Simpanan Bapak Kost

Jangan lupa like! Kalau mau komen juga boleh, Author suka banget balas2in komen kalian, mengisi kegabutan ditengah padatnya tugas-tugas kelas.

...----------------...

"Eh lagi pada ngumpul wah pada makan enak nih, gak ngajak-ngajak yah?" Troy masuk ke dalam ruang tamu kost-an menyapa semua anak kost-nya.

Gralind yang hendak menanyakan kelanjutan Pria Tua tadi menjadi urung karena kehadiran Troy.

"Eh Mister Danta, mau jemput Gralind yah, cieee!" goda Febby pada Troy.

Troy menggaruk tengkuknya malu. "Gak kok, ini mau nemenin Gralind aja, ini makan enak di traktir siapa nih?"

"Sama Gralind Mister, kalau mau lebih dari nemenin juga kita dukung, iya gak guys! 2024 ganti Ibu Kost," jawab Rea membuat mereka semua tertawa.

Mungkin ini bercandaan, tapi entah kenapa jalan pikiran Troy mengarah kesana, apakah ada pemilu di hati Troy kedepannya.

"Udah ah, kalian ini bercanda terus, Gralind udah siap?"

"Udah Pak."

"Yaudah kalau gitu, nanti kita kesorean, ayok berangkat," jawab Troy keluar dari ruang tamu.

"Yaudah Guys, aku duluan yah!" Gralind berpamitan kemudian berjalan mengikuti Troy keluar dari kost-an.

Sesampainya di halaman Kost, sudah ada mobil Troy yang terparkir disana, mobil berjenis Aston Martin yang tidak pernah Gralind lihat, ternyata Troy memilikinya.

"Tumben naik mobil, biasanya motor," tanya Gralind yang membuat Troy mengusap puncak kepala Gadis itu.

"Gapapa, biar spesial, kamu kan mau nemenin saya berenang, gak enak berenang disini, gaada privasi," jawab Troy. "Sekalian nanti habis itu kita makan siang sambil obrolin rencana kita."

Gralind mengangguk, Troy yang tengah memakai setelah baju berkerah turttlenet berwarna putih dengan jaket hitam, masuk ke dalam mobil, sedangkan Gralind yang memakai dress bermotif bunga dengan rambut di gerai menyusul Troy masuk ke dalam mobil.

Mobil mereka berjalan meninggalkan area Kost-an tanpa mereka sadari, ada dua pasang mata yang melihat mereka dari kejauhan.

"Gadis itu mulai berani, kamu tahu kan Albar apa yang harus kamu lakukan, kamu harus cari tahu apa agenda gadis itu disini," Tania menatap Albar yang cemburu buta dengan kedekatan Gralind dan Troy.

"Siap, Kak," jawab Albar masuk ke dalam rumah meninggalkan Tania yang masih geram di teras rumah.

...----------------...

"Bapak udahan dulu, berenangnya, ini makanan cemilan dulu yuk, biar nanti pas makan siang udah gak enek lagi perutnya," Gralind kini tengah duduk di pinggir kolam dengan kaki dimasukkan ke dalam air. "Kebanyakan berenang nanti kedinginan."

Troy tertawa kecil, dia berenang ke arah Gralind, sesampainya di depan partnernya itu dia menaruh tangannya menopang pada paha Gralind. "Cemilannya apa aja emang?"

"Kentang Goreng, aku udah pesan makan siang sama Resto ini, kita makannya di pinggir kolam aja, habis makan kita bilas, udah dua jam loh, ini udah telat makan siang, jatuhnya."

"Iya, iya kamu kalau banyak bicara tuh bikin saya gemas tahu," Troy meraih kentang goreng milik Gralind dan memakannya.

"Habisnya Bapak dibilangin gamau, kan kalau kelamaan gini repot," jawab Gralind.

"Iya sayang, iya."

"Eh?" Gralind menaikkan alis.

"Gak ada apa-apa kok, gimana kamu udah ambil cuti dari kampus kamu, biasanya mahasiswa gak dapat cuti khusus, kamu jatuhnya pelajar bukan pekerja," Troy mengalihkan perhatian Gralind. "Kalau saya untuk Minggu ini gaada proyek."

"Gaada proyek, atau di tolak-tolakin?"

Troy mengusap paha Gralind pelan dan tersenyum lembut. "Ditolak sih."

"Aku agak berat sih, tapi udah dapat kok," Kebohongan Jilid berapa ini, Gralind tidak harus berusaha keras mendapat cuti, dia adalah dosennya. "Aku udah pesan tempat buat kita ambil liburan, berempat bareng Albar dan Bu Tania."

"Kalau kamu mau kita liburan berdua, saya ngerti kok, kita ga harus ajak dua orang itu."

"GeEr!" Gralind mencubit hidung Troy dan mengacak-acak rambut Troy yang tampak lembab. "Ini tuh bukan buat liburan tapi demi kepentingan rencana kita."

"Rencananya gimana, emang?"

"Rahasia."

"Kan saya suami- maksud saya partner kamu, masa main rahasia-rahasiaan sama saya," Troy tampak mendumel kesal karena sikap Gralind.

"Ada deh, biar Bapak penasaran," jawab Gralind, kakinya yang berada di dalam air tampak bergerak menyentuh benda tumpul milik Troy yang masih berada di dalam air. "Kok Tegang, Pak?"

"Ramai Gralind, jangan main-main ah, siapa suruh kamu pegang-pegang," jelas Troy.

"Gausah bahas situasi dan kondisi sama aku, Bapak lupa apa yang Bapak lakuin kemarin di toilet?" Gralind menangkup wajah Troy memaksa Troy menatapnya. "Mau dimainin gak?"

Troy meneguk ludah. "Gak."

"Yakin!" Gralind menekan benda itu dengan jempol kakinya membuat si empu gemetar keenakan. "Ini balasan, buat Bapak."

Gralind mendekatkan wajahnya ke wajah Troy, Troy kira Gralind ingin memberikannya kecupan tapi ternyata Gralind malah menggesekkan hidung mereka. "Gausah minta ciuman yah, rame soalnya."

Adegan itu terhenti saat pelayan membawakan mereka makanan mereka ke meja yang ada di kolam renang, mereka sebenarnya berada di salah satu tempat hiburan berbasis multifungsi, di tempat ini ada restoran, kolam renang, bar dan funarea, sehingga bisa melakukannya dalam satu tempat.

"Kamu jahat, saya nanggung begini," Troy mendesah malas, Gralind tidak peduli, dia menuju meja mereka sedang Troy harus menidurkan juniornya yang sudah terlanjur menegang karena ulah Gralind.

-

"Kayaknya bakal hujan Gralind, kamu cepat-cepat aja masuk ke dalam kamar kost, udah rintik ini," Troy menutup pintu mobilnya kemudian menyusul Gralind yang sudah di teras Kost.

Sudah jam delapan malam, mereka baru sampai di kost-an, Gralind melirik langit, benar memang, bahwa sudah mulai rintik, Troy tampak memahami apa yang akan terjadi walaupun dia tidak tahu apa penyebabnya.

Disaat Gralind hendak masuk ke dalam, sudut matanya menangkap sosok pria yang lumayan sudah tua, diatas usia Troy tampak menatapnya dari jauh.

"Ayah?"

Hujan turun tiba-tiba dengan deras, sosok yang Gralind sebut ayah itu tampak menjauh dari tempatnya menatap Gralind, Gralind reflek berlari mengejar pria itu.

"Ayah! Tunggu!" Gralind berteriak, berlari di jalanan yang sepi dan basah oleh air hujan, dia tidak memperdulikan hujan yang jatuh, tujuannya adalah memastikan sosok pria yang baru saja kabur itu.

BUGH.

Gralind jatuh ke tanah, kepalanya sakit, dia kehilangan jejak, air matanya jatuh, dialah penyebab lukanya, dialah penyebab dendamnya dan dialah yang mengaburkan hidupnya. Tapi kenapa Gralind merasa merindukannya, bukahkah dia harus marah.

"Ayah masih hidup?" batin Gralind merasakan badannya bergetar, tak lama kemudian dia merasakan sesuatu mendekapnya, itu adalah Troy.

"Gralind, kamu tidak apa-apa, kenapa kamu tiba-tiba lari?" tanya Troy menggendong Gralind.

Gralind tidak menjauh, dia sudah jatuh dalam rasa traumanya, dimensi lain, berbeda dan di ambang batas kesadarannya, Troy menatap wajah yang tidak sadarkan diri itu.

"Tampaknya hujan suka sama kamu Gralind, tapi kamu selalu menolak hujan, sama seperti saya, saya suka sama kamu, tapi apakah kamu akan menolak saya juga?" ujar Troy berjalan menggendong Gralind menuju kost-an.

...----------------...