Luka Atas Janji & Penantian Ku Gus
Zahwa namanya,dia adalah salah satu santri pondok pesantren Al-Kautsar. Dulu nya dia adalah santri bandel yang sudah di atur,namun sekarang dia sudah berubah menjadi santri yang teladan. Ya, walaupun masih ada sedikit ke bar-baran atau kejailan yang dirinya lakukan di pesantren itu.
Bahkan sekarang dirinya menjadi salah satu santri ndalem yang di percaya oleh kyai nya, dia di beri amanah untuk merawat Bu nyai Anisah.
Karena sering bolak balik ndalem dirinya menjadi sangat akrab dengan keluarga ndalem bahkan, dirinya seperti sudah di anggap sebagai keluarga di sana.
Tak hanya itu saja karena kedekatan nya dengan keluarga ndalem membuat nya jatuh cinta kepada salah satu Gus yang berada di sana,lama dia menyimpan rasa namun tak mau mengungkapkan karena takut di tolak.
Melihat latar belakang nya dan sang Gus saja sudah minder rasanya, apalah daya jika dirinya di bandingkan dengan Gus nya itu yang dimana dia adalah seorang anak dari kyai ternama yang sudah jelas nasab nya,sudah hafal bermacam kitab, seorang pengusaha,yang pastinya pintar dan tampan.
Jika di lihat banyak yang menyukai Gus Zhafran tak hanya dirinya saja, banyak dari kalangan anak kyai yang ingin bersanding dengan Gus Zhafran, bahkan tak jarang saat Zahwa sedang berada di ndalem dia menguping ada beberapa kyai yang menawarkan putri mereka untuk bersanding dengan Gus Zhafran.
Bagaimana tak minder Zahwa,apakah daya nya mungkin jika di bandingkan dengan para putri kyai dan ustadzah di luaran sana ini.
Dirinya hanyalah santri biasa,yang masuk pesantren pun karena terpaksa,bukan dari kalangan keluarga yang nasab nya setara dengan Gus Zhafran. Berulang kali Zahwa menyakinkan dirinya untuk melupakan Gus Zhafran dan fokus terhadap pendidikan nya,namun apalah daya karena terlalu sering bertemu dengan Gus Zhafran membuat rasa nya malah semakin besar.
"Zar menurut mu apakah bisa seorang pendosa ini menginginkan dia yang berilmu?"tanya Zahwa kepada sahabat yang duduk di samping nya.
"Hah?"Zara melongo mendengar ucapan dari sahabatnya,selama ini Zahwa adalah sahabat nya yang paling anti membahas mengenai perasaan dan masalah hubungan percintaan.
"Apakah aku bisa bersanding dengan dia yang nasab nya bagus? Apakah zaman sekarang bisa bersanding dengan seseorang yang nasab nya tak setara dengan kita?"tanya Zahwa kembali membuat Zara melongo.
"Kamu sehat kan awa?"Zara meletakan punggung tangannya ke kening Zahwa,dan membandingkan dengan kening milik dirinya.
"Hish kamu ini gak bisa di ajak serius yah zar." Mendapatkan respon yang lemot dari sahabatnya membuat Zahwa kesal sendiri, padahal dirinya sudah serius.
"Lagian kamu nanya nya aneh aneh deh,hayoo kamu lagi jatuh cinta yah." Goda Zara sembari mencolek dagu Zahwa.
"Jatuh cinta pala kau,sudah lah tak ada guna menanyakan itu pada mu zar,yang ada aku makin bete."Zahwa pun bangkit dari duduknya,dia berniat untuk keluar dari madrasah,toh lagian dia sudah selesai tes kitab nya.
"Eh mbak Zahwa mau kemana?"tanya salah satu santri bagian kerohanian yang berada di sana.
"Mau keluar mbak mau cari udara segar untuk melepaskan beban setelah tes tadi,mumet di sini."ucap Zahwa di balas anggukan oleh senior nya, setelah mendapatkan izin dari ustadzah yang bertugas di sana Zahwa pun keluar dari madrasah dan berniat untuk pergi ke taman yang tak jauh dari madrasah itu.
Tanpa Zahwa sadari ternyata ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan Zahwa,dia menyeringitkan dahi nya kala melihat Zahwa keluar dari madrasah dengan wajah yang lesuh.
"Kamu tes ke ustadz atau ustadzah lain saja yah,saya ada urusan sebentar."ucap Gus Zhafran pada santri yang sedang dia tes kitab nya, santri itu pun mengangguk kemudian meminta tes kepada ustadz yang lain.
Setelah nya Gus Zhafran pun keluar dari madrasah.
"Eh Zahwa kemana?"tanya Nadia,dia adalah salah satu sahabat Zahwa juga di pesantren ini.
"Keluar tuh,katanya mumet di sini."jawab Zara.
"Kok mukanya lesuh gitu,Lo apain zar?"tanya Adzkiya,dia sahabat Zahwa juga sekaligus adik dari Gus Zhafran.
Mereka berempat bersahabat sejak Zahwa berada di pesantren ini, mereka pun tidur satu kamar,di asrama Khadijah. Yang pastinya watak dan karakter mereka berbeda beda, Zahwa dan Adzkiya cenderung sedikit bar bar dan jail,Zara yang otak nya sedikit lemot,dan Nadia yang di paling mempunyai pemikiran dewasa dan lebih kalem tentunya. Namun, attitude sopan santun serta hafalan mereka ber empat jangan pernah di ragukan lagi.
Mereka berempat ini santri teladan yang pasti setiap tahun nya selalu mendapatkan prestasi,yang terbanyak mendapatkan prestasi dan paling pintar di antara mereka adalah Zahwa,lalu Nadia,lalu Adzkiya terakhir Zara.
Latar belakang mereka pun tak sama, Zahwa dan Zara hanya santri biasa, berbeda dengan Adzkiya dan Nadia mereka berdua adalah anak kyai ternama,jika Adzkiya adalah anak dari pemimpin pesantren Al-Kautsar maka Nadia adalah anak dari pemimpin pesantren lain yang ada di kota itu.
"Gak Gue apa apain kok, dianya aja yang lagi sensi,lagian aneh bet dia nanya ke gue katanya apa pantas dia bersanding dengan seseorang yang nasab nya lebih tinggi dari dia? Apakah seorang pendosa pantas bersanding dengan seseorang yang banyak ilmunya?"ucap Zara masih aneh dengan sikap dari Zahwa.
"Terus kamu jawab apa?"
"Aku gak jawab apa apa aku malah letakin punggung tangan aku di dahi nya,takut kalau dia lagi sakit dan melantur gitu sampai nanyain kayak gitu."
"Astaghfirullah zar,kamu ada ada aja ,ya wajar dong dia bilang kayak gitu mungkin dia lagi jatuh cinta sama seseorang yang pangkatnya tinggi terus mungkin minta pendapat kamu tentang kerisauan hati nya."ucap Nadia mendengar ucapan dari Zara saja dia sudah peka dengan yang di rasakan oleh Zahwa.
"Yo aku Ndak tau lagian dia aneh aneh aja,masa dia jatuh cinta sih bukan nya dia paling anti dengan yang namanya jatuh cinta,ingat yah prinsip nya jatuh cinta adalah seni untuk melukai diri sendiri."ucap Zara.
"Astaghfirullah zar,kamu ini jatuh cinta itu hal yang wajar namanya juga makhluk hidup pasti punya rasa cinta,lagian kamu salah menyimpulkan jatuh cinta yang Zahwa maksud,ya Alloh"Adzkiya menepuk kepalanya pelan.
"Hehehe emang apa maksudnya?"
"Jatuh cinta yang Zahwa maksud itu jatuh cinta pada seseorang yang belum halal untuknya,atau dalam tanda kutip pacaran,itu yang dia maksud jatuh cinta seni menyakiti diri sendiri,bukan malah dia gak mau jatuh cinta zaraaa"jelas Adzkiya.
***
"Zahwa." panggil seseorang saat melihat Zahwa sedang duduk di kursi yang berada di taman pesantren.
Zahwa pun menengok ke belakang, melihat siapa yang telah memanggil namanya.
happy reading 🥳
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
#ayu.kurniaa_
.
2024-08-23
0
Soraya
Assalamu'alaikum mampir thor
2024-06-17
0
UmuUmaya Khusna
assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
salken author... saya suka cerita roman di pesantren. indah dan tetap mengindahkan syariat
2024-05-23
0