Cinta Yang Tersembunyi

"Wis bantuin gue!" ucap Indra memohon pada sahabatnya, Indra benar-benar tidak tahu harus melakukan apa untuk mendekati Dea, untuk itulah dia akan mencoba meminta bantuan dari teman sebangkunya dulu yang memang ia ketahui memiliki hubungan baik dengan gadis yang ia incar

"Tumben lo nyari gue! Minta bantuan segala lagi! Kalau lagi susah jangan nyari gue! Asal Lo tahu ya! Hidup gue udah susah jangan di kasih beban terus!!" Ucap Wisnu ngedumel mendengar Indra yang mencarinya untuk minta tolong

Wisnu benar-benar tidak habis pikir dengan temannya itu, disaat susah mencari dirinya kalau saja Indra sedang bahagia jarang sekali untuk mengajak, benar-benar teman tidak tahu di untung menurutnya

"Gue pengen deketin Dea lagi!" Ucap Indra dengan yakin, sontak membuat Wisnu mengerutkan keningnya tidak percaya

"Lo serius? kalau lo niatnya cuma main-main gue saranin jangan!! tuh cewek terlalu baik buat lo!" Kata Wisnu tidak terima jika Indra kembali menyakiti hati Dea, meskipun dulu Indra tanpa sadar telah melukai perasaan gadis itu, tapi tetap saja dia tidak ikhlas jika Dea disakiti lagi oleh temannya itu

"Gue serius Wis! Tolong bantuin gue!!" Pinta Indra dengan pandangan memohonnya, jujur dia sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi, dia bingung harus bagaimana, karena Dea juga tidak memberikan diruang sedikitpun untuk mendekati gadis itu

"Bapaknya bukan orang biasa-biasa, bisa di bilang bapaknya cukup terkenal di daerah ini meskipun dari keluarga biasa saja, selain itu bapaknya juga galak, lebih serem daripada saat Dea marah!" ucap Wisnu berusaha agar Indra kembali memikirkan ulang untuk mendekati Dea

"Emang Dea pernah marah ya?" tanya Indra penasaran, karena jujur dia tidak pernah merasa melihat Dea marah, seingatnya bahkan tertawa saja gadis itu jarang, hanya saja memang Dea sering tersenyum ramah pada semua orang, dan senyum ramah itulah membuat Indra merasa nyaman berdekatan dengan Dea apalagi gadis itu sama sekali tidak menolak keberadaan dulu, berbeda dengan Dea yang ditemui sekarang

Dea sudah tidak lagi memberikan senyum ramahnya padanya bahkan saat dia ingin mendekati gadis itu malah menolaknya secara terang-terangan

"Lo nggak tahu? Dea bahan pernah ngamuk di kelas dulu gara-gara ada ngomongin yang nggak-nggak tentang dia!" ujar Wisnu sambari mengingat-ingat kejadian saat mereka SMA dulu

Saat Itu adalah untuk pertama kalinya ia melihat Dea marah bahkan ngamuk di kelas, gadis yang selalu tenang dan ramah itu berganti menjadi pemarah saat salah satu teman sekelasnya mengatakan hal yang senonoh tentang Dea

Beruntungnya ada yang memberitahu Wisnu dan Ari mengenai kejadian itu sehingga Dea bisa terkendali saat itu, jika tidak entah apa yang akan terjadi pada kelas Dea

Ari, Wisnu dan Dea memang berbeda kelas dan mencari jurusan berbeda-beda, namun pertemanan mereka berjalan dengan baik dan semua siswa di sekolah SMA mereka tahu itu, maka dari itu saat Dea mengamuk dengan segera teman sekelas Dea mencari Ari dan Wisnu

Awalnya Wisnu tidak percaya jika dia mengamuk karena dia tahu benar bagaimana sikap Dea, namun dia tetap menghampiri kelas Dea, saat itulah dia melihat sisi gelap Dea yang sebenarnya, tatapan mata Dea dengan mulut pedasnya berhasil membuat Wisnu tidak mengenali Dea yang saat itu sedang menceramahi temannya dengan nada tegas dan dingin

"Ada bukan siapa-siapa dalam hidup saya! Meskipun saya jalang yang sok polos sekalipun! Anda tidak bisa membeli harga diri saya dengan uang anda!!" ucap Dea waktu itu yang masih berputar di otak Wisnu sampai saat ini

Sakit? Tentu saja! Wisnu sangat tahu Dea gadis yang diam-diam dia cintai itu bukanlah gadis demikian, hingga akhirnya Ari datang dan memeluk Dea, hati Wisnu benar-benar sangat terluka melihat Dea begitu sedih saat itu, namun tidak banyak yang bisa ia lakukan selain menenangkan Dea lewat kata-kata manisnya

Setelah kejadian itu tidak ada satupun dalam kelas itu yang berani menindas Dea, dan kejadian itulah terakhir kali Wisnu melihat Dea yang pemarah dan penuh emosional, setelahnya bahkan sampai sekarang tidak sekalipun Dea menampakkan wajah marahnya di hadapan Wisnu

"Kapan?? kenapa gue ngga tahu?" ucap Indra penasaran

"Lo terlalu fokus sama dunia lo dan mengabaikan sakitnya menjadi dia!" ucap Wisnu terhanyut dalam kenangan Dea dahulu, kelas Indra bisa di bilang bersebelahan dengan Dea, namun saking asiknya dengan dunianya Indra bahkan sampai tidak tahu kejadian itu, padahal kejadian itulah yang membuat Dea di takuti oleh siswa di kelasnya waktu itu

"Sesakit itu ya?" tanya Indra dengan lirih

"Dia udah gue anggap seperti adik gue sendiri, meskipun ya! orangnya begitu! tetep aja Dea itu cewek perasaannya lembut selembut kapas!"

"Harusnya lo lebih awal bilang sama gue! biar gue nggak menyia-nyiakan perempuan sebaik dia!"

"Dea sendiri yang bilang ke gue, buat jangan bilang ke lo apapun tentangnya! dia bilang, perasaan apapun bisa tumbuh di benak seseorang tapi jangan pernah di umbar! karena belum tentu orang itu akan suka mendengar dan orang yang di ceritakan belum tentu senang!"

"Gue cerita sama lo karna gue udah nggak tahu harus gimana lagi nyadarin Dea kalau dia harus nurunin egonya buat menyampaikan perasaannya, sayangnya gue lupa kalau ia itu punya haga diri yang tinggi dan prinsipnya amat sangat tinggi, makanya akhirnya gue bilang sama lo!" sambung Wisnu

"Adai dia mau sama gue! udah pasti gue jadi orang paling bahagia dapetin dia! Tapi sayang dia nggak mau sama gue!" lirih Wisnu mengingat cintanya di tolak oleh Dea saat mereka SMA dulu

Bukan hanya karena cinta, Wisnu berharap dengan dia menjadi kekasih Dea, gadis itu akan melupakan Indra, namun sayangnya Dea menolak tawarannya, Dea beralasan jika dirinya baik-baik saja dengan perasaannya saat itu

Dea juga memberikan dia sebuah nasehat jika dalam persahabatan jangan sampai ada cinta, simple saja, karena memang jika dalam persahabatan ada cinta akhirnya akan berbuah tidak baik, seperti hubungan dengan Dea yang kian semakin berjarak sejak dia mengungkapkan perasaannya pada Dea secara langsung

"Bahkan kabarnya teman kuliah Dea bahkan menyerah untuk mendekati Dea yang layaknya kulkas 7 pintu, senyumannya emang ramah tapi tidak dengan hatinya yang hanya milik lo seorang!!" lanjut Wisnu terkekeh, mengingat teman-teman Dea yang sengaja menghubungi dirinya untuk mencari tahu informasi seputar Dea

Indra yang mendengar pernyataan Wisnu tentu saja terkejut apalagi mendapati fakta sebenarnya Wisnu mencintai Dea, namun dia senang karena Dea menolak Wisnu dan beberapa orang lainnya itu berarti dia memiliki banyak kesempatan untuk mendapatkan gadis itu

"Apa sampai sekarang dia masih setia?" tanya Indra memastikan

"Dia bukan tipe cewek yang bisa berpindah hati semudah itu, kalau Dea emang sudah move on dari lo harusnya dia bisa membuka hati untuk orang lain! tapi sekarang? dia malah sendirian bahan kabarnya ayahnya akan menjodohkan dia sama anak saudaranya dari kota A!" jelas Wisnu

"Apah!!!"