NovelToon NovelToon
Satu Hati Yang Kuberi Cinta

Satu Hati Yang Kuberi Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa / Slice of Life
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Queen Dee

Magika dan Azzrafiq tak sengaja bertemu di sebuah cafe, saat Magika sedang melakukan tantangan dari permainan Truth or Dare yang dia mainkan bersama teman-temannya.
Hanya dalam satu malam saja, Magika mampu membuat Azzrafiq bertekuk lutut, mereka melakukan hal-hal gila yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, mereka melakukannya atas dasar kesenangan belaka.
Keduanya berpikir tak akan pernah berjumpa lagi dan hanya malam ini saja mereka bertemu untuk yang pertama sekaligus yang terakhir.
Namun takdir berkata lain, Magika dan Azzrafiq dipertemukan lagi, karena mereka diterima di kampus yang sama dan lebih tak disangka lagi mereka satu jurusan, tapi keduanya tidak saling mengenali karena saat pertemuan malam itu, mereka dalam pengaruh alkohol yang membuat keduanya tak ingat apa yang telah terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

All That We Could Do With This Emotion

UTS hari pertama selesai, Magika mengecek ponselnya dan ada beberapa pesan yang muncul, lagi-lagi dia mengabaikannya lalu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kelas.

Di luar hujan turun dengan lebatnya, banyak Mahasiswa lainnya yang berdiri depan pintu masuk untuk menunggu hujan berhenti, keadaan begitu crowded. Terpaksa Magika bergabung dengan kerumunan orang-orang yang menunggu hujan.

"Gee hujan gini mendingan kita masuk kelas lagi aja." Tutur Vanilla.

"Ngapain di kelas? Ini udah jam terakhir, langit juga udah mulai gelap."

"Nonton drakor lah, ngapain lagi coba?"

"Ya ampun di rumah juga bisa kali Nill." Sahut Magika.

Magika menunggu hujan sambil memainkan ponselnya, dia melihat jadwal UTS untuk besok yang sudah dia foto sebelumnya.

"Akhirnya aku nemuin princess juga." Seru Randy tiba-tiba sudah ada di samping Magika.

Magika mendongakkan kepalanya dan menatap Randy bingung. "Kok Kak Randy ada di mana-mana sih?"

Randy terkekeh "Aku ada dimana pun kamu berada."

"Ish apaan sih." Cibir Magika sambil mengerucutkan bibirnya.

"Wajah kamu yang jutek itu, bikin kangen sampe bikin aku gak bisa jawab soal UTS." Goda Randy yang berbisik di telinga Magika.

"Syukurin!!" Magika balas berbisik.

"Hahaha kamu ya susah ditebak, kirain bakalan seneng dipikirin sama aku."

"Lagian ngapain juga mikirin aku?" Tanya Magika mengejek Randy.

"Karena aku suka." Jawab Randy santai sambil menatap hujan yang ada di hadapannya yang tak kunjung berhenti, dengan percaya diri, tangan kirinya memegang tangan Magika.

Magika menoleh pada Randy, dia hanya tersenyum mendengar ucapan kakak tingkatnya yang santai, mata Randy masih tertuju pada rintikan hujan, lalu menoleh pada Magika yang tersenyum memperhatikannya.

Magika mengeratkan jarinya di tangan kakak tingkatnya itu, Randy yang sadar tangannya diterima oleh Magika semakin mencengkeramnya.

"Terima kasih sudah mau menerimanya." Kata Randy.

Magika tertawa menggoda Randy."Ciyeee pasti seneng kan?"

"Ya gimana engga? Orang diterima, oh ya katanya tadi mau bales pesan aku, tapi ditungguin gak ada aja."

"Sengaja, biar aku dicariin sama Kak Randy."

Randy menoleh lagi pada Magika dan mencolek hidungnya, dia gemas dengan respons wanita yang sedang dia genggam tangannya itu.

Magika menyandarkan kepalanya di bahu Randy, seketika itu juga Randy mengecup rambut Magika di tengah kerumunan dan tak memedulikan keadaan di sekitarnya.

"Wajib bayar pajak jadian ya!!" Celetuk Vanilla memecahkan kemesraan dua sejoli itu.

Magika melirik Vanilla yang ada di samping kirinya. "Siapa yang jadian sih?"

"Ya kalian berdua lah! Siapa lagi?" Pekik Vanilla.

Randy menoleh ke arah Vanilla."Yang wajib itu sholat Nill."

"Ish sekalian aja zakat, puasa, naik haji bila mampu." Gerutu Vanilla.

"Nah itu tahu." Seru Randy.

"Ish kok mau sih Gee sama orang aneh ini, mendingan Azzrafiq kemana-mana." Gerutu Vanilla.

Randy terkekeh mendengar ucapan Vanilla."Ya biarin aja Azzrafiq kemana-mana, yang penting saya selalu ada untuk Magika."

"Au ah gak jelas." Pekik Vanilla.

Di belakang, Azzrafiq memperhatikan Magika yang kini digandeng oleh kakak tingkatnya, dia juga melihat Magika yang dikecup oleh Randy.

Hatinya hancur ketika melihat pemandangan itu, seolah tak ada harapan lagi untuk bisa bersama dengan wanita pujaannya, dalam benaknya muncul beberapa pertanyaan.

Sejak kapan Magika bersama dengan Randy? Apa yang Azzrafiq lewatkan mengenai Magika selama hampir satu minggu lebih mereka tak berjumpa? Azzrafiq kalah langkah, di samping itu juga, kini dia sadar bahwa masih ada Bianca di sisinya, dan dirinya saat ini memang belum pantas untuk Magika.

Lagi pula Magika juga mana mau bersama dengan lelaki yang telah memiliki kekasih? Sudah jelas Randy yang masih sendiri memang pantas untuk Magika.

Meskipun sudah tidak memiliki perasaan lagi pada Bianca, tapi Azzrafiq mulai memikirkan kata-kata Bianca, mungkin dirinya memang sedang bosan.

Dalam suatu hubungan pasti ada fase dimana ada rasa bosan menyerang, betapa tidak hubungannya dengan Bianca sudah berjalan cukup lama, hampir dua tahun.

Ada saatnya rasa bosan itu mungkin akan menghilang, dan mungkin juga hubungannya dengan Bianca tengah dapat ujian.

Azzrafiq meyakinkan dirinya bahwa itu semua bisa dia lewati.

Kata putus yang tadi pagi Azzrafiq kirim pada Bianca akhirnya dapat respons, Bianca meneleponnya, dan tetap dengan pendirian Bianca yang ingin terus mempertahankan hubungannya dengan Azzrafiq.

"Iya sorry aku tadi lagi banyak pikiran, jadinya buntu sampai tulis pesan mau putus." Kata Azzrafiq, seketika dia teringat hal buruk yang terjadi dulu, ketika dia memutuskan Bianca begitu saja, beruntungnya kali ini Bianca bisa lebih bijak menghadapinya.

"Aku bakalan kasih waktu untuk kamu by, aku tahu kamu lagi bosan, aku gakkan ganggu kamu dulu, aku gak akan hubungi kamu dulu sampai kamu sendiri yang hubungi aku." Jelas Bianca dari jauh sana.

"Thanks Bi buat pengertiannya, aku tutup dulu ya." Azzrafiq segera menutup teleponnya.

Hujan akhirnya reda, semua Mahasiswa yang sedari tadi menunggu hujan berhenti, akhirnya membubarkan diri dengan keluar dari Gedung, pemandangan yang sangat menyayat hati Azzrafiq akhirnya lenyap, Magika dan Randy telah pergi dari pandangannya. Azzrafiq pulang ke kost-an dengan wajah yang kecut.

Orang-orang yang mengenalnya, tak sampai hati untuk menyapanya karena aura negatif dari Azzrafiq begitu terasa. Seakan memunculkan tulisan di raut wajahnya, 'Jangan ganggu gue'.

Azzrafiq masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya sore ini, dia berjalan dengan perasaan yang sangat hampa dan kosong, sambil melihat langit yang gelap kelabu seperti suasana hatinya, hujan kembali turun namun tidak deras, hanya serpihan-serpihannya saja dan membuat pola di rambut lelaki yang sedang patah hati itu.

Sampai di kost-an Azzrafiq langsung masuk kamar, dan tak menyapa Yudhistira yang sedari tadi menunggunya, sahabatnya itu sudah tahu dan dapat menebak, pasti Azzrafiq sedang ada masalah, terlihat dari wajahnya yang masam, Yudhistira menghampirinya untuk menanyakan keadaannya.

Yudhistira mengetuk pintu kamar Azzrafiq, dan masuk ketika ada respons dari pemilik kamar, sebenarnya tak enak hati ketika dia melangkah masuk ke kamar Azzrafiq, tapi karena ada suatu kebutuhan dia nekat masuk.

Terlihat Azzrafiq sedang membereskan bajunya ke dalam ransel.

"Fiq gue pinjem kemeja item ada gak? Kemeja item gue dipake sama si Yoga." Tanya Yudhistira.

"Ada itu di dalem papper bag, ambil aja gue kasih buat lo." Jawab Azzrafiq datar.

"Serius lo? Thank you deh kalo gitu." Ujar Yudhistira seraya mengambil papper bag yang tersimpan di atas tempat tidur. "Lo mau kemana udah packing gitu? Gak mungkin balik ke Tangerang kan hari senin gini?"

"Gue mau nginep di kosan Bianca."

Yudhistira mengerutkan keningnya, bukannya sahabatnya itu sudah bosan dengan kekasihnya? Tapi mengapa masih ingin menghampirinya?

Yudhistira tersenyum miring."Mau minta jatah lo?"

"Berisik lo."

"Ok, salam buat Bianca, bilangin ke dia peletnya ampuh banget." Ejek Yudhistira seraya melangkah keluar kamar Azzrafiq.

Azzrafiq tak menghiraukan ucapan Yudhistira, dia melanjutkan packing, lalu menelepon Bianca.

"Hallo By.." Jawab Bianca.

"Aku ke kosan kamu ya sekarang, minta alamatnya."

"Hah seriusan kamu mau kesini yeeee, aku tunggu ya baby, nanti aku kirim alamatnya."

"Ok, mau dibawain apa?" Tanya Azzrafiq.

"Gak usah bawa apa-apa, aku bakalan siapin makanan buat kamu."

"Ya udah, sampai ketemu nanti."

"Bye baby.."

Yudhistira yang sudah berada di dalam kamarnya, langsung membuka papper bag yang Azzrafiq berikan. Tercium wangi parfum bayi ketika dia mengeluarkan kemejanya.

"Wangi bayi gini, kayaknya gue pernah nyium aroma ini, tapi dimana ya?" Gumam Yudhistira.

Yudhistira melihat ada secarik kertas di saku kemejanya, dia mengambilnya sepertinya itu sebuah surat karena ditalikan dengan pita berwarna biru muda dan ada coklat kecil beserta botol kecil yang berisi cairan. Dia mengendus aroma dari botol kecil itu.

"Oh dari sini wanginya, tuh anak kayaknya dapet kemeja ini dari seseorang deh, maen kasiin aja lagi ke gue." Celetuk Yudhistira.

Yudhistira memasukkan lagi ke dalam saku kemeja apa yang dia keluarkan tadi, tak ingin tahu apa isi surat itu, dia kembali ke kamar Azzrafiq, tanpa mengetuk pintu dan nyelonong masuk begitu saja.

"Ada apaan lagi?" Tanya Azzrafiq.

"Lo yakin mau kasiin kemeja itu buat gue?" Yudhistira balik bertanya.

"Iya lo ambil aja sih." Ucap Azzrafiq yang masih bertaut dengan ranselnya.

"Gak ada peletnya kan?"

Azzrafiq menoleh pada Yudhistira "Hah? Enggalah orang itu kemeja gue sendiri."

"Kirain baru, biasanya kan lo suka dapet hadiah dari orang-orang yang suka sama lo, wanginya semerbak banget."

Azzrafiq mencium aroma parfum Magika yang berasal dari kemejanya. Dia teringat pernah meminta Magika untuk menyemprotkan parfumnya pada kemeja yang dia pinjamkan ketika ospek.

Ternyata Magika memenuhi permintaannya, Azzrafiq sedikit tersenyum.

"Ada sesuatu di dalem sakunya." Ujar Yudhistira.

"Apaan emang?"

"Lo cek aja nih." Tutur Yudhistira seraya memberikan kemejanya pada Azzrafiq.

Azzrafiq mengambilnya dengan malas dan mengecek isi dari saku kemejanya, dia mengerutkan dahinya, lalu melemparkan kemeja itu ke Yudhistira.

"Gue ambil kemejanya, selamat bergalau ria." Ucap Yudhistira seraya keluar kamar Azzrafiq.

Azzrafiq membuka pita dari secarik kertas itu, dan membaca isi suratnya.

Dear Azzrafiq, terima kasih sudah berkenan meminjamkan kemejanya buat aku, next time aku pinjam yang mana lagi ya? Hehehe bercanda, aku yakin pasti saat ini kamu lagi tersenyum setelah membaca surat yang aku tulis. Oh ya ada sedikit parfum aku buat kamu, biar kamu terus ingat sama aku. From Bandung eh salah From Cileunyi with love - Magika.

Azzrafiq melempar surat itu ke tempat tidurnya. "Kamu salah! Aku gak tersenyum sama sekali."

Perasaan kesal dan marah menyelimuti hatinya, melihat ada coklat pemberian Magika, Azzrafiq memakannya dengan terpaksa, seketika moodnya sedikit membaik ketika coklat yang dimakannya lumer di lidahnya.

Lalu dia mencium aroma parfum dari botol kecil itu.

"Kenapa sih Gee, aku harus jatuh cinta sama kamu?" Gumam Azzrafiq, dia menuangkan sedikit parfumnya pada pergelangan tangannya, dan menyimpan parfum itu di atas meja belajar, lalu segera pergi untuk menghampiri Bianca.

1
Cevineine
luar biasa👍
rizki fadhilah
ayo thor lanjut/Sweat/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!