NovelToon NovelToon
ISTRI KESAYANGAN RAJA PERANG

ISTRI KESAYANGAN RAJA PERANG

Status: tamat
Genre:Tamat / Time Travel / Hamil di luar nikah
Popularitas:710.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Nurul Senggrong

Merleen merupakan seorang mafia. Sudah tidak terhitung banyaknya nyawa yang sudah ia bunuh. Banyak orang yang mengincar nyawanya.

Namun ia meninggal di tangan sang kekasih.

Arwahnya masuk kedalam tubuh seorang putri menteri yang terbuang. Dia dibuang oleh keluarganya karena hamil diluar nikah.

Padahal ia hamil karena jebakan dari kakaknya. Kakaknya tidak terima bahwa ia akan menikah dengan seorang jenderal.

Bukan hanya dibuang oleh keluarga. Gadis itu juga harus merasa sakitnya melihat lelaki yang ia cintai mencintai menikah dengan kakaknya.

Merasa frustasi gadis itu menyeburkan dirinya kedalam aliran sungai dari atas jembatan. Gadis itu pun tewas. Dan tubuhnya diambil alih oleh Merleen.

Empat tahun kemudian ia kembali ke ibu kota. Kedatangannya membuat geger kekaisaran.

Gadis itu membawa anak laki-laki berusia tiga tahun yang begitu mirip dengan Raja Chen. Dialah Raja perang yang terkenal akan kekejaman nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berbelanja

Lin Hua berjalan mundar mandir di dalam kamar. Kemarin ada yang memeluk tubuhnya. Hari ini ada yang menggendongnya. Andai dia bisa melihat siapa yang sudah melakukan itu semua Lin Hua bisa langsung bertindak.

Kalau wujudnya saja tidak terlihat , bagaimana caranya ia bertindak. Mungkinkah yang menggendongnya tadi beneran hantu?

"Gila!!! ini benar-benar gila," gumam Lin Hua.

Bisa-bisanya ada hantu yang mengikutinya. Jangan-jangan sekarang hantu itu ada disekitarnya. Tubuhnya tiba-tiba merinding.

Lin Hua tidak menyadari jika hantu yang ia pikirkan sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Tidak ingin terlalu pusing memikirkannya, Lin Hua memilih masuk kedalam kamar mandi. Tubuhnya terasa lengket. Dia tidak mungkin bisa tidur dengan kondisi seperti itu .

Pangeran Chen dengan setia menunggu Lin Hua di dalam kamar . Entah apa yang ada dalam pikirannya. Apa dia tidak takut jika Lin Hua keluar dari kamar mandi dengan kondisi yang tidak sopan.

Untungnya Lin Hua sudah memakai pakaian saat keluar dari kamar mandi . Dia langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Pangeran Chen ingin sekali mengikutinya. Hanya saja ia takut malah membuat Lin Hua tidak jadi istirahat.

Pangeran Chen kembali ke kamarnya. Melihat si kembar tidur dengan lelap membuat hatinya menghangat.

Pangeran Chen merasa hidupnya sudah lengkap sekarang. Tinggal meminta Lin Hua untuk menjadi istrinya. Dengan begitu ia bisa bersama mereka setiap hari.

Keesokan harinya Lin Hua bangun seperti biasa . Selesai mandi dia langsung keluar dari kamar . Tujuannya tak lain dapur .

Lidahnya sangat tidak cocok dengan masakan yang dimasak oleh pelayan. Jadi ia memutuskan untuk masak sendiri .

Melihat kedatangan Lin Hua di dapur , pelayan yang sedang masak jadi menghentikan masakannya .

"Ada yang bisa saya bantu Nona?"

"Boleh saya pinjam dapurnya?"

"Maaf Nona lebih baik Anda kembali ke kamar . Dapur bukan tempat yang cocok buat anda ," ucap pelayan itu dengan sopan .

"Saya hanya ingin membuat sesuatu buat kedua anak saya . Mereka menginginkan makanan yang saya buat ."

Sebelum pelayan itu sempat memberi jawaban , ada suara yang menyahuti ucapannya .

"Jadi orang itu seharusnya harus sadar diri . Tamu ya tamu tidak usah berlagak menjadi nyonya rumah ."

Lin Hua melongo mendengar ucapan orang itu. Dia menatap wanita itu dari atas ke bawah .

"Kamu siapa ?"

"Aku-"

"Aku tidak perduli dengan identitasmu. Jadi orang jangan suka turut campur urusan orang lain ."

"Kamu _"

"Ada apa ini?" tiba-tiba saja Pangeran Chen muncul.

"Aku ingin masak ," jawab Lin Hua tanpa basa-basi. Bahkan kedua pelayan yang bertugas untuk memasak baru saja ingin mengeluarkan suaranya. Begitupun dengan wanita yang satunya .

Pangeran Chen mengingat ucapan si kembar tentang masakan Lin Hua yang lebih enak dari masakan restoran. Dia jadi ingin merasakannya.

"Biarkan Lin'er yang masak! Kalian hanya perlu membantu apapun yang di inginkan," ucap Pangeran Chen yang membuat senyum Lin Hua keluar.

Pangeran Chen terpesona dengan senyumannya. Untuk sekian detik ia masih memandang wajah Lin Hua. Untung dia langsung tersadar dan keluar dari ruangan itu dengan tergesa-gesa.

Mau tidak mau kedua pelayan itu memenuhi keinginan pangeran chen. Sedangkan wanita yang satu lagi keluar dari ruangan itu dengan kesal.

Lin Hua membuat masakan dari bahan yang sudah tersedia . Dia juga menggunakan minyak dan bumbu yang tersedia di kereta.

Awalnya kedua pelayan itu tak yakin dengan hasil masakannya. Namun begitu aromanya keluar , meraka tidak sabar untuk menyicipinya.

Selesai masak, Lin Hua memutuskan untuk membangunkan si kembar. Jadi ia meminta para pelayan untuk menghidangkan makanan yang sudah is masak ke ruang makan.

Ternyata si kembar sudah bangun. Keduannya menunggu Lin Hua di kamar yang ditempati Lin Hua.

Lin Hua langsung memandikan keduanya. Setelah keduanya siap, giliran Lin Hua yang bersiap. Kemudian ketiganya keluar dari kamar.

Pangeran chen sudah menunggu mereka di depan kamar. Dia mengajak mereka untuk sarapan bersama.

Pangeran Chen merasa masakan Lin Hua merupakan makanan terenak selama hidupnya. Dia menghabiskan makanan melebihi porsi setiap harinya . Dia benar-benar puas.

Selesai sarapan Pangeran Chen izin mengikuti rapat di istana. Lin Hua pun memutuskan untuk mengajak si kembar berbelanja.

Lin Hua berbelanja berbagai macam obat-obatan. Dia berencana membuat kehebohan di rumah Xiu Ying. Sekaligus membuat perhitungan pada Xiu Ying dan saudaranya.

"Capek Ma. Istilahat dulu napa?" keluh Jia Yi dengan cemberut.

"Sepeltinya dali tadi kamu duduk telus deh. Bisa-bisanya bilang capek."

"Duduk juga capek tahu. Jia kan juga pengen gitu jalan-jalan. Telus beli kue kayak kemalin

Pasti enak deh," celetuk Jia Yi dengan mata berbinar. Jin Hai menatapnya sinis. Yang ada di pikiran Jia Yi memang tidak jauh dari makanan.

"Ujung-ujungnya tetap juga makanan. Jangan dengelin omongan Jia, Ma."

"Kamu yang jangan di dengal!"

"Kamu!"

"Kamu uuuuu."

Kedua asyik berdebat membuat Lin Hua pusing .

"Jangan bertengkar. Kalian tidak kasihan sama paman kusir? Mama saja pusing dengar kalian bertengkar. Tenang saja setelah ini kita makan. Tinggal satu tempat yang belum Mama kunjungi."

Kini Lin Hua membawa di kembar, ke toko

senjata. Dia butuh senjata yang bisa ia gunakan kapan saja dan dimana saja.

"Selamat datang Nona. Ada yang bisa saya bantu?"

"Boleh saya lihat senjatanya?"

"Tentu Nona. Anda bisa memilih senjata yang sesuai keinginan Anda."

"Terima kasih"

Lin Hua masuk kedalam toko senjata sendirian. Si kembar ia tinggalkan di dalam kereta.

Meski susah berkeliling ke beberapa Rak, namun belum ada yang menyentuh hatinya.

Tatapan Lin Hua tiba-tiba tertuju pada pedang yang terpanjang di dinding. Tidak ada yang istimewa sih sebenarnya. Apalagi pedang itu nampak berkarat. Hanya saja ia merasa ada sesuatu yang Membuatnya tertarik.

"Kalau pedang itu tidak untuk dijual Nona. Pedang itu sebenarnya milik leluhur kami,"ucap si penjual.

"Oh...."

Lin Hua pun mengalihkan pandangannya ke pedang lainnya. Namun ia masih melirik pedang itu.

Tanpa disadari siapapun pedang itu bergetar. Lin Hua merasa kepalanya pusing. Pandangannya terasa buram dan....

Bruk!

Lin Hua pingsan.

Saat bangun Lin Hua merasa berada di puncak gunung. Hawanya sangat panas. Dia merasa tubuhnya sedang di panggang.

Bagaimana tidak panas, jika ia terbaring di pinggir larva yang bergejolak. Untuk sejenak Lin Hua diam terpaku di tempat.

"Ini sebenarnya dimana?" gumam Lin Hua saat kesadarannya mulai pulih.

Lin Hua berdiri dan memperhatikan sekitar. Angin bertiup sangat kencang. Tubuhnya tidak bisa menahan kencangnya angin. Sampai akhirnya tercebur kedalam larva.

Rasanya tidak bisa dijabarkan. Mungkin inilah neraka. Lin Hua tidak menyangka jika ia kembali mengalami kematian. Rasanya lebih sakit dari sebelumnya.

Semakin lama panasnya semakin berkurang. Suhu yang awalnya panas perlahan menjadi dingin. Dingin dan semakin dingin. Saat ia membuka mata, Lin Hua menatap sekelilingnya yang sudah berubah menjadi bongkahan es.

Meski tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, Lin Hua mencoba untuk bersikap tenang. Tubuhnya makin membeku.

Tak lama kemudian petir datang. Rasanya tubuhnya sudah tidak kuat lagi.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Lin Hua?

1
panty sari
thor bisa buat judul baru untuk anak linhua dan pangeran chen
panty sari
thor harusnya si kembar juga dilatih biar bisa jaga diri yah
panty sari
thor tapi kenapa Lin hua ga bisa terbang ya apa belum saatnya dia bisa melompat dan menghilang seperti pangeran chen
panty sari
wah pangeran chen pasti kaget ko ada duplikat nya
panty sari
good girl
PanPan❤️
luar biasa
Dewi Ansyari
Anak dan Ayah sama saja pecundang malah mau memprovokasi Lin hua malah kalah astaga 🤦🏻
Dewi Ansyari
Semoga pangeran Chen selamat thorr kasihan. so kembar kalo sampe kehilangan Ayahnya 😔
Dewi Ansyari
Pangeran Chen bagaiman terkejutkan kalo Lin hua itu adalah jagoan
Dewi Ansyari
Untung saja Lin hua bisa tahu kalo makannya ada obat.kalo ngak apa yg akan terjadi astaga 🤦🏻
Dewi Ansyari
Ternyata meileen adalah titisan Dewi yg akan mengahncurkan kaln iblis
Dewi Ansyari
Tangkap dan hukum orang itu Lin hua karena telah berani mencelakai Jia yi
Dewi Ansyari
beri hukuman sama orang yg mendorong Jia yi
Santy Susanti
Luar biasa
Dewi Ansyari
Akhirnya semuanya terungkap siapa si kembar
Dewi Ansyari
Si kembar sangat menyayangi lin hua Ibu mereka jadi mewek deh😭😭😭
Dewi Ansyari
Apa sebenarnya yg terjadi pada Lin hua🤔
Dewi Ansyari
Andai saja Lin hua tau kalo itu kerajaan dari Pangeran Chen pasti Dy akan memukulnya
Dewi Ansyari
Akhirnya si kembar tau kalo pangeran Chen adalah Ayahnya
Dewi Ansyari
Dasar Bao yu bodoh orang pangeran Chen ngak suka malah usah sebar gosip mauenikahi pangeran Chen Astaga benar2 bodoh 🤦🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!