NovelToon NovelToon
Cinta Terakhir Gus Hamzah

Cinta Terakhir Gus Hamzah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:42.1k
Nilai: 5
Nama Author: Anowmuri3__

PERHATIAN!!!
USAHAKAN SELALU BACA SETIAP KALI AKU UPDATE, DAN USAHAKAN JANGAN NUMPUK ATAU NAMBUNG BAB.

Tidak pernah terpikirkan oleh Gus Hamzah ia harus menikahi seorang gadis yang lebih muda darinya.

Bahkan usia mereka terpaut enam belas tahun.

Bagaimana kisahnya? Ikuti terus kisahnya hanya di "Cinta Terakhir Gus Hamzah."

Mentahan cover from : Canva.

Nb : Kisah ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan dlm alur, nama, tempat, dll, itu tidak di sengaja🙏🙏

Follow ig: Pri_vasyjigeum.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anowmuri3__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saling Menyuapi.

"Nanti malam kita makan di luar yuk, kamu mau kan?" tanya Gus Hamzah, saat ini mereka sudah berada di basement apartemen.

"Mau," jawab Fatimah.

Mereka pun keluar dari mobil mereka, dan pergi ke unit apartemen mereka.

Malam harinya, rencana makan malam diluar pun batal, lantaran cuaca tidak mendukung.

Selepas sholat isya, hujan pun turun dengan deras disertai dengan petir.

Gus Hamzah dan Fatimah pun mengurungkan niat mereka untuk pergi makan malam diluar.

"Yah hujan," keluh Fatimah, seraya menatap ke luar jendela.

"Sabar ya, nanti kapan-kapan kita makan malam diluar nya," ucap Gus Hamzah.

"Iya Gus."

"Yasudah, untuk malam ini saya masakin kamu, bahan-bahan masakan nya masih ada kan?" ucap Gus Hamzah, sekaligus bertanya.

"Entah, tapi aku rasa, bahan-bahan sudah pada habis," jawab Fatimah.

"Gimana kalau kita liat dulu," ujar Gus Hamzah, dan diangguki oleh Fatimah.

Mereka pun keluar dari kamar mereka, dan pergi ke dapur.

Saat berada di dapur, benar saja, tidak ada bahan untuk di masak, hanya ada mie instan saja, itu pun hanya tinggal satu bungkus.

"Kamu benar, bahan-bahannya sudah pada habis, dan hanya ada satu bungkus mie instan saja," ucap Gus Hamzah, seraya menutup kembali rak dan juga mengambil mie instan itu.

"Bagaimana kalau kita masak mie instan ini, untuk mengganjal lapar. Nanti, kalau hujannya sudah reda, kita order makanan?" tanya Gus Hamzah.

"Boleh," jawab Fatimah.

"Kalau gitu, sini biar aku yang masak," lanjutnya.

"Tidak pa-pa, biar saya saja yang buat."

"Tidak, biar aku aja yang buat."

"Baiklah nih." Gus Hamzah pun mengalah, dia pun memberikan mie itu pada istrinya.

Fatimah pun langsung memasak mie itu, beruntung di sana masih ada sedikit cabai, dan hal itu bisa menjadi tambahan toping untuk mie instan rebus mereka.

"Gus, mie nya pakai cabai ya," ucap Fatimah.

"Boleh, tapi jangan banyak-banyak ya," ujar Gus Hamzah.

"Oke."

Tak lama, mie yang dibuat oleh Fatimah pun jadi, Fatimah pun membawa satu mangkok mie instan rebus ke meja makan, yang dimana di sana suaminya sudah menunggu.

"Ayo Gus dimakan mie nya," ucap Fatimah.

"Iya, kamu juga makan."

Mereka pun mulai menyantap mie itu bersama, hingga mie itu pun habis tak tersisa.

"Alhamdulillah," ucap keduanya.

Fatimah pun menaruh mangkok itu ke wastafel, yang nantinya akan di cuci besok.

Waktu pun menunjukkan pukul sembilan malam, dan hujan pun sudah reda.

"Hujannya sudah reda, mau pesan makanan gak? Takutnya kamu masih laper," ucap Gus Hamzah, sekaligus bertanya.

Saat ini mereka tengah berada didalam kamar mereka.

"Boleh, lagian aku juga masih laper, hehehe," jawab Fatimah seraya terkekeh malu.

Gus Hamzah pun hanya tersenyum. "Yasudah, saya pesankan makanan ya. Atau kamu yang pilih sendiri?" ucapnya.

"Biar aku yang pilih," ujar Fatimah.

Gus Hamzah pun memberikan ponselnya pada istrinya itu, dan Fatimah pun mulai memilih makanan yang akan ia dan suaminya itu makan.

"Gus mau makan apa?" tanyanya pada sang suami.

"Samain aja sama kamu," jawab Gus Hamzah.

"Oke." Fatimah pun memilih makanan, setelah memilih ia pun langsung memesannya.

"Gus, aku boleh sekalian pesan jus nya gak?" tanya Fatimah.

"Tentu saja boleh, apapun yang kamu inginkan, kamu boleh memesannya," jawab Gus Hamzah.

"Terima kasih."

Fatimah pun memesan nasi daun jeruk plus ayam bakar, dengan tambahan tahu, tempat goreng, serta lalapan.

Dan tak lupa ia pun memesan dua jus alpukat, untuk dirinya dan sang suami.

Setelah memesan, Fatimah pun mengembalikan ponsel suaminya itu ke pemiliknya.

Gus Hamzah pun menerima ponsel itu, mereka pun tinggal menunggu pesanan mereka.

Tak lama, ada pemberitahuan bahwa pesanan mereka pun sudah sampai.

"Pesanan nya sudah sampai, saya ambil dulu ya," ucap Gus Hamzah.

"Iya Gus."

Gus Hamzah pun pergi untuk mengambil pesanan mereka di lobby apartemen.

"Permisi, dengan pak Hamzah," ucap orang yang mengantarkan pesanan Gus Hamzah dan Fatimah.

"Iya, dengan saya sendiri," ujarnya.

"Ini pesanan nya." Pengantar makanan itu pun memberikan dua kantong plastik pesanan Gus Hamzah.

Gus Hamzah pun menerima plastik itu, dan memberikan satu lembar uang berwarna biru, sebagai tip.

"Mohon diterima, anggap saja ini sedekah dari saya," ucap Gus Hamzah.

"Dan terima kasih sudah mengantarkan pesanan saya," lanjutnya.

"Alhamdulillah, terima kasih banyak pak," ujar orang itu.

"Sama-sama, kalau begitu saya permisi ya."

"Iya pak, sekali lagi terima kasih."

"Iya, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumusalam."

Gus Hamzah pun kembali ke unit apartemennya.

"Assalamu'alaikum," ucap Gus Hamzah saat ia sudah kembali ke unit apartemennya.

"Wa'alaikumusalam," jawab Fatimah, seraya menghampiri suaminya itu.

"Pesanan nya suda ada, ayo kita makan," ajak Gus Hamzah.

Mereka berdua pun pergi ke dapur, saat sudah di dapur, Fatimah pun mulai menyiapkan pesanan mereka, dan mulai menatanya di atas piring.

Saat Fatimah membuka plastik yang berisi makanan itu pun terkejut, pasalnya pesanan mereka hanya ada satu saja.

"Loh kok Gus, kok cuman satu," ucapnya pada sang suami.

"Yang benar?" tanya Gus Hamzah.

"Iya benar," jawab Fatimah.

"Ya sudah lah, tidak pa-pa. Lagi pula pengantar makannya pasti sudah pergi," ujar Gus Hamzah.

"Kenapa tidak chat aja."

"Sudah tidak pa-pa, kamu saja yang makan," ucap Gus Hamzah.

"Tidak, kita makan berdua. Aku tidak mau makan, jika Gus tidak mau makan," ujar Fatimah.

"Baiklah." Gus Hamzah pun mengalah, alhasil mereka pun makan satu piring berdua.

"Mau pakai sendok, makannya?" tanya Fatimah pada Gus Hamzah.

"Tidak, saya makan pakai tangah saja," jawab Gus Hamzah, ia pun mulai mencuci tangannya, begit pun dengan Fatimah yang juga mencuci tangannya.

Setelah itu mereka pun duduk dan mulai menyantap makanan mereka.

"Biar saya suapi kamu, kamu mau kan?"

"Mau kok Gus," ucap Fatimah.

Gus Hamzah pun mulai menyuapi istrinya itu.

"Kalau gitu aku juga mau suapi Gus." Fatimah pun menyuapi suaminya itu, dan Gus Hamzah pun senang akan hal itu.

Akhirnya mereka pun menyantap makanan mereka dengan saling menyuapi satu sama lain.

...***...

Maaf jika banyak typo yang bertebaran 🙏😆

Jangan lupa like, komen, vote, subscribe beri hadiah berupa bunga mawar dan kopi, terima kasih🌹

1
Juna Kamis Sae
kerennn thorr
Mbing
lanjut thor, semangat
Riee 🕊️: Terima kasih kak🤗
total 1 replies
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus keren👍👍👍
Rina Nurvitasari
Alhamdulillah selesai juga permasalahannya ya Gus
Zuny Achmad
lanjut kak
Marya Dina
ini maryam yg judul diari marya. bukan ya
Riee 🕊️: Iya kak
total 1 replies
Selviana
Aku sudah mampir nih.Jangan lupa mampir juga di karya aku yang berjudul (Terpaksa Menikah Dengan Kakak)
Riee 🕊️: Terima kasih kak, aku sudah mampir ya🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!