Ara , gadis berhijab yg sangat cantik, yg kemana2 selalu di tutupi masker , gadis 22 tahun yatim piatu yg terpaksa menikah muda karena tidak sengaja menolong seorang nenek yg terkilir kakinya ,
bismillah, yuk simak untuk kelanjutannya, semoga menarik, karena ini novel pertamaku, mohon dukungannya teman2, 🥰🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Marina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
017 terbiasa
Setelah makan malam selesai mereka pun melanjutkan untuk beristirahat, Ara yg sudah lelah ingiiiin sekali merebahkan tubuhnya, tapi Ara masih canggung,
Adam yg menyadari raut wajah Ara yg lelah pun mulai mengajak Ara untuk beristirahat," Ara, kalau kamu sudah mengantuk segeralah beristirahat, kita akan belajar untuk berbagi ranjang, aku yakin pelan-pelan nanti kita akan terbiasa"
"tapi aku tidak terbiasa untuk berbagi ranjang, tidurku tidak bisa diam, aku takut menyakitimu mas"menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jarinya,
Ah rasanya Adam ingin meremas-remas Ara, sungguh sangat menggemaskan tingkahnya, ternyata bisa malu-malu juga araku, tadi pagi saja seperti kucing liar, begitu beringas menghajar musuhnya, jadi tidak sabar saat bertarung di atas ranjang, pasti sangat menantang " senyum adam, sambil menggelengkan kepala karena pikiran kotornya itu
Adam berjalan dan duduk di tepi ranjang sambil menyenderkan badannya, Adampun menepuk kasur di samping nya" kemarilah Ara, tidur bersamaku , sekarang kamu sudah menjadi istriku, tidak usah terburu-buru dan berfikir terlalu jauh, pelan-pelan kita akan terbiasa,"
Arapun berjalan mendekat dg pelannya, walopun sedikit ragu, tapi Ara akan mencobanya, pelan-pelan menaiki ranjang dan mencoba merebahkan badannya di samping Adam " terimakasih" terbaring di ujung ranjang, wajah merah tak terhindarkan, "rasanya ini terlalu mendadak, 3 hari berada di kota ini , langsung menjadi istri orang, yg bahkan ia tidak kenal , walaupun sempat bertemu dulu, tapi tidak mengenal keseluruhannya sama sekali, "yg ada di pikiran Ara saat ini , "hufft'" Ara membuang nafasnya kasar
Adampun senyum-senyum sendiri membayangkan semua ini, bisa-bisanya kejadian hari ini terlalu mendadak, walaupun tidak ada yg tahu, betapa bahagianya Adam saat ini
Tak lama dengkuran nafas teratur terdengar, mungkin Ara terlalu lelah, Adam tidak menyia-nyiakan semua ini, Adam langsung menempelkan tubuhnya dan mendekap Ara , mencium aroma yg memabukkan, Ara masih mengenakan hijabnya, mungkin Ara belum siap memperlihatkan rambutnya yg indah, padahal Adam sudah melihatnya walaupun belum secara langsung, " pelan-pelan kamu akan menjadi milikku seutuhnya sayang" Adam mencium kepala Ara .selamat tidur Sayang, semoga kamu memimpikan ku" ( kyaaaa si Bambang tanmfan udah mulai sayang sayangan nih)
keesokan harinya saat pagi masih gelap, Ara membuka matanya, dan terkejut bukan main, saat ini ara sedang memeluk Adam dan posisi kepala berada di atas dada bidang Adam, pelan-pelan Ara memundurkan badannya dan kedubrak , Ara terjungkal ke bawah lantai dengan tidak elitnya, " duh sial , sakit sekali ini badan," Ara pun bangkit dan berjalan kearah kamar mandi dengan tertatih-tatih sambil memegangi pinggang nya yg sakit,
Adam yang sebenarnya sudah bangun dari tadi menahan tawanya, mau menolong takut istrinya malu, akhirnya adam pura-pura tidur,
Skipppp
Ara keluar kamar menuju dapur dan ikut membantu para pelayan memasak, padahal para pelayan mencegah Ara untuk ke dapur, karena menurut mereka, dapur itu kotor, tapi Ara tidak memperdulikan itu semua, Ara tetap kekeuh ikut memasak, kapan lagi Ara memasak tinggal Cemplung, semuanya sudah tersedia di kulkas, beda dg kehidupan nya dulu, semua serba pas-pasan, jadi Ara hanya memasak seadanya saja,
"non , biar bibi saja yg memotong-motong daging nya, " ujar bibi yg ikut membantu
"ya sudah biar bibi saja yg memotong-motong, biar Ara yg menghaluskan bumbu"
Taraaaaa, makanan sudah jadi" bik bisa tolong siapkan di meja makan,? Ara mau membangunkan mas Adam" perintah ara dg sopan
"baik non" menganggukkan kepalanya sambil tersenyum (duh, ternyata istri tuan Adam sangat baik)
Ara memasuki kamarnya dan glek terkejut bukan main, melihat pemandangan yg sangat indah, Ara reflek menutupi matanya dg kedua telapak tangan nya melihat Adam yg sedang memakai celana dalamnya " hais sungguh memalukan,
" bisakah mas Adam memakai nya di ruang ganti saja, padahal Ara sudah siapkan di dalam, "masih tetap menutup matanya
"memangnya kenapa kalau aku ganti disini" sambil tersenyum menggoda
" ih tapi aku belum terbiasa " sambil sesekali mengintip lewat pantulan cermin di meja riasnya ,l
" kau kan istri ku, jadi halal saja, bahkan tidak memakai apapun tak masalah" senyum jahil Adam, sambil memperhatikan Ara yg curi-curi pandang,
"ah sungguh sexy sekali suamiku, jantung juga ini, gak ada harga dirinya, dag Dig dug terus" aih pikiran ku sungguh liar ", gerutu Ara dalam hati," kalo begitu aku tunggu mas Adam di ruang makan, kalo disini terus bisa pingsan aku, " sambil berlalu keluar kamar
Pecah sudah tawa Adam," hahaha, sungguh lucu sekali istriku, aku yakin, tidak lama lagi, bisa meluluhkan hati istri ku
$$$$$$$
dimeja makan semua sudah berkumpul,
" eh wangi sekali makanannya, tidak seperti biasa"! Dg raut penasaran nenek
"maaf nek, kebetulan Ara tadi bangun kepagian, jadi Ara inisiatif untuk memasak, semoga nenek suka dg masakan Ara"sambil tersenyum sedikit takut
"tapi kamu tidak boleh capek Ara," ini semua tugas bibi" nenek dg raut khawatir ,
"Kalo begitu nenek akan mencobanya"
" tidak capek kok nek, Ara gak enak aja, masa tinggal di sini tapi tidak bisa membantu apa-apa" menundukkan kepalanya tidak enak,
" baiklah, lakukan apa yg Ara suka saja disini, tapi Ara tidak boleh capek-capek
"terimakasih nek" sambil tersenyum Ara mengambil kan makanan untuk nenek, dan menyia-nyiakan untuk Adam.
"Terimakasih Ara"! Adam yg ada di kursi kepala keluarga senyum sendiri" sungguh beruntung nya aku punya istri paket komplit" bangganya dalam hati, sambil menyuapkan satu sendok nasi + lauknya, enak sekali
" enak sekali Ara, ternyata cucu mantu nenek pintar memasak juga" ujar nenek dg bangga
Blusss*** merah sudah pipi ara " terimakasih nek, maaf, Ara cuman bisa masak masakan sederhana" sambil tersenyum malu
" apa hari ini Ara akan bekerja?" dengan melihat Ara yg sudah rapih dengan pakaian kantor nya,
"tentu saja nek Ara tetap akan bekerja , tidak mungkin kan , Ara hanya bermalas-malasan di rumah" jawab Ara senyum
Sedari tadi Adam hanya menyimak percakapan antara nenek dan istri nya sambil sesekali tersenyum saat melihat tingkah ara
" baiklah, tapi kalo nanti sudah hamil, Ara berhenti ya! Perintah nenek lembut
Blushhh tambah merah lagi ni muka" duh nenek, bisa bisanya bilang hamil, kenal aja belum" gumam Ara dalam hati
Adam yg melihat Ara malu tidak menjawab pertanyaan nenek ikut menimpali" kami baru saja menikah nek, belum pengenalan, nanti kalo sudah waktunya ya Adam akan berusaha memberikan nenek cicit
tambah merah saja wajah Ara, "mas Adam kenapa bilang begitu, apa dia tidak malu" cukup dalam hati
,
,
,
Bersambung
Mohon dukungannya kawan, masih amatir, baru pertama kali belajar menulis