Menjadi pembantu bukanlah rencana awal Sukma mencari pekerjaan. Setidaknya dengan bekal ijazahnya yang hanya tamat SMA.
Dia berharap bisa bekerja menjadi buruh pabrik, atau karyawan swasta. Himpitan ekonomi memaksa dirinya untuk segera mendapatkan pekerjaan.
Hingga akhirnya seseorang menawarkan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga. Tanpa pikir panjang Sukma menerima tawaran kerja yang cukup jauh dari kampung halamannya.
Gimana ya kelanjutan hidup Sukma Ajeng sebagai Asisten Majikan Bulenya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ninaammar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Mommy Elisabet De Bruin
Untuk sementara, Richard tidak mengizinkan Sukma melakukan pekerjaan. Seperti biasa dia menyiapkan segala apa yang Richard perlukan sebelum ke kantor. Sebelum kondisinya benar-benar stabil, dan pulih dari traumanya.
Sebelum kembali di Bali, Richard sudah terbiasa melakukan apapun sendiri selama di Jerman. Setelah semua yang terjadi, Sukma6 masih takut bertemu dengan Richard. Dia selalu menghindar setiap kali berpapasan dengan tuannya.
Sukma tetap melakukan pekerjaannya sebagai asisten rumah. Hanya saja dia akan pergi, setiap mendengar langkah kaki tuannya yang hampir mendekat.
~ Mommy, berapa kali Richard katakan. Mommy tidak perlu datang ke Bali. Richard sendiri yang akan kesana menemui Mommy dan Daddy.
Terdengar suara Richard, yang sedang bicara ditelepon dengan seseorang. Sambil menapaku anak tangga. Sukma segera bergegas, meninggalkan tempat sebelum ia bertemu dengan tuannya.
Richard melirik Sukma pura-pura tidak tahu. Sebelum wanita itu menyadari kehadirannya. Richard menarik sudut bibirnya tersenyum tipis melihat meja makan yang sudah tersedia sarapan untuknya. Waktu dua minggu cukup memulihkan kondisinya. Meski keadaanya tidak sama seperti sebelumnya.
"Sukma!" panggil Richard. Ingin tahu bagaimana reaksinya mendengar namanya dipanggil. Sukma mengintip Richard, dari balik dinding tanpa bersuara.
"Aku tidak akan menemuinya.'' lirih Sukma, berdebar takut.
"Kamu lupa lagi, tidak menyiakan segelas susu hangat." ujar Richard melirik dinding dimana Sukma masih bersembunyi disana. "Saya sudah hampir terlambat, bisa tolong ambilkan!" Sukma berkeringat, dadanya semakin berdebar kencang.
Langkah kakinya sedikit gemetar, tanpa melirik tuannya dia membuka puntu lemari pendingin. Menghangatkan susu yang Richard minta. Tangannya gemetar menuangkan susu kedalam gelas. Untung saja dia berhasil menguasai dirinya. Jika tidak dia pasti sudah menumpahkan susunya.
"Terima kasih, Sukma." ucap Richard tersenyum. Tanpa jawaban Sukma bergegas pergi. Tapi Richard dengan sigap meraih tangan Sukma.
"Lepas!" ucap Sukma gemetar. Melepaskan diri.
"Saya hanya ingin tahu. Apa saya sudah mendapatkan maaf darimu?" ucapnya seraya menatap wajah Sukma. Tak ada balasan, Sukma masih bergeming menunduk dihadapan tuannya.
Tangannya terulur menyentuh pipi Sukma.
Hingga kedua manik hitamnya, saling bertemu pandang. Sukma menatap wajah Richard takut, tanpa mengulang tatapannya lagi. Ia langsung lari saat Richard, mengendurkan genggaman tangannya.
Pria itu hanya tersenyum melihat kepergian Sukma dari hadapannya. Richard pun meraih tas kerjanya melangkah pergi. Sukma mengintip gerak punggung Richard dari balik dinding, yang perlahan menjauh. Tidak lama kemudian Richard menoleh, lalu tersenyum mendapati Sukma kembali bersembunyi setelah mengintip langkahnya.
Secepatnya Sukma lari menuju kamar . Setelah ketahuan diam-diam mengintip langkah tuannya. Mendengar suara deru mobil, meninggalkan halaman mansion. Sukma keluar menutup pintu gerbang lalu menguncinya.
*
Di apartemen, Agatha tampil cantik dengan busana barunya. Disainer ternama asal negri paman Sam, Rarlph Lauren. Yang mempercayakan dirinya sebagai brand ambasador, dari merk global. Membuka pintu apartemen, lalu menguncinya secara sistem. Melalui kartu akses yang dia terima setelah resmi membelinya.
Melajukan mobilnya menuju kantor, dimana Richard saat ini sedang melakukan meeting kerja bersama para staff. Richard meminta Jimmy, membawakan berkas data klien yang melakukan transaksi. Jual beli tanah, dan gedung yang menjadi bagian dari bisnis propertynya.
"Jimmy periksa hasil audit keuangan bulan ini," titah Richard.
"Oke. Aku dengar keluarga Russel, telah menjual separuh sahamnya pada perusahaan asing. Karena Thompson tidak lagi memberikan aliran dana pada perusahaan miliknya. Dan Agatha___" Jimmy menjeda ucapannya. Sebab orang yang sedang dia bicarakan tiba-tiba masuk tanpa izin.
"Jadi Aku orang kedua yang datang menemuimu, Richard?" sapa Agatha tidak suka melihat kehadiran Jimmy.
"Maaf, Tuan. Perempuan ini memaksa masuk ke ruangan Anda. Tapi dia tidak mau mendengar____" cerocos Sandra dengan suaranya manja dan genit. Dan itu membuat telinga Agatha jijik mendengarnya.
Jimmy memberikan kode lewat matanya. Meminta Sandra segera pergi dari ruangan atasannya. Membiarkan Agatha berdua bersama Richard, yang datang entah dengan tujuan apa?
"Richard!" panggil Agatha, memeluk tubuh pria, yang masih berharap Richard kembali ke pelukannya. Secepatnya Richard melepaskan kedua tangan Agatha, yang melingkar erat di perutnya.
Agatha terperangah, tidak percaya akan reaksi Richard padanya. Dulu sebelum Agatha pergi meninggalkannya. Richard menjadikan dirinya sebagai satu-satunya ratu yang ada dihatinya. Sebuah ambisi untuk meraih popularitas, berhasil menggoyahkan hatinya. Dan meninggalkan Richard bersama dengan cintanya.
"Kenapa?" Kau ingin bertanya kenapa Aku seperti ini, Agatha?" cecar Richard geram.
"Ya, karena Aku tahu, kau masih menyimpan cinta itu untukku. Lalu kenapa, sampai saat ini kau masih saja sendiri. Kau tidak ingin wanita diluaran sana datang mendekatimu. Aku tahu itu, Richard. Kau bisa membohongiku, tapi kau tidak bisa mengingkari hatimu." ucap Agatha dengan percaya diri.
"Cinta itu sudah tidak ada, sejak kau memilih untuk berkhianat. Sekuat apapun kau berusaha membangun jembatan penghubung diantara kita. Jembatan itu sudah lebih dulu runtuh. Karena untuk yang pertama kalinya, Aku telah melakukan hubungan itu dengan____" jeda Richard tersenyum gamang.
"Stop! Hentikan, Aku tidak ingin mendengar apapun." pinta Agatha, tidak ingin mendengar apa yang terjadi malam itu di mansionnya. Karena semua itu terjadi karena ulahnya. Dan dia pula yang tersakit, lagi-lagi ambisinya kembali menghancurkan harapannya. Terlebih Thompson hanya memanfaatkan dirinya tidak lebih dari boneka mainannya.
Agatha membanting keras pintu ruangan Richard. Meninggalkan gedung kantor dengan membawa luka, dan kecewa. Tidak mampu menggapai apa yang dicarinya selama ini.
Agatha merogoh ponselnya sebelum masuk kedalam mobil. Panggilan telepon dengan nama Papa, membuatnya harus menghentikan langkahnya.
"Papa!
"Agatha, perusahaan Papa benar-benar terancam bangkrut. Thompson telah berhenti memberi suntikan dana, semuat aset Papa telah dibekukan. Uang hasil modeling darimu masih belum bisa mengcover hutang perusahaan."
" Oh, No...Papa!
Agatha memijit pelipisnya yang berdenyut seketika. Memutus panggilan telepon secara sepihak. Melajukan mobilnya menuju apartemen, meminta bantuan tim manajemen untuk menambah jadwal pemotretan.
Suara bel terus menyala, mengeluarkan suara bising sampai keruangan belakang. Sukma masih sibuk dengan pekerjaanya, mencuci dan menyetrika pakaian kerja milik tuannya. Sebab Herman mengambil cuti selama satu bulan. Karena kabar ibunya masuk rumah sakit, bersamaan dengannya saat Sukma dilarikan ke rumah sakit hati itu juga.
"Richard...! Herman open the door!" teriak wanita berambut pirang di depan pintu gerbang.
"Ya. Wait a minute, please!" jawab Sukma lari setengah teriak mengambil kunci gerbang.
"Siapa perempuan ini. Oh Aku tahu dia pasti asisten baru Richard. Eee... Boleh juga ternyata dia bisa berkomunikasi dengan bahasa inggris."
Kata Elisabet dalam hati. Ibu Richard, yang sengaja datang ke Bali. Untuk menemui putranya.
"Excuse me. Who do you want to find?" (Maaf, And cari siapa?") tanya Sukma sopan. Pada wanita setengah baya, berambut putih pirang. Namun masih terlihat cantik diusianya yang tidak lagi muda.
"Im mrs Elisabet De Bruin. Richard's mother.'' jawabnya, membuat Sukma sedikit kaget. Membuka pintu gerbang lebar-lebar. Bahwa tamu wanita asing dihadapannya adalah ibu dari pria yang telah merenggut kesuciannya.
"Please come in, madam." Sukma mempersilahkan Nyonya besarnya masuk kedalam.
"Mommy....!" panggil Richard kaget