Ratu Gyeo Wol adalah ratu yang tidak pernah mendapat kasih sayang Yang Mulia Raja Hyeon. Mereka menikah karena politik. Raja Hyeon menikahi Ratu Gyeo karena mebutuhkan kekuatan militer dari panglima perang Kyung Sam yang tidak lain adalah kakak kandung sang ratu.
Selama menjadi ratu, Gyeo Wol tidak pernah disentuh oleh Hyeon. Hal tersebut tentu saja ia sembunyikan dari sang kakak karena dia tidak ingin membuat kakaknya khawatir.
Gyeo Wol pun memilih diam hingga sebuah peristiwa membuat dirinya bangkit dan melawan.
" Akan ku buat kau bertekuk lutut di hadapanku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queen 24. Kenekatan Gyeo Wool
DuHo memacu kudanya dengan cepat mengikuti Gyeo Wool yang sangat cepat menunggangi Si Hitam. Ia benar-benar melihat sisi lain Gyeo wool saat ini. Wanita itu sungguh lihai dan terampil dalam menunggang kuda. Bahkan kecepatannya pun tidak perlu di ragukan. Meski sering bersama panglima Kyung Sam, tapi Du Ho tidak pernah tahu jika kemampuan Gyeo Wool berkuda sangat-sangat baik.
Ia pun harus mengejar Gyeo wool jika tidak sungguh pasti dia akan tertinggal.
" Anda hebat yang mulia ratu. harusnya Raja Hyeon benar-benar bisa mencintai Anda. Tapi aku yakin suatu hari nanti Raja benar-benar akan mencintai Anda."
Du Ho tersenyum simpul. Meskipun ia tidak tahu persis seperti apa hubungan Gyeo Wool dengan Hyon, tapi dari rumor yang beredar bahwa Selir Da Eun merupakan wanita yang begitu disayangi raja membuat Du Ho sedih dengan ratunya tesebut.
Hiaaat
Gyeo wool terus memacu si hitam. Tali kekang itu dipegangnya dengan kuat dan sesekali Gyeo Woo menepuk tubuh si hitam.
" Ayo tampan, larilah dengan cepat. kau juga ingin bertemu dengan tuan mu yang brengsek itu kan."
Si Hitam meringik. tampaknya ia tidak suka jika Hyeon dikata-katain oleh Gyeo wool.
" Wohooo, kau benar-benar setia kepada tuan mu itu. Kau bahkan tidak terima jika aku membicarakannya. Baiklah patuhlah dan aku tak akan membicarakan tuan mu itu."
Hiaaaat
atuplak ... tuplak ... tuplak ...
Suara sepatu kuda milik Si Hitam dan kuda milik Du Ho beradu. Malam yang sunyi itu tidak membuat kedua kuda itu takut atau bahkan berhenti. tenaga mereka sungguh sangat luar bisa. Tak heran jika Si Hitam mendapat julukan kuda terkuat di istana.
Di istana Dasom dan kasim Ho sedangng menyusun rencana melindungi ratunya. Yakni membuat skenario yang epik agar semua orang percaya bahwa Ratu tengah sakit.
" Jadi apa yang harus kita katakan besok?"
" Seperti yang ratu katakan Kasim Ho, kita harus mengatakan bahwa ratu sakit."
" Tapi bagaimana jika Tabib Kuang memeriksa."
" Kau tenang saja. Tabib Kuang tidak akan berani. Ratu hanya mau diperiksa oleh kakak keduanya, tabib hebat Jae Hwan."
Sebenarnya malah ini yang menjadi ketakutan Kasim Ho. Bagaimana jika tabib Jae Hwan datang dan menanyakan keberadaan ratu.
" Jika itu yang terjadi, ya sudah matilah kita berdua."
Dasom dan Kasim Ho langsung lemas dan lunglai. Mereka berdua berada di kamar ratu. Menatap baju kebesaran Gyeo wool yang tergantung sempura. Mereka sungguh tidak menyangka akan melayani ratu yang jauh dari bayangan keduanya.
Dasom berpikir Gyeo Wool adalah gadis yang lemah lembut. Akan tetapi setelah mengenal bahkan melayani ratu, Gyeo Wool lebih seperti seorang gadis yang kuat dan tangguh. Dan siapa sangka Gyeo wol dapat melakukan apa yang pria lakukan seperti menunggang kuda, memanah, bahkan beladiri dan keahlian pedang.
" Apa jika ada perang ratu kita akan turun ke medan perang?"
" Husst, jaga bicara mu. Itu seperti kita berdoa bahwa negara kita akan menghadapi perang."
Dasom kemudian membungkam mulutnya sendiri. Ia benar-benar hanya asal bicara, tapi asal bicaranya ini bisa berakibat buruk jika ada pihak lain yang mendengar. Beruntung di sana hanya ada drinya dan Kasim Ho.
🌿🌿🌿
Sekitar pagi hari matahari mulai merangkak naik, Gyeo Wool dan Du Ho sampai di kabupaten Ding. Wool sungguh terkejut melihat keadaan kabupaten Ding yang sangat parah itu. Ada rasa sakit dalam dadanya saat melihat rakyat yang tengah kesakitan di barak-barak pengungsian. Ia Pun turun dari kuda dan emmibta Du Ho untuk mengikat Si Hitam agar tidak lari sepertiwaktu itu.
Wool langsung memasuki satui demi satu barak pegungsian dan memeriksa orang yang sakit.
" Apakah disini ada dapur umum?"
" Ada tuan, para prajurit sedang memasak di sana."
Mereka tentu tidak mengenali wool kare Wool mengenakan pakaian laki-laki. Lagi dia pun tidak masalah jika dipanggil tuan. Salah seorang warga menunjukkan sebuah tenda dimana beberapa prajutrit tengah membuat makanan. Wool langsung mendekat. Salah satu prajurit menanyakan siapa wool, namun Wool hanya diam. Prajurit itu hendak menghalangi Wool tetapi saat melihat Du Ho muncul dibelakang Wool, prajurit itu pun mundur.
" Pengawal Du Ho berada di sini, jadi beliau adalah ... maaf yang mulia ratu hamba bersalah karena tidak mengenali yang mulia."
" Sudah tidak apa-apa aku yang salah. Kalian masukkan ini ke makanan itu. Ini adalah ramuan obat. Aku harap semua orang bisa sehat."
" Baik yang mulia."
Prajurit itu memauhi perintah Gyeo wool. Wool pun keluar dari tenda dapur umum dan menuju kekediaman bupati. Tampak di sana juga ada banyak pengungsi. Namun wool bertanya, dimana para pejabat dan bupati Ding berada.
Du Ho yang tahu isi pikiran ratunya langsung memberi penjelasan bahwa semua pejabat kabupaten Ding tengah dihukum oelh raja Hyeon untuk membuat parit. Secara spontan wol tertawa terbahak.
" Mereka patas untuk mendapatkannya."
Wool kemudian berjalan menuju ke lokasi pembuatan parit itu. Tawanya semakin menjadi saat melihat tubuh-tubuh gempal tengah berada di kubangan Air dan berusaha membuat air itu mengalir. Tawa tersebut tentu menarik perhatian Hyeon yang sedang mengawasi para prajurit dalam membendung sungai yang bocor.
" Aku seperti mendengar ratu berbicara. Tapi mana mungkin wanita itu di sini."
Hyeon menggelangkan kepalanya mencoba mengusir pikirannya tentang Gyeo wool. Akan tetapi suara itu kembali terdengar. Akhirnya Hyeon memutuskan untuk naik ke atas dan melihat sekeliling, mencari sumber suara. Hyeon tentu terkejut saat mendapati Gyeo wool tengah berdiri berkacak pinggang dan memerintahkan ini itu kepada para pejabat kabupaten Ding tersebut. Seutas senyum menghiasi bibir Hyeon namun setelah itu ia memberengut. Bagaimana bisa ratunya itu berada di sini dan mengenakan pakaian pria. Hyeon pun langsung berjalan cepat dan mengahampiri ratunya. Diraihnya tangan Gyeo wool agar tubuh wanita itu menghadap kepada dirinya.
" Apa yang kau lakukan di sini? dan bagaiman bisa kau kemari dengan pakaian seperti itu!"
Nada suara rendah dan tajam keluar dari mulut Hyeon. Du Ho yang tahu bahwa ia akan kena damprat pun berjalan mundur perlahan. Ia sungguh harus segera lari dari tempat itu.
" Du Ho berhenti, jangan mencoba kabur. Aku minta pebjelasan darimu, bagaimana ra~"
Tangan wool mendarat sempurna dibibir Hyeon membuat pria itu terdiam seketika. Satu tangan yang lain Wool kibaskan, ia memberi kode kepada Du Ho untuk segera meniggalkan tempat itu.
" Jagan berteriak. Jangan menyalahkan Du Ho, Dasom ataupun Kasim Ho. Aku yang berinisiatif datang ke sini. Aku merasa kau, maaf yang mulia kesulitan jadi aku datang membantu. Mereka sama sekali tidak salah."
Hyeon terpaku melihat dan mendengar setiap ucapan yang keluar dari bibir Gyeo wool. Ia merasa saat ini Wool sangat cantik, dan bibir itu sungguh terlihat manis sepereti buah plum.
TBC
his knp sih ratu hrs punya niat merebut raja...knp enggak di cuekin aja jg pedulikan lagi...jual mahal gitu...