Jihan Lekisha, seorang gadis cantik yang mempunyai rasa sosial tinggi terhadap anak-anak. Ia selalu membantu anak korban kekerasan dan membantu anak jalanan. Karena kesibukannya dirinya sebagai aktivis sosial , pekerja paruh waktu dan seorang mahasiswa ia tidak tahu kalau kekasihnya berselingkuh dengan sahabatnya. Hingga suatu hari ia melihat sang kekasih tidur dengan sahabatnya. Karena hal itu ia sampai jatuh sakit, lalu dirawat ibu bos tempatnya kerja. Tetapi ujian hidup tidak sampai disana. Siapa sangka anak bosnya maalah merusak kehormatannya dan lari dari tanggung jawab. Tidak ingin nama baik keluarganya jelek di mata tetangga, Rafan Yaslan sang kakak menggantikan adiknya menika dengan Jihan.
Mampukah Jihan bertahan dengan sikap dingin Rafan, lelaki yang menikahinya karena kesalahan adiknya?
Lalu apakah Jihan mau menerima bantuan Hary, lelaki yang menghamilinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masuk Rumah Sakit
“Apa ada masalah lain?”
“Karyawanku melarikan kantor.”
“Ha? Karyawan?”
“Ternyata dia bersekokongkol untuk orang yang menjual peti kemas itu.”
Hary ternyata punya kantor jasa desain interior dan furniture, ia mendirikannya bersama temannya beberapa bulan lalu karena itu jugalah ia pulang ke Indonesia. Sepertinya Hary ingin mengikuti jejak ayahnya yang memiliki pabrik furniture.
Baru beroperasi beberapa lama sudah bermasalah. Karyawan dan temannya melarikan uang Hary. Ia duduk lemas setelah menceritakan sama Jihan.
“Saya meminta maaf padamu Jihan, aku tidak menduga akan seperti ini,” ujar Hary ia duduk dengan tubuh lunglai.
“Berapa denda yang akan kamu bayarkan kalau melanggar?”
“Aku bisa dituntut dianggap penipuan,” jelas Hary.
“Kita akan kerjakan.”
“Bagaimana caranya?”
“Pinjamkan aku ponselmu.” Ia memikirkan nomor sebentar.
Jihan akhirnya memberanikan diri menelepon seseorang yang memberinya pekerjaan mendesain sebuah hotel. Pria itu pernah mengajaknya bekerja sama tapi Jihan menolak karena ia ingin kuliah saat itu. Kali ini, ia memberanikan diri meminta bantuan. Setelah menjelaskan panjang lebar lelaki itu memberi uang tapi sebagai gantinya Jihan akan menjual desainya atas nama perusahaan mereka.
“Jihan, darimana kamu mendapatkan uang sebanyak ini?” tanya Hary kaget.
“Ada teman yang punya usaha pinjam uang .”
“Maksudnya kamu meminjam uang dibungai?”
“Jangan pikirkan itu yang penting mari kita selesaikan dulu nanti baru kita bahas yang lainya.”
Hary bigung, kalau ia menolak akan mendapat masalah besar, kalau ia menerima tidak enak pada Jihan. Niatnya ingin memberikan pekerjaan pada Jihan malah dirinya yang diberi pekerjaan. Ia masih diam tidak percaya kalau Jihan akan percaya padanya begitu saja dan meminjamkann uang sebanyak itu. Hary juga bigung dari mana Jihan dapat pinjaman uang sebanyak itu.
“Kenapa kamu percaya padaku?’
“Kalau kamu membohongiku maka itu akan kematian untukku,” ujar Jihan berjalan menuju pantai.
“Aku akan melunasinya. Kita akan berkerja sama dan aku akan bekerja keras.”
Jihan hanya mengangguk, ia juga baru sadar kenapa dia bisa begitu percaya pada Hary lelaki yang mendapat cap berandalan. Padahal uang yang diminta Jihan pada orang tersebut bukan puluhan juta melainkan ratusan.
“Kita akan beli peti yang baru,” ujar Hary.
“Baiklah, mari kita pilih sendiri.”
“Tapi barangnya ada malam Jihan. Bagaimana kalau kamu pulah saja.”
“Tidak usah kita tunggu bersama-sama dan kita harus bekerja keras.”
Jihan dudukdi kursi dan mulai membuat sketsa untuk restoran yang akan mereka bangun. Hary harus mengatur ulang semua struktur pekerjaanya. Ia menelepon ulang tukang yang akan mengerjakan proyek besok. Ia memastikan lahan yang akan dibangun sudah dapat surat ijin. Ia meminta pekerja mulai mengerjakan hari itu juga dan sesekali ia melakukan videocall untuk memantau pekerjaan mereka. Dihianati karyawan dan rekannya tidak membuatnya patah semangat. Justru semakin bersemangat karena ia berhutang pada Jihan.
Kini keduanya menjadikan sebuah meja cafe di dekat pelabuhan jadi kantor sementara. Mereka berdua sibuk di depan laptop masing-masing Jihan sibuk dengan gambarnya dan Hary sibuk mengatur ulang semua berkas kerja sama dengan clientnya. Sampai-sampai keduanya melawatkan makan siang.
Jihan merasa perutnya terasa nyerih dan memegang perut sembari meringis.
“Kamu tidak apa-apa?” tanya Hary menatap Jihan .
“Perutku perih.”
Hary menoleh jam di tangannya sudah jam tiga sore,” Astaga! Sudah jam tiga ternyata, kita makan dulu ya.”
“Tolong minta air hangat untuk dong,” ujar Jihan masih meringis memegang perut
Hary berlari ke dalam dan meminta air hangat. “Apa perlu minum obat?” tanya Hary menyodorkan gelas.
“Aku tidak bisa minum obat sembarangan karena dia,” jelas Jihan.
“Lalu bagaimana?” Hary tidak tahu harus berbuat apa. Saat Jihan menundukkan kepala sambil memegang perut ia juga panik.
“Tunggu sebentar lagi, habis ini kita akan makan.”
Setelah minum air hangat Jihan meletakkan kepalanya di atas meja. Hary masih terdiam, ia merasa ber salah terlalu fokus kerja sampai melupakan makan siang. Ia lupa kalau Jihan sedang hamil.
“Maaf,” ucap Hary pelan.
Jihan tidak menyahut sebalikmnya ia semakin meringis, perutnya semakin sakit. Jihan meraih tangan Hary sembari berkata, “aku tidak tahan lagi, tolong bawa aku ke dokter.”
Hary buru-buru membereskan barang-barang mereka meminta tolong pada seorang pengunjung cafe untuk mengantar mereka ke rumah sakit.
Dalam perjalanan ke rumah sakit Hary ingin menelepon Rafan tapi Jihan menolak.
“Dia harus tahu Jihan,” ujar Hary
“Tolong jangan beritahu dia, aku tidak ingin merepotkannya. Saat kamu menelepon dia untuk menjemputku dia gagal pergi dengan Mbak Naya, jangan lakukan itu lagi. Aku tidak ingin menganggu hubungan mereka,” ujar Jihan.
Mendengar hal itu Hary diam, ia tidak tahu kalau Rafan masih berhubungan dengan kekasihnya setelah menikah dengan Jihan. Ia tidak percaya kalau Rafan melakukan itu. Ia tahu pak Polisi itu tidak suka macam-macam.
'Apa dia berubah sekarang?' Hary membatin.
Tiba di rumah sakit Hary menjelaskan kondisi Jihan. Mendenagt penjelasan Hary dokter lansung memberi penanganan dan memberi Jihan cairan infus. Sementara Hary duduk di ruang tunggu dengan wajah panik.
“Jangan khawatir Pak, istrinya dan bayinya baik-baik saja. Hanya saja istrinya ada mag dia tidak bisa terlambat makan,” jelas dokter.
“Apa saya bisa masuk.”
Hary masuk Jihan masih tidur, Hary duduk menatap wajah Jihan yang tertidur pulas. Tiba-tiba Hary merasa sangat sedih, tidak diduga lternyata berandalan seperti dia bisa menangis juga. Ia merasa hidupnya dan Jihan sama, sama-sama ditolak keluarga dan hidup sendirian. Mendengar ada orang yang terisak-isak Jihan membuka mata, ia kaget melihat Hary menangis.
“Kamu tidak apa-apa?” tanya Jihan bigung.
“Aku minta maaf Jihan, aku minta maaf,” ujar Hary berulang-ulang.
“Untuk apa?”
“Untuk semuanya. Melihatmu tadi kesakitanmembuatku ketakutan aku takut melukaimu dan bayimu.”
‘Apa berandalan seperti dia bisa menangis juga? Kenapa dia menangis seperti anak kecil ini bukan salahnya. Ini salahku lupa makan’ Jihan membatin.
*
Jihan masih berbaring di ranjang rumah sakit, tiba-tiba ia meminta suster melepaskan infus di tangannya. Hary menolak ia meminta, ia meminta Jihan tetap di sana ia sendiri yang akan datang melihat peti kemas yang akan mereka gunakan. Waktu pengerjaannya sudah mepet, Jihan menolak dan berangkat kembali ke lokasi.
“Kamu yakin kuat?” tanya Hary.
“Jangan khawatir, aku kuat,” sahut Yolanda fokus ke layar laptop di depannya.
“Baiklah.” Hary tidak ingin memaksa Jihan untuk istrihata karena ia tidak punya hak. Kalau saja saat itu ia menikah dengan Jihan ia masih berhak melarang . Tapi saat ini Hary bahkan memendam rasa bersalah.
Ternyata barang pesanan mereka sampai malam belum juga datang. Hary sudah berjalan mondan-mandir ia sangat khawatir dengan Jihan. Tapi wanita itu masih sibuk menyelesaikan gambar, setelah mengganti bolak balik akhirnya ia mendapatkan gambar yang tepat. lalu menunjukkan pada Hary dan lelaki itu juga setuju dengan gambar buatan Jihan.
Bersambung
Bantu vote, like dan komen setiap babnya ya terimakasih
tapi kenapa mereka semua gk mengizinkan jihan & hary hidup bersama.
dan jelas hary itu ayah kandung aqila.
kalo emg takdir nya sama hary,jngn muter² lg dech crita nya.