gue tahu, circle nya memang high end sih. Bang Bara, anak ment**ri, bang Ardya jangan ditanya lagi, orang tuanya bekerja dibalik layar, gak seorang artis pun yang ia pegang gagal, semuanya melejit. Dan bang Agam, gue dengar doi ini main trading, investor gitu. Gini yah Le, waktu gue SMP kan sama mereka, jadi sedikit tahu tentang mereka, dan diantara ratusan anak-anak di sana, gak seorang pun yang lolos masuk dalam circle mereka." Abi menjelaskan dengan sangat sabar.

"Eh iya, Bang Angga jarang kan yah post tentang keluarganya. Beberapa kali sih ada ige story dia, tapi kan di repost. Gue malah kaget waktu lihat di feed ige nya ada lo, Le." ujar Johan.

"How lucky you are, Le!" Salwa bertepuk tangan heboh.

"Iya, mana kemarin kepalanya dipegang supaya gak kebentur. Dih, manis gila." Liona sama excited nya.

"Jadi gue mau nanya nih, lo dan bang Angga ada hubungan apa?" tanya Gama.

"Teman kok, tapi keluarga kan kenal semua, makanya terlihat dekat. Gimana yah, dulu kan sama-sama perantau, jadilah kita hidup layaknya keluarga." jawab Ale.

"Waktu kamu sakit, bang Angga ajak keluarganya kan besuk kamu? Tapi aku fokus ke bang taruna nya sih" ringis Liona.

"Owalaah, itu kak Sky. Tapi jangan didekati, udah ada pawang."

"yang satunya juga tampan sih, kayak calon taruna juga." ucap Liona lagi.

"Namanya kak Anta. Kalau perjalanan nya lancar, mungkin Juni depan sudah jadi taruna akmil."

"Whoaa, circle lo juga makin makin, Le." heboh Wana.

"Apasih Wana? Biasa aja, sama-sama manusia kok" ujar Ale.

"Sayang temannya Ale kebanyakan cowok, mau gaet yang dua lainnya juga mereka kakak-kakak, ditilik dari sisi mana pun, kayaknya gak suka dengan berondong macam kira." ringis Johan.

"Gak usah jauh-jauh Johan, teman-teman kelas kita juga banyak yang cantik ini." ujar Ale.

"Heh, bocil." Salwa menyentil pelan dahi Ale, membuat si empunya tertawa kecil. Teman-temannya ini adalah mood booster untuknya.