Shi Hao, seorang pemuda biasa di dunia modern yang mati tanpa meninggalkan jejak, terlahir kembali sebagai bayi dari keluarga bangsawan kelas satu di dunia kultivasi. Kelahirannya mengguncang langit naga dan phoenix muncul, menandai takdir besar yang bahkan para dewa tak inginkan.
Dari seorang anak licik, lucu, dan cerdas, Shi Hao tumbuh dalam dunia penuh sekte, klan kuno, monster, dan pengkhianatan. Setiap langkahnya membawa kekacauan: ia mencuri pil, menghancurkan jenius lain, menertawakan musuh, dan mengalahkan ancaman yang jauh lebih kuat dari dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 21
Atmosfer di alun-alun Sekte Langit Abadi mencapai titik didih.
Matahari tepat di atas kepala, membakar semangat ribuan penonton yang meneriakkan nama Zhou Feng. Bagi mereka, hasil pertandingan ini sudah tertulis di batu.
Zhou Feng Murid Elit Divisi Pedang, Qi Condensation Tahap 10, didukung oleh Tetua, dan memiliki teknik pedang tingkat tinggi.
Zhu Shi Hao Murid baru, Qi Condensation Tahap 6 (menurut pengetahuan umum), berasal dari kota kecil, dan hanya punya nyali besar.
"Habisi dia, Kakak Feng!" "Patahkan kakinya!" "Ajari bocah sombong itu sopan santun!"
Di atas arena batu, Zhou Feng berdiri dengan pedang besar terhunus. Aura Qi berwarna biru muda berputar di sekelilingnya, menciptakan tekanan angin yang meniup debu di lantai arena.
"Zhu Shi Hao," Zhou Feng menyeringai kejam. "Aku sudah menunggu momen ini. Di sini, tidak ada aturan yang melindungimu dari rasa sakit. Tetua tidak akan menghentikan pertarungan sampai salah satu pingsan atau terlempar keluar."
Shi Hao berdiri santai sepuluh meter di depannya. Tangan kanannya memegang gagang pedang di pinggang, tapi ia tidak menariknya.
"Kau banyak bicara untuk ukuran orang yang akan kalah," jawab Shi Hao datar.
Wajah Zhou Feng berkedut. "Kalah? KAU PIKIR KAU BISA MENANG?!"
BOOM!
Zhou Feng meledakkan auranya. Tekanan Qi Condensation Tahap 10 menyapu arena. Penonton di barisan depan sampai harus menutupi wajah mereka.
"Lihat! Kakak Zhou Feng sudah mencapai setengah langkah menuju Foundation Establishment!" seru seorang murid kagum.
Tanpa peringatan, Zhou Feng menerjang.
"Teknik Pedang: Tebasan Badai Biru!"
Pedang besarnya berayun, menciptakan tiga bilah angin raksasa yang memotong lantai batu arena, melesat menuju Shi Hao dengan kecepatan mematikan.
Shi Hao tidak bergerak. Ia tidak menghindar. Ia bahkan tidak mencabut pedangnya.
"Dia gila! Dia mau mati!" teriak Ba Hu di tribun penonton sambil menutup matanya.
Saat bilah angin itu berjarak satu meter, Shi Hao melangkah maju satu langkah.
Bukan mundur, tapi maju.
Tangan kirinya yang kosong terangkat, diselimuti cahaya perunggu samar. Ia menampar udara.
PAK! PAK! PAK!
Tiga suara keras terdengar. Bilah angin yang mampu membelah batu itu hancur berkeping-keping hanya dengan tamparan tangan kosong Shi Hao.
"Apa?!" Mata Zhou Feng hampir melompat keluar.
Penonton terdiam seribu bahasa. Menghancurkan serangan Qi dengan tangan kosong?
"Kulitnya... dia praktisi Tubuh Fisik?!" seru Tetua Yun di tribun VIP dengan mata berbinar.
Shi Hao mengibaskan tangannya seolah baru menepuk nyamuk.
"Hanya segitu?" tanya Shi Hao. "Kalau begitu, giliranku."
Shi Hao menghilang dari tempatnya.
Bukan teleportasi, tapi gerakan fisik murni yang begitu cepat hingga mata manusia biasa tidak bisa mengikutinya. Lantai tempat ia berpijak retak membentuk jaring laba-laba.
Dalam sekejap mata, Shi Hao sudah muncul tepat di depan wajah Zhou Feng.
"Cepat sekali!" Zhou Feng panik. Insting bertarungnya menjerit bahaya. Ia menarik pedangnya untuk bertahan di depan dada. "Perisai Pedang!"
Shi Hao tidak menggunakan pedang. Ia mengepalkan tangan kanannya. Otot-ototnya menegang, memancarkan bunyi logam beradu.
Teknik Dasar: Tinju Penghancur Batu.
Ini adalah teknik paling dasar di sekte, teknik yang dipelajari anak-anak. Tapi dengan fondasi Tubuh Perunggu dan Qi Condensation Tahap 8 (yang akhirnya ia lepaskan sedikit), tinju itu memiliki berat setara gunung kecil.
"Tidur!"
DUARRRR!
Tinju Shi Hao menghantam bilah pedang Zhou Feng.
KRAK!
Pedang besar tingkat Kuning Tinggi itu hancur berkeping-keping seperti kaca. Puing-puing logam beterbangan.
Tinju itu tidak berhenti. Ia menembus pertahanan, mendarat telak di dada Zhou Feng yang terbalut baju zirah ringan.
Tulang rusuk Zhou Feng patah serentak.
"PUAHHH!"
Darah segar menyembur dari mulut Zhou Feng. Matanya memutih. Tubuhnya melesat ke belakang seperti peluru meriam, menabrak pilar batu di pinggir arena hingga pilar itu runtuh, lalu terus terbang hingga menabrak dinding pembatas tribun penonton.
GUBRAK!
Debu mengepul tebal.
Hening. Sunyi senyap yang mencekam.
Angin bertiup pelan di atas arena, mengibarkan rambut hitam Shi Hao yang masih berdiri dengan pose memukul.
Wasit, seorang Diaken paruh baya, menganga tak percaya. Dia bahkan lupa membunyikan lonceng.
Satu pukulan. Murid Elit Tahap 10, dikalahkan oleh Murid Baru dalam satu pukulan.
"Pemenang..." suara wasit bergetar, "...Zhu Shi Hao!"
"WAAAAAAH!!!"
Sorak-sorai meledak. Bukan lagi ejekan, tapi teriakan kaget dan kagum. Dunia kultivasi menghormati kekuatan. Dan Shi Hao baru saja menunjukkan kekuatan mutlak.
Shi Hao menarik napas, menenangkan gejolak Qi di tubuhnya. Ia menatap ke arah Zhou Feng yang terkapar pingsan di reruntuhan dinding.
Namun, kening Shi Hao berkerut.
'Tunggu...'
Mata Spiritual Naga miliknya menangkap sesuatu yang aneh.
Di tengah ketidaksadaran Zhou Feng, jantung pemuda itu berdetak tidak wajar. Cepat sekali. Dan ada hawa merah yang mulai merambat dari dadanya ke leher.
'Obat Gila Darah. Zhou Feng juga meminumnya?!'
Shi Hao sadar. Zhou Feng pasti meminum obat itu sebelum bertanding untuk memastikan kemenangan, tapi karena dia pingsan terlalu cepat, obat itu tidak sempat bekerja saat sadar dan sekarang mengamuk di dalam tubuhnya yang tak sadar.
Jika Zhou Feng berubah menjadi monster sekarang, sekte akan menyelidikinya. Dan jika penyelidikan dimulai, konspirasi Li Yan mungkin terbongkar sebelum waktunya—atau lebih buruk, Li Yan akan membunuh Zhou Feng untuk menghilangkan bukti dan menuduh Shi Hao yang meracuninya.
'Jangan biarkan dia mati atau berubah sekarang. Dia saksi kunci.'
Shi Hao tiba-tiba berlari menuju tubuh Zhou Feng yang tertimbun batu.
"Apa yang dia lakukan?!" teriak penonton. "Dia sudah menang, mau menyerang lagi?!"
"Kejam sekali!"
Shi Hao mengabaikan teriakan itu. Ia mencengkeram kerah baju Zhou Feng, mengangkat tubuh lemas itu.
Di balik punggungnya, jari Shi Hao bergerak cepat menotok tiga titik akupunktur vital di dada Zhou Feng.
Totok! Totok! Totok!
Ia menyalurkan sedikit Qi Emasnya untuk menyegel efek obat itu sementara waktu, menekannya jauh ke dalam Dantian Zhou Feng. Hawa merah di leher Zhou Feng surut seketika.
"Maaf, Kakak Senior," ucap Shi Hao keras-keras (bersandiwara). "Aku tidak sengaja memukul terlalu keras. Biar aku bantu kau bangun."
Shi Hao kemudian melemparkan tubuh Zhou Feng ke arah tim penolong yang baru datang.
"Obati dia. Dia hanya patah tulang rusuk. Dia akan hidup," kata Shi Hao pada tabib sekte.
Di tribun VIP, Li Yan yang tadinya sudah bersiap berdiri (mungkin untuk membungkam Zhou Feng) kembali duduk perlahan. Matanya menatap Shi Hao dengan kecurigaan mendalam.
'Bocah itu... apa yang dia lakukan barusan? Apakah dia tahu tentang obat itu?'
Shi Hao berbalik dan berjalan turun dari arena, disambut tatapan horor dan kagum dari peserta lain.
Ba Hu berlari menyambutnya. "Saudara Shi! Kau monster! Kau benar-benar monster! Ajari aku teknik tinju itu!"
Shi Hao tersenyum tipis, tapi matanya melirik sekilas ke arah Li Yan di tribun atas.
'Babak pertama selesai. Tapi musuh yang sebenarnya baru saja mulai memperhatikan.'
Pertarungan Shi Hao di sekte bukan lagi sekadar memenangkan turnamen. Ini adalah perang dingin melawan konspirasi yang bisa menghancurkan seluruh sekte.