NovelToon NovelToon
ARASYA (Suami Pengganti Untuk Sahabatku)

ARASYA (Suami Pengganti Untuk Sahabatku)

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa / Teman lama bertemu kembali / suami ideal
Popularitas:97.8k
Nilai: 5
Nama Author: Siska Dewi Annisa

Arasya Allidra, pria tampan yang akrab dipanggil Rasya memiliki sebuah harapan ingin menikahi cinta pertamanya yang tak lain merupakan sahabat masa kecilnya jika sudah dewasa dan sukses nanti. Keduanya harus terpisah jauh saat keluarganya pindah ke luar negeri.
Rasya yang bertekad untuk meraih cita-citanya dengan belajar dan bekerja keras sampai sukses. Namun disaat tujuannya hampir tercapai sebuah undangan didapatkannya bahwa Qila akan menikah dengan pria lain

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11. Berbelanja

"Zidan.. sudah dong ngambeknya. Kakak nggak kemana-kemana kok." Qila masih mencoba membujuk adik bungsunya agar tak merajuk.

"Bohong, habis sini kakak pasti akan pergi lagi. Kakak akan tinggalin aku sendirian." Zidan yang masih kesal masih dengan posisinya tengkurap di atas ranjang kamarnya.

"kamu nggak sendirian Dek.. kan ada keempat kakak kamu juga ada Umma dan Papa." Zidan yang memiliki tingkat baper lebih tinggi ketimbang saudara-saudaranya yang lain memang sedikit sulit untuk dibujuk.

"Ya tapi nggak enak aja masak kakak nggak dirumah. Kakak pergi jauh dana kita bakal ketemunya sulit. Pokoknya aku benci kak Rasya kalau sampai kak Qila dibawa pergi jauh." Zidan masih merengek.

"Eh.. eh.. siapa yang mau bawa pergi jauh? kakak nggak pergi jauh kok. Cuma pindah tempat tinggal aja. Berdua sama kak Rasya.. lokasinya juga masih dekat-dekat sini. paling setengah jam sampai." ujar Qila.

Mendengar hal itu akhirnya Zidan pun menoleh heran.

"Jadi kakak nggak pindah ke luar negeri?" Zidan pun kembali bertanya.

"Siapa bilang? Eh.. jangan-jangan kamu ngambek gara-gara nggak konsen ya tadi kak Rasya bilang apa?" tebak Qila.

"Enggak.. tadi aku sibuk nonton TV terus dengar kakak bilang mau pindah ikut Kak Rasya. Otomatis aku langsung mikir kalau kakak bakal ikut Kak Rasya ke luar negeri. Kan rumah Kak Rasya di Australia.

"Astaghfirullah deekkk.. makanya kalau ada orang ngomong itu didengerin baik-baik jangan asal ngambek gitu. Mana pakai acara arah-marah ke Kak Rasya lagi. Udah habis ini minta maaf sana." Omel Qila seketika.

"Iya.. iya.. maaf kak." Zidan pun beranjak pergi menemui Rasya yang sedang mengobrol dengan Papa Bagas juga Zayyan.

"Kak Rasya.." panggil Zidan lirih. Dia sangat malu sebenarnya saat ini.

"Ya, ada apa Zidan?" tanya Rasya.

"Maaf kak, tadi aku salah sangka. Aku kira Kakak akan bawa Kak Qila tinggal di luar negeri. Dan aku nggak benci kok sama kak Rasya" Zidan pun mengakui kesalahannya.

Mendengar itu Rasya pun jadi tersenyum gemas melihat adik ipar bungsunya itu. Dia adalah anak terakhir di keluarga ini dan tentunya sifat manjanya memang lebih besar ketimbang saudaranya yang lain.

"Kakak nggak akan bawa Kakak Qila kamu jauh kok, tapi kakak hanya ingin hidup mandiri berdua. Kelak saat kamu sudah dewasa akan mengerti. Dan kamu masih bisa sering ketemu sama kita. Weekend nanti kakak akan mampir kesini atau kamu yang ke tempat kakak. Mau?" ujar Rasya sambil menepuk pundak Zidan.

"Mau kak.. mau.." jawab Zidan antusias.

Rasya mengerti di keluarga Qila baik orang tua maupun adik-adiknya sangat menyayanginya. Mereka semua berbagi kasih sayang dengan begitu indah. Kadang melihat itu semua juga membuat Rasya sedikit ragu, takut saja jika dia tak bisa memberi limpahan kasih sayang sebesar ini.

***

Keesokan harinya setelah kondisi Rasya yang sudah pulih mereka pun memutuskan untuk melihat apartemen yang akan ditinggali.

Kebetulan apartemen itu berada di tempat yang cukup strategis, dekat dengan kampus Qila juga kantor perusahaan Rasya.

"Aku belum sempat beli banyak barang, cuma perabotan inti saja. Kalau kamu mau aku antar nyari perabotan ya biar bisa milih langsung." Ujar Rasya sambil menunjukkan ruangan yang ada di apartemen itu.

"Ada dua kamar, tapi hanya satu yang ada ranjangnya. Kalau kamu nggak nyaman tidur satu ranjang nanti kita beli satu lagi." Kini Rasya menunjukkan dua kamar tidur yang letaknya bersebelahan.

"Aku nggak keberatan kok kita tidur satu ranjang." jawab Qila cepat.

"Bukankah semalam kita juga tidur satu ranjang?" imbuhnya.

"Eh.. iya ya..Alhamdulillah kalau begitu. Aku pikir kamu nggak nyaman tidur sama aku." Rasya begitu senang saat mendengar Qila mau berbagi ranjang dengannya.

"Sya.. aku tahu pernikahan kita tak sesuai dengan rencana tapi aku sudah berjanji untuk memulai semuanya dari awal. Jadi,aku pikir dengan membiasakan ini sejak awal maka perasaan diantara kita akan mulai tumbuh." perasaan itu mungkin untuk Qila, bukan untuk Rasya yang sejak awal dia sudah mencintai Qila dengan sepenuh hatinya.

Rasya pun langsung memeluk Qila. Dia tak tahan lagi melihat istrinya yang sudah mulai menunjukkan banyak perubahan baik. Dia begitu bahagia dan semakin bersemangat menjalani pernikahan ini.

"Aku janji Qila.. aku akan memberimu bahagia saja. Aku akan jadikan kamu satu-satunya ratu dalam hidupku." Rasya mengecup kening Qila.

"Rasya, terimakasih.." Qila mulai nyaman dengan segala perhatian yang Qila berikan untuknya.

"Baiklah.. kalau begitu kita bersiap membeli perabotan saja, terutama perabotan dapur. Kamu yang lebih ngerti kan?" ujar Rasya.

"Yaudah ayo.. beneran aku yang milih nih?" Qila kembali memastikan.

"Beneran sayang.." Rasya pun langsung meraih tangan Qila dan membawanya pergi ke mall yang tak jauh dari apartemen itu.

Sampai di mall tersebut Rasya langsung membawa Qila menuju toko furniture.

Disana Qila mulai memilih beberapa barang yang akan dia gunakan di setiap ruangannya.

Melihat wajah serius sang istri yang memilih setiap barang membuat Rasya gemas sendiri. Diam-diam dia mengambil gambar istrinya yang sedang sibuk memeriksa microwave.

"Bagusan mana ya? yang hitam apa yang silver?" pertanyaan Qila langsung membuyarkan lamunan Rasya.

"Bagusan kamu." Celetukan Rasya tentu saja membuat SPG yang melayani Qila pun mengulas senyum.

Sementara itu Qila jadi blushing sendiri. Namun rasa tersipu nya perlahan sirna saat mengetahui bahwa SPG yang sejak tadi melayani mereka diam-diam terus memperhatikan Rasya. Apalagi penampilan SPG tersebut yang memakai pakaian yang sedikit terbuka membuat Qila semakin risih saja.

"Rasya ayo dong bantuin milih biar cepet kelar dan cepet pergi dari sini?" keluh Qila yang entah kenapa kesal saja suaminya jadi pusat perhatian.

"Katanya mau nyantai saja? kan kita masih libur dan ada waktu seharian buat belanja. Apa sudah capek?" tanya Rasya.

"Capek badan sih nggak terlalu. Tapi capek Hati." jawab Qila kesal.

Rasya pun sedikit mengernyit. Dia masih belum paham dengan yang dimaksud oleh istrinya. Namun saat mengikuti pandangan Qila yang sesekali menatap sinis SPG di depannya membuatnya paham.

Rasya pun mendekatkan wajahnya pada Qila lalu berbisik sesuatu.

"Kamu cemburu sama SPG itu?"

"E-enggak.. siapa juga yang cemburu? Yaudah ayo lanjut lagi." Qila pun mengelak. Terlalu gengsi jika mengakui sekarang ini.

"Ya sudah.. beneran lanjut nih?" tanya Rasya lagi.

"Yaa.. lanjut." Karena kesal Qila pun akhirnya memilih barang dengan sedikit terburu.

Setelah semua sudah dirasa cukup Rasya pun langsung membayarnya. Qila sempat terkejut saat mengetahui jumlah belanjaan mereka.

"Maaf.. kebanyakan ya? dikurangin nggak apa-apa kok." bisik Qila yang merasa tak enak hati.

"Nggak apa-apa ini semua sudah yang kita butuhkan. Kalau masih kurang ambil lagi aja." awab Rasya santai.

"Enggak-enggak.. udah kok." Qila memang hidup di keluarga yang berada namun sejak kecil terbiasa berhemat.

"Royal sekali ya anda. Padahal sudah belanja sebanyak ini tapi masih diberi kebebasan untuk berbelanja lagi." celetuk SPG yang melayani Rasya dan Qila.

"Ya karena untuk istri saya adalah segalanya. Selama saya mampu maka akan saya lakukan semaksimal mungkin. Ya kan sayang?" Rasya menggenggam tangan Qila sengaja menunjukkan kemesraannya.

Sementara Qila mendapatkan perlakuan itu tentu merasa senang. Dia senang karena Rasya begitu memuliakan dirinya.

"Udah mau apa lagi?" tanya Rasya yang kini mereka sudah selesai berbelanja perabotan. Semua barang-barang akan diantar langsung ke apartemen.

"Laper.. Aku mau makan." Ucap Qila sedikit manja.

"Yaudah ayo kita makan siang. Aku juga laper nih." Rasya pun menggenggam tangan Qila. Mereka berjalan menuju gerai food court yang ada di mall itu.

Saat sibuk memilih makanan tiba-tiba seseorang memanggilnya.

"Qila.."

Merasa namanya dipanggil Qila pun menoleh dan mencari tahu siapa yang memanggilnya.

"M-mas Alvian.."

...****************...

1
Esther Lestari
Amir inikah yg pernah melakukan pelecehan terhadap Qila saat di mesir ?
ᵗⓂ༺ᵐʸ𝕬𝖓𝖌𝖌𝖎༻
jangan bilang kalo Amir yang berniat melecehkan Qila waktu di Mesir dulu🙄
Nur Lizza
lanjut
ᵗⓂ༺ᵐʸ𝕬𝖓𝖌𝖌𝖎༻
seru juga tuhh.. kado anniv yang disarankan oleh Rasya.. semoga orang-tua kalian suka dengan kadonya
secret
ceritanya bagus n menarik🤩💪🏻
secret
nahh ke gep sm sekretaris kann, lain kali kunci dlu Rasya😂
Esther Lestari
😂😂😂 maka nya kunci pintu Rasya
Nur Lizza
kunci pintu Rasya klu mau berduaan
Nayi Siti
ah romantis y c Rasya
Baki Wahi
Lanjutkan
Winarti Winarti
lanjut thor
double up thor
ᵗⓂ༺ᵐʸ𝕬𝖓𝖌𝖌𝖎༻
co cweet dehh Rasya sama qilla.. gt dong selesaikan masalah dengan kepala dan hati dingin.. kan enak akhirnya... 🤭
Nur Lizza
lanjut
secret
alhamdulillah udh baikan lagiii😍
Esther Lestari
kalo akur gini kan enak bisa gemas2😀🥰
Nur Lizza
yg di katakan papa Sean benar
secret
smg cepet baikan ya kalian
Zahbid Inonk
untungnya Rasya tegas ga ngeladenin si hileud merang (dinar) tinggal ngeluluhin Qila nya nih semoga cpt baikan
Kuntyo Wantari Dewi
Lanjoottt thoorrr
secret
udh dibantu malah makin gatau malu🤦🏻‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!