NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Lari Saat Hamil / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:18.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶

Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.

Namun di suatu malam,

"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Merasakan Kehadirannya

Pagi menjelang, matahari mulai menampakkan sedikit sinarnya. Sedikit demi sedikit kesadaran Rini mulai terkumpul. Namun ia merasakan sesuatu yang beberapa hari ini tidak ia rasakan. Aroma suaminya.

"Selamat pagi, Mama." Suara sapaan dari bocah kecil yang memeluknya semakin membuatnya tersadar.

"Selamat pagi sayang. Maaf, Mama baru bangun."

"Tidak apa-apa, Ma. Adam sudah besar, sudah mau jadi kakak. Jadi Mama tidak usah khawatir dan capek mengurusi Adam."

"Anak Mama memang sangat pintar. Mama tidak akan capek karena mengurusi kamu, sayang." Rini mencium kening Adam dengan penuh kasih.

"Adam mau mandi dulu, Ma. Kita jadi bermain di pantai, kan?"

"Tentu saja. Setelah mandi, kita lanjut sarapan. Setelah itu barulah kita ke pantai."

"Ok, Mama. Adam akan mandi di kamar Adam."

"Mau Mama bantu?"

"Tidak, Mama. Adam sudah mau jadi kakak. Harus bisa mandi sendiri."

"Baiklah. Hati-hati ya, sayang." Rini tersenyum simpul melihat putranya yang keluar kamar sambil berlari kecil.

Selepas kepergian sang putra, Rini berguman dihatinya "Mengapa aku merasakan kehadiran Mas Dean disini?" Rini menoleh ke penjuru ruangan sambil menghembuskan nafasnya. "Mungkin ini hanya fikiranku. Tidak ada Mas Dean disini. Aku pasti hanya berhalusinasi."

Rini berusaha menenangkan dirinya. Kemudia ia berdiri untuk segera membersihkan diri.

Sementara di kamarnya Adam, bocah kecil itu menghampiri sang Papa yang sudah menunggunya.

"Bagaimana Mama, sayang?"

"Mama sudah bangun. Mama bilang mau ke pantai dengan Adam."

"Apa Mama tidak menanyakan Papa?"

Adam menjawab dengan gelengan. "Kenapa Papa tidak menemui Mama tapi malah bersembunyi disini?"

"Mama sedang marah dengan Papa."

"Jangan buat Mama marah, Papa. Kasihan Mama kalau capek nanti tidur di rumah sakit lagi. Ups." Adam menutup mulutnya merasa salah karena memberi tahu perihal itu.

"Mama tidur di rumah sakit?"

Adam mengangguk sedikit ragu, "Mama kemarin tidur di Rumah sakit. Katanya perutnya sakit dan ada darah di kaki Mama."

Deg...

Satu fakta lagi yang baru diketahui Dean hingga membuat jantungnya semakin berpacu cepat. Ia semakin merasa bersalah karena tidak ada disaat istrinya tidak baik-baik saja. Bahkan di sudut hatinya, ia takut menjadi penyebab istrinya mengalami hal itu.

"Apa kata dokter?"

"Mama tidak boleh capek supaya Mama dan adik bayi di perut Mama sehat. Kata Oma, Adam harus buat Mama senang supaya Mama sehat. Kata Oma tidak boleh buat Mama sedih."

Dean memeluk putranya. Ia merasa menjadi suami yang gagal. Tugas untuk membuat istrinya bahagia adalah tugasnya, namun justru tugas itu diambil putranya yang masih kecil itu karena ketidakmampuannya sebagai suami.

"Terimakasih, sayang. Terimakasih sudah menjaga Mama dan adik Bayi." Dean melepas pelukannya pada putranya. "Kakak Adam sudah menjadi kakak yang hebati untuk adik bayi dan Anak yang hebat untuk Mama dan Papa."

Dean mengecup sayang puncak kepala putranya.

"Mandilah, pasti Mama akan mencarimu sebentar lagi. Ingat, rahasiakan dulu pada Mama kalau Papa ada disini. Kita akan sama-sama buat kejutan yang menyenangkan untuk Mama."

Adam mengangguk kemudian ia bergegas mandi agar Mamanya tidak menghampirinya ke kamar.

...****************...

"Selamat pagi, Mama" Adam telah berada di depan pintu kamar Rini untuk menunggunya bersama pergi sarapan.

"Wah... Putra Mama sudah wangi dan rapi. Pintar sekali Kakak Adam."

Adam senang mendengar pujian dari Mamanya. "Terimakasih, Mama."

"Kita sarapan dulu, sayang. Setelah itu baru kita jalan-jalan ke pantai."

"Baik, Ma."

Mereka berjalan bersama menuju ke ruang makan. DI sana para pekerja sudah menyiapkan hidangan untuk sarapan sesuai apa yang diinstruksikan Dean. Tanpa Rini tahu, Dean selalu memantaunya dari kamar Adam melalui kamera CCTV.

Mereka menikmati sarapan dengan ceria, sesekali celotehan Adam tentang adik bayi membuat hati Rini menghangat. Hingga kegiatan sarapan mereka selesai, Rini meminta seorang pekerja untuk menyiapkan mainan untuk adam bermain pasir.

Setelah semua siap, Rini bersama Adam pergi ke pantai yang berada di belakang vila. Tak perlu berjalan jauh, karena vila yang mereka huni berada dekat dengan pantai.

Dean yang sejak tadi memperhatikan dari kamera CCTV akhirnya ikut keluar, karena area pantai tidak terjangkau dengan jelas dari CCTV vila. Dean memposisikan dirinya tak jauh dari anak istrinya, namun ia juga memastikan berada di tempat yang tidak bisa Rini lihat.

"Ma... Kita bermain pasir di mana?" Tanya Adam.

"Disini saja, sayang. Tidak terlalu panas tapi pasirnya juga tidak kasar."

"Baiklah Mama. Adam mau ambil air ke pantai dulu." Adam melangkahkan kakinya beberapa kali untuk mengambil air sambil membawa timba kecil.

Mereka berhasil membuat istana bersama. Adam sangat senang dengan hasil yang mereka buat.

"Ma, istana kita bagus. Adam suka."

"Mama juga suka." Rini tersenyum menanggapi celotehan Adam.

"Istananya harus punya taman yang besar supaya bisa dipakai bermain bersama adik Adam. Setiap hari Mama dan Papa temani Adam dan adik bermain bersama. Pasti seru. Benarkan, Ma?"

Rini terdiam sejenak, teringat kembali bagaimana ia meminta berpisah dengan suaminya.

"Apakah Adam akan baik-baik saja kalau aku tidak bersama Mas Dean lagi?" lirih hati Rini.

Adam memandang Rini lekat, "Mama, kenapa Mama melamun? Apa Mama sakit lagi?"

Rini tersenyum kepada Adam, "Tidak, Sayang. Mama baik-baik saja."

"Mama mau kita masuk dan istirahat?"

"Tidak, sayang. Mama mau bermain dengan Adam. Kalau Papa disini, pasti bisa lebih seru."

"Adam ingin bermain bersama Papa juga?"

Adam mengangguk, "Tapi Papa Adam sering sibuk bekerja. Adam kepengen bisa liburan bersama Mama dan Papa. Seperti teman-teman yang lain."

Rini merasa sakit mendengar harapan Adam. Ia tak ingin memupus keinginan sederhana itu. Karena itu pasti akan mematahkan hati bocah kecil itu.

"Benar kata Mama, aku harus mencoba lebih tenang. Aku harus berbicara dengan Mas Dean untuk mencari jalan keluar agar tidak ada yang tersakiti, terutama Adam. Aku tidak bisa melihat Adam kembali terpuruk." batin Rini.

Dari tempat yang tak jauh dari mereka, Dean mendengar interaksi dua manusia yang sangat dicintainya. Bahkan mata Dean menangkap raut sedih dari wajah istrinya.

"Rin, Maaf. Aku janji akan memperbaiki semua. Aku belum bisa menjadi suami yang baik sekaligus Papa yang baik untuk Adam. Bagamana bisa aku membiarkan mereka sedih karenaku?"

Drt..

Getaran ponsel mengalihkan kegundahan hati Dean.

Ia terkejut, sebuah pesan text datang dari istrinya.

Rini : Mas, kita perlu bicara. Mas pasti sudah diberi tahu Mama kalau aku ada di vila milikmu. Datanglah bila sempat. Ada yang ingin aku bahas denganmu.

Dean tersenyum senang dan segera membalas.

Dean : Aku pasti datang, istriku❤️

1
Yoon niimaa
Luar biasa
partini
good
Reni Anjarwani
lanjut thor
partini
partner kerja ,,?
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rita Murwanti
kasian bgt si Rini Dean kesambet apaan sich thor
Rita Murwanti
Dien kenapa thor kesambet ya
partini
Rin jangan diem Bae atuh,,langsung tanya ma suami biar clear
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
Rita Murwanti
lanjut thor semangat ya
Reni Anjarwani
lanjut
Rita Murwanti
bab awal okey
Keisha Alindya
berat mana sama rindu yg siap di tanggung Dilan Mel? /Facepalm/
Mimi Rifani
lanjut
Keisha Alindya
bagus thor
lanjut /Good/
Keisha Alindya
mampir thor
kelihatannya bagus
Ly_Nand: terimakasih😊👍
Boleh kasih masuka juga kok!
Biar othornya bisa evaluasi untuk karya selanjutnya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!