NovelToon NovelToon
Once We Get Divorce

Once We Get Divorce

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Berbaikan / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:322.9k
Nilai: 4.5
Nama Author: desih nurani

Caca dan Kiano memutuskan untuk bercerai setelah satu tahun menikah, yaitu di hari kelulusan sekolah. Karena sejak pertama, pernikahan mereka terjadi karena perjodohan orang tua, tidak ada cinta di antara mereka. Bahkan satu tahun bersama tak mengubah segalanya.

Lalu bagaimana ceritanya jika Caca dinyatakan hamil setelah mereka bercerai? Bagaimana nasib Caca selanjutnya? Mampukah ia menjalani kehamilannya tanpa seorang suami? Dan bagaimana reaksi Kiano saat tahu mantan istrinya tengah mengandung anaknya? Akankah ia bertanggung jawab atau justru sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desih nurani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24

Caca terkejut saat tiba-tiba pintu mobilnya dibuka seseorang. Spontan ia menoleh ke samping, ternyata Kiano lah pelakunya.

"Mau apa lagi elo ke sini?" Sinis Caca dengan tatapan sengitnya.

Alih-alih menjawab, Kiano justru berjongkok lalu menarik kaki Caca dan melepas sandalnya. Benar saja dugaannya, kaki Caca memar dan bengkak. Bagaimana tidak, Caca menendang kakinya lumayan kuat tadi.

"Lain kali kalau mau nendang lihat kondisi dulu, kamu nyakitin diri sendiri, Ca." Katanya seraya mengoleskan salep dikaki Caca lalu Meniupnya dengan lembut.

Caca menatap Kiano dengan napas yang masih memburu. Lalu setelah itu beralih manatap kakinya sendiri. "Jangan sok peduli."

Buru-buru Caca menarik kakinya dan memakai sandalnya lagi. Lalu melirik sinis Kiano sekilas.

Kiano menghela napas berat lalu berdiri. "Pindah, Ca. Biar aku yang bawa mobil."

Caca tidak menyahut. Alhasil Kiano pun langsung menggendong Caca.

"Kiano!" Pekiknya memukul pemuda itu bertubi-tubi. Namun Kiano terus menggendongnya lalu mendudukkan Caca di kursi penumpang. Setelah itu ia menutup pintu dan kembali mengitari mobil lalu masuk ke bangku kemudi. Melajukan mobil Caca tanpa permisi.

Dengan perasaan yang masih kesal Caca memasang sabuk pengaman. "Telinga lo budek ya? Gue bilang jangan ganggu gue lagi, Kiano."

Kiano menoleh sekilas lalu fokus mengemudi. "Aku gak ganggu kamu, Ca. Aku cuma bantu kamu."

Caca melotot. "Gue gak butuh bantuan elo." Kesalnya setengah mati.

Alih-alih kesal Kiano justru tersenyum. "Suatu saat kamu pasti butuh aku, Ca."

"Jangan harap." Sinis Caca seraya melipat kedua tangannya di dada.

Lagi-lagi Kiano tersenyum. "Kalau nanti kamu butuh bantuan, jangan sungkan buat hubungi aku ya, Ca? Masih nyimpen nomor aku kan?"

"Cih, udah lama gue hapus." Sinisnya seraya memalingkan wajah ke arah jendela.

"Oh gitu ya?" Kiano pun merogoh ponselnya dari dalam saku. Lalu memanggil nomor Caca. Spontan ponsel Caca yang ada di dasboard pun berdering. Baru Caca ingin meraihnya, Kiano lebih dulu merebutnya.

Alis pemuda itu mengerut saat melihat nama yang tertulis di sana bukan nama dirinya melainkan sebuah julukan yang berhasil membuat hatinya tergelitik. Caca memberi nama kontaknya 'Hulk'.

Hulk? Apa artinya itu? Batin Kiano tersenyum geli.

Dengan cepat Caca merebut ponselnya dari tangan Kiano. "Jangan sembarangan pegang barang orang."

Kiano menoleh. "Kenapa harus hulk?" Tanyanya penasaran.

"Bukan urusan elo." Sinis Caca.

"Hulk itu kan gede terus ijo, perasaan aku gak ijo. Di mana miripnya, Ca?"

Muka lo ijo pas lagi marah-marah. Sahut Caca dalam hati.

"Ah, aku lupa. Kamu kan pendek, tinggi aja cuma semeter kotor." Ledek Kiano ingin memecah suasana canggung.

"Kiano!" Kesal Caca tak terima dikatai pendek. Padahal itu benar adanya. Jika dibandingkan dengan Kiano, tinggi Caca hanya sebatas sikunya.

Kiano tertawa kecil. Sedangkan Caca mamasang wajah sebal.

"Tapi lucu juga kamu namain hulk, kalau gitu aku namain kamu kurcaci aja ya?"

"Kiano!" Kesal Caca lagi. Sangking kesalnya ia memukul Kiano bertubi-tubi.

"Aduh, ampun. Sakit, Ca. Kamu kecil tapi tenaga ngalahin Hulk."

"Stop ngatain gue kecil, Kiano!" Kesal Caca menambah tempo pukulannya. Alhasil Kiano pun menyerah.

"Oke aku minta maaf." Ucapnya yang berhasil membuat Caca berhenti memukulnya. Napas gadis itu naik turun dengan tatapan menusuknya. Lalu tak lama terdengar suara gemuruh perut Caca. Seketika wajah Caca pun semakin memerah karena sangat malu,

Kiano tersenyum geli. "Kamu lapar?"

"Enggak." Sinis Caca memalingkan wajahnya lalu mendesis kecil. "Kenapa harus bunyi sih?" Gerutunya sangat pelan seraya menggigit bibirnya.

"Kita makan dulu bentar, aku juga belum makan apa pun dari pagi."

Mendengar itu Caca pun menoleh. "Emang lo punya duit?" Tanyanya tersenyum remeh.

"Ada, aku pinjem dari Agra." Bohongnya karena uang itu ia dapat dari sang Mommy.

"Kalau gak ada duit gak usah sok-sokan mau makan di luar. Anter gue balik, gue makan di rumah aja." Sahut Caca masih dengan nada ketus.

"Uangku cukup kok buat beli dua porsi makanan."

"Gak perlu."

Kiano pun memilih diam pada akhirnya. Dan tidak lama mereka pun sampai di gedung apartemen Caca.

Kiano turun dari mobil lebih dulu lalu mengitari mobil. Caca yang melihat itu merasa heran sendiri. Apa lagi saat Kiano membukakan pintu untuknya dan....

"Kyaaaa!" Pekik Caca karena tiba-tiba Kiano menggendongnya lagi. "Turunin gue, Kiano!"

"Ck, jangan teriak-teriak."

"Makanya turunin gue." Caca terus memberontak minta diturunkan. Namun badan kecil Caca sama sekali tak membuat Kiano gentar.

"Kamu kecil tapi lumayan berat juga, Ca." Ledek pemuda itu lagi seraya menekan tombol lift dengan jari kelingkingnya. Tidak lama pintu lift pun terbuka.

"Turunin gue." Geram Caca mencubit keras perut Kiano. Berharap lelaki itu menurunkannya.

"Kaki kamu masih sakit, Raicha Mahalini." Tegas Kiano.

"Gue gak kesakitan sama sekali, Kiano. Turunin gue sekarang atau gue teriak."

"Teriak aja. Paling juga kita dinikahin."

"Kiano!"

Ting!

Pintu lift pun terbuka dan mereka sampai di unit apartemen Caca.

"Gue benci elo, Kiano."

Kiano mengangguk. "Aku tahu."

Caca menggeram kesal dan memilih diam, percuma ia berdebat dengannya karena sudah pasti akan kalah.

"Berapa passwordnya?"

"Ulang tahun gue." Jawab Caca sengaja tak langsung memberi tahunya. Ia yakin Kiano tidak tahu dan akan menurunkannya.

Namun sepertinya tebakan Caca harus salah kali ini karena Kiano bisa membuka pintunya. Ditatapnya pemuda itu bingung.

"Gimana lo tahu tanggal lahir gue. Bukanya lo gak pernah peduli sama gue?"

Kiano menatap Caca. "Gak peduli bukan berati gak tahu."

Caca mendengus sebal. Lalu Kiano pun mendudukkan dirinya di sofa. Kemudian dirinya pun ikut duduk di sofa.

"Kamu gak nawarin aku minum, Ca? Gendong kamu dari bawah lumayan juga."

Caca menatapnya malas. "Gak ada yang minta lo gendong gue kan?"

Kiano tersenyum. "Ya udah, aku ambil sendiri aja." Tanpa rasa malu Kiano pun beranjak ke dapur. Caca yang melihat itu pun cuma bisa terperangah di tempatnya.

Beberapa menit kemudian Kiano kembali dengan sebuah nampan berisi segelas susu dan sepiring salad sayur. Sontak saja Caca kaget.

Apa dia beneran Kiano? Batin Caca.

Dengan ragu Caca mendekat. "Lo buat sendiri?" Kiano mengangguk lalu menaruh nampan itu di meja kemudian ia duduk kembali di tempat semula.

"Sejak kapan lo bisa buat kayak gini?" Caca menatap salad itu curiga.

Kiano yang melihat itu tersenyum. "Aku gak naruh racun kok."

Caca mendengus sebal karena Kiano selalu saja bisa menebak pikirannya.

"Makan, Ca."

"Hm." Sahut Caca terpaksa. Diambilnya piring salad itu dan menaruhnya di pangkuan.

"Jadi kamu masih belum bisa makan yang lain?" Tanya Kiano.

"Bisa kalau dipaksa. Gue gak sempat milih-milih makanan kalau udah laper. Lagian anak elo masih diperut aja udah jadi pemilih. Sama kayak elo."

Kiano tersenyum mendengarnya. "Perhatian juga kamu, Ca."

Caca mendengus sebal lalu memasukkan sesuap salad ke mulutnya. Seketika ia terdiam karena rasa saladnya berbeda. Dan itu sangat enak.

"Enak?"

Caca mengangguk karena itu memang sangat enak. Entah apa yang Kiano tambahkan di dalamnya, yang jelas ini salad paling enak yang pernah Caca makan. Dengan lahap ia menyantap salad itu.

"Pelan-pelan makannya, Ca." Kiano menyapu sudut bibir Caca yang kotor dengan jari jempolnya.

"Masih ada gak?" Tanya Caca dengan mulut yang masih dipenuhi makanan.

"Ada. Mau lagi?" Caca langsung mengangguk.

"Emang enak banget ya?"

Lagi-lagi Caca mengangguk karena ia begitu fokus makan. Kiano yang melihat pipi Caca yang menggembung pun tersenyum geli sebelum beranjak ke dapur untuk mengambilkan sisa salad yang dibuatnya.

****

Malamnya Randy mendatangi apartemen Caca untuk melihat kondisinya. Karena Caca bolos kerja tanpa izin. Di tambah Randy mendapat kabar dari karyawannya jika Caca dan Kiano habis bertengkar hebat. Tentu saja ia takut terjadi sesuatu pada sang pujaan hati.

Namun ia kaget saat melihat Kiano baru saja keluar dari apartmen Caca.

Randy pun langsung menarik kerah baju Kiano dengan kasar. "Lo apain Caca? Satu restoran tahu kalian berantem. Jauhin Caca, dia gak punya hubungan lagi sama elo."

Kiano tersenyum miring. "Bukanya wajar kalau pasangan suami istri berantem?"

Randy mengeratkan cengramannya pada kerah Kiano. "Lo sama Caca udah gak punya hubungan apa-apa, Brengsek. Elo yang udah campakin dia."

Lagi-lagi Kiano menyunggingkan senyuman miring. "Menurut lo, cewek sama cowok di ruangan yang sama ngapain hem? Apa lagi dia hamil anak gue. Meski pun malam ini gak terjadi apa-apa, tapi belum tentu malam selanjutnya. Apa lagi kita berdua pernah seatap. Lo kira anak dalam perut Caca hadir karena apa hem?" Provokasinya.

Randy mengeratkan rahangnya. "Brengsek!" Didorongnya Kiano dengan kasar. "Jangan harap lo bisa nyakitin Caca kali ini. Gue orang pertama yang bakal habisin elo, Kiano. Camkan itu."

Kiano merapikan kerah bajunya. "Sebaiknya lo mundur pelan-pelan, Caca itu punya gue."

Randy mendengus sebal. "Kita lihat siapa yang bakal dia pilih, elo atau gue."

Kiano mengangguk. "Oke, kita lihat kedepannya. Jangan kecewa kalau dia milih gue." Setelah itu Kiano pun meninggalkan Randy dengan santai. Sedangkan Randy terlihat emosi dan begitu frustrasi.

Tbc....

1
Vwxyzz
👌👎👎
Elok Pratiwi
males baca jika sudah disakiti dihina tp akhir nya balek lagi pada orang yg telah menyakiti nya
desih nurani: Mohon maaf buk, kalau memang tidak suka ya silakan jangan dibaca. Semua author juga tidak memaksa kok para readers yang tidak suka untuk stay. Tidak perlu memberikan nilai buruk untuk karya orang lain. Saya lihat Ibunya banyak menjatuhkan karya orang lain ya
total 1 replies
Esni barus
/Angry//Drool//Drool//Drool//Drool/
Yanthi Chahya Yustikarini
d lanjut ga ini naggung thor
desih nurani: Lanjut kok, sabar ya say 🥰
total 1 replies
Yanthi Chahya Yustikarini
bagus cuman naggung
Asri Yati
lanjut thor up yg banyak
desih nurani: Debanyak apa nih?
total 1 replies
Happy Kids
trs abis itu anya hamil. ah tambah ruwet hidupmi
Arman Despi
Alhamdulillah akhirnya lanjut juga😊sehat terus thor.aAq menanti kelanjutan cerita ini sampai akhir kisah Kiano n Caca🙏🏻🙏🏻🙏🏻
desih nurani: Makasih ya selalu support. Maaf selalu bikin kalian nunggu lama
total 1 replies
Sripuan
Luar biasa
Fera Susanti
kemana aja Thor??..dah mau satu tahun nech..lanjut kn cerita nya..
desih nurani: Maaf ya say, sibuk kerja jadi kadang gak sempat lagi mau nulis 🥺
total 1 replies
Fera Susanti
ini kok ga up lagi ya?..
Arman Despi
thorrr up lagi dong
Isabell Serinah
moga opa abirama restu kiano. lanjut lagi plseeee 👍
Isabell Serinah
moga opa abirama restu kiano. lanjut lagi plseeee 👍
Ica Warnita
Luar biasa
Lili Lintangraya
alhamdulillh lanjut lgi.tetp semngt &sehat walafiat sllu🤲
Pujiastuti
akhirnya kak author lanjut lagi upnya cerita kiano dan caca nya

tetap semangat ya kak upnya 💪💪💪
Uthie
Wahhh... senang sekali cerita ini bisa berlanjut kembali 👍😀😀🤗🤗

semoga terus berlanjut dan lancar hingga ending nya nanti 👍👍🤗🤗🤗
Tuti Hayuningtyas: lanjuuuut terus thooooooooor
total 1 replies
Arman Despi
makaih sdh up thorr🙏🏻💪🏻💪🏻💪🏻
Regi Na
yakan itu emg slh lu anj
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!