Marcus Norton di hianati tunangannya sendiri, dia di jebak, lalu di serahkan kepada musuh keluarga Norton.
Marcus di aniaya sampai sekarat, dan nyaris mati, lalu di buang ke tempat pembuangan mayat tidak di kenal, di pinggiran luar kota.
Bukannya mati! tidak terduga, Marcus malah mendapatkan suatu kekuatan yang begitu dahsyat.
"Lihat! bagaimana aku mengubah takdirku! kamu perempuan ja-lang! akan mengemis di bawah kakiku!"
"Tapi, maaf! sudah terlambat! aku sudah menemukan wanita yang lebih berkelas dari dirimu!"
"Matilah sana, dasar ja-lang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Tuan Muda yang masih, diragukan.
Gedung Norton.
Suasana ruang meeting yang tadinya begitu heboh, karena kehadiran Marcus yang muncul dengan keadaan sehat-sehat saja, sekarang menjadi tenang.
Semuanya kembali duduk ke kursi masing-masing, sambil tersenyum puas, karena Ceo mereka ternyata masih hidup.
Brakk!
Baru saja mereka akan memulai meeting, tiba-tiba pintu ruang meeting di buka dengan kencang dari luar.
"Tolong..tolong! Anton..Anton!"
Seorang pria menghambur masuk ke dalam ruang meeting, dengan nafas tersengal-sengal, tampak peluh membasahi wajahnya, serta pakaian yang berantakan.
Spontan semua yang ada di ruang meeting terkejut, dan sontak berdiri bersamaan.
"Ada apa? kenapa dengan Anton?" tanya salah satu Dewan direksi.
"Kami sedang meninjau proyek Hotel terbengkalai tiga bulan yang lalu, mendadak anak buah Kyoto datang menghalau kami untuk pergi dari sana, mereka mengatakan proyek itu sudah jadi milik Tuan mereka, dan kami tidak terima mereka mengatakan proyek itu milik mereka, Tuan Norton sudah memenangkan sengketa tanah proyek tersebut, bagaimana mereka bisa mengatakan itu adalah milik mereka?" ujar pria itu dengan penuh emosi.
"Terus, apa yang terjadi?" tanya seorang Dewan direksi.
"Tentu saja kami tidak terima, mereka mengatakan seperti itu, kami mengatakan kalau proyek itu adalah milik sah Tuan Besar kami Marco Norton, tapi mereka tidak membiarkan kami tetap di sana, mereka mengatakan kalau kami tidak memiliki seorang Pemimpin lagi, jadi kami tidak pantas untuk memiliki proyek itu lagi!" ujar pria itu penuh emosi.
"Lalu?" tanya yang lain, mulai tersulut emosi.
"Me..mereka kemudian melakukan kekerasan pada kami, agar kami pergi dari sana, dan tidak boleh kembali lagi, karena Klan Norton hanya budak bagi Group James saja kata mereka!" sahut pria itu dengan penuh emosi, keringatnya mengucur terus karena amarahnya, yang meledak-ledak.
"Terus, Anton?" tanya yang lain.
"Saat mereka menyerang kami, Anton mencoba melawan mereka, dan memerintahkan saya untuk pergi memberitahukan kepada kalian untuk ikut turun tangan, mengusir mereka dari daerah kekuasaan Tuan Norton!" ujar pria itu.
"Tuan!" Dewan direksi menoleh ke arah Marcus, setelah mendengar apa yang di sampaikan salah satu anggota setia Norton tersebut.
Pria yang baru datang tersebut, menoleh ke arah pandangan Dewan direksi, dengan perasaan heran.
Matanya terbelalak melihat, siapa kiranya yang di pandang semua orang yang ada di ruang meeting itu.
"Tuan! Tuan Muda...anda masih hidup! anda masih hidup!" teriaknya tidak percaya, melihat Marcus berdiri di dekat kursi Ceo dengan keadaan sehat.
Pria itu menghambur kehadapan Marcus, lalu tanpa sadar memeluk Marcus dengan gembira.
"Ha..ha..haa, ternyata anda masih hidup Tuan, ini suatu keajaiban, anda selamat dari pembantaian Nelson, anda benar-benar masih hidup!" seru pria itu dengan bahagianya.
Lalu pria itu melepaskan pelukannya, dan memutar tubuh Marcus tanpa sadar lagi.
Melihat tubuh Marcus dari atas sampai ujung kaki, memastikan kalau tidak ada luka di sana.
Marcus diam saja, di perlakukan anggota pegawai Norton tersebut.
"Ehem..ehem!" beberapa orang yang ada dalam ruangan itu berdehem, untuk menyadarkan tingkah pria itu.
"Oh, maaf Tuan, saya terlalu gembira sekali, melihat anda masih hidup!" ujarnya, dengan cepat mundur dua langkah ke belakang.
Lalu dengan sopan menundukkan kepalanya, memberi sopan santunnya pada Marcus, sebagai Pemimpin mereka.
"Di mana sekarang mereka, Ayo ke sana!" ujar Marcus, tidak mempermasalahkan tindakan pria itu.
Reflek pria itu mengangkat wajahnya, terkejut dengan perkataan Marcus.
"I..itu, di daerah timur kota, Tuan!" ujarnya sedikit ragu.
"Ayo!"
Marcus dengan cepat, bergegas keluar dari ruang meeting, diikuti Toni, dan dengan yang lainnya.
Pria tadi masih berdiri di tempatnya, masih ragu untuk ikut pergi bersama Marcus.
Ia sangat ingat dengan jelas, kalau Tuan Mudanya tersebut, tidak bisa melakukan apapun, untuk menolong mereka.
"Kenapa masih berdiri di situ, Ayo!" sahut Marcus, melihat pria itu tidak bergerak dari tempatnya.
"Oh, eh...i..iya Tuan, saya datang!" sahutnya, lalu bergegas mengekor dari belakang rekannya yang lain.
Bersambung.....
bacaan ringan pilihan../Good/
semangat Thor.. ditunggu karya lainnya../Good//Good//Good/