Alseenio Asep, seorang pemuda yang malang yang tidak sengaja bertransmigrasi ke dunia paralel dengan latar belakang yang sama.
Bercita-cita memiliki hubungan dengan banyak wanita, dan menjadi seorang playboy.
Namun, dia terikat oleh sistem yang aneh dan juga sedikit brengsek.
Sistem yang memberinya misi tidak masuk akal dan di luar nalar manusia.
Kekonyolan dan kebaikan harus dia lakukan untuk mendapatkan hadiah misi.
[Selamat Kepada Tuan Rumah Telah Menyelesaikan Misi Tolak Wanita Cantik dan Dapatkan +9 Penampilan!]
[Selamat Kepada Tuan Rumah Telah Menyelesaikan Misi Meminta Foto Wanita Manis dan Dapatkan + 10 Juta Rupiah!]
[Selamat Kepada Tuan Rumah Telah Menyelesaikan Misi Membeli Pembalut Wanita dan Dapatkan + 10 cm Panjang Joni!]
[Selamat Kepada Tuan Rumah Telah Menyelesaikan Misi Menampar Wajah Orang yang Tidak Dikenal dan Dapatkan Mobil Hennessey Venom GT!]
Alseenio Asep: "Apa-apaan ini?!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riizer13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24: Persiapan Motovlog
“Terima kasih semuanya atas petunjuknya,” Alseenio berkata dengan rasa terima kasih di hatinya.
Dengan adanya petunjuk atau tips dari para Motovlogger ini, membuat misinya mudah diselesaikan dengan hasil yang maksimal. Selain itu juga, berkenalan dengan mereka semua membuatnya mendapat akses untuk mudah mengembangkan channel atau saluran Yitubnya menjadi besar nanti.
Mengingat misi dari sistemnya yang menjadikan subscribers atau pelanggan salurannya sebagai inti yang memengaruhi seberapa bagus hadiah yang akan didapatkannya.
Kemungkinan besar mereka dapat menaikkan pelanggan channel atau bisa juga sebaliknya. Pada hakikatnya, hubungan ini bersifat simbiosis mutualisme.
“Santai saja, bang! Kita sekarang sudah menjadi teman satu profesi dan hobi.“ Abang MV tersenyum sambil meminum kopinya.
“Benar, bang. Santai saja, kita asyik bersama dan bersenang bersama. Kalau ada masalah atau lagi kesusahan hubungi kami saja, kami akan membantu semampunya,” ucap Byrand Plos dengan senyuman dan cara bicaranya yang khas.
“Betul itu, bang!“
“Kita akan saling bantu sebisanya jika ada teman yang kesusahan.“
“Benar kata bang Byrand, itu mah bagaikan sudah jadi kewajiban kita menjadi seorang teman.“
“Pernah ngopi bersama, saat teman lagi kesusahan kita juga hilang sama-sama.“
“Hahaha … enggak seperti itu juga, bro.“
“Ada-ada saja beliau satu ini.“
“Enak banget itu ngomongnya!“
Mendengar canda tawa mereka semua, Alseenio hanya bisa tersenyum dan menikmati suasana yang bergembira tanpa beban.
“Kalau ada kesempatan dan waktu, kita adakan kolaborasi nantinya. Mungkin kita akan pergi ke Cency bersama,” Byrand berkata kepada Abang Mv, Alseenio, dan yang lainnya.
“Diusahakan akan kolaborasi.“ Abang MV mengangguk setuju.
Alseenio pun setuju dengan ajakan Byrand, dan yang lainnya pun setuju saja.
Sebenarnya Alseenio pun tidak tahu
Tidak terasa waktu berjalan sampai sore hari datang, semuanya sudah ada di luar Kafe untuk bersiap pergi ke rumah masing-masing.
Sesuai dengan janjinya, Alseenio yang membayar semua pesanan rombongan Abang MV. Dikarenakan tidak enak hanya membayar sebagian rombongan, jadi ia membayar semua rombongannya yang baru bergabung juga dengannya di jalan.
Reaksi mereka sangatlah senang dan berterima kasih kepada Alseenio.
Mereka sedang siap-siap di luar Kafe dan berdiri di dekat sepeda motornya masing-masing.
Alseenio pada saat ini sedang dikerumuni oleh para wanita yang ikut berkendara satu kelompok dengannya.
Mereka semua meminta untuk berfoto bersamanya, dan mau tidak mau Alseenio menuruti permintaan mereka.
“Aku kayaknya pernah lihat wajah kamu di aplikasi Instagrem, deh.“
“Iya, aku juga pernah lihat.“
“Aku tahu, tetapi lupa dengan nama akunnya, itu lho yang lagi terkenal di Instagrem.“
Alseenio tersenyum dan menjawab melihat para wanita yang sedang bersiap mengambil foto bersama dengannya.
“Aku tahu!“ celetuk salah satu wanita. “Nio Sep, 'kan?“
“Iya, itu nama akunnya!“
“Itu dia namanya!“
“Benar namanya itu!“
Mereka semua mengangguk bersama dan tiba-tiba menoleh melihat wajah Alseenio yang tampan secara bersamaan.
“Apakah itu akun Instagrem milikmu?“ Salah satu wanita bertanya pada Alseenio.
Alseenio memandang wanita yang cukup cantik di depannya dan menjawab dengan senyum, “Iya, itu aku.“
“Woah!“
“Lebih tampan aslinya ternyata!“
“Pantas saja aku familiar dengan wajah tampan ini, ternyata orang yang ada di dalam foto yang aku pandangi semalaman ada di depanku sekarang!“
Mereka meminta ikuti balik pada Alseenio, dan ia mengikuti permintaan mereka semua. Tidak masalah, lagi pula masih satu rombongan, siapa tahu saja mereka memberi info soal berkendara bersama, lumayan untuk video di channelnya.
“Sutt! Ayo kita bergegas berfoto sebelum terlalu sore,” ujar salah satu wanita.
Mereka langsung membuat formasi dengan Alseenio, tetapi ada adegan yang membuat pemotretan bersama terhambat, yang di mana mereka memperebutkan posisi paling dekat dengan Alseenio.
Akhirnya butuh beberapa menit untuk mereka saling mengalah, itu juga harus Alseenio bujuk dengan iming-iming akan berfoto selfie satu per satu bersamanya.
“Satu ….“
“Dua ….“
“Ti … ga!“
Cekrek!
Wanita-wanita tersebut berpose ala dirinya sendiri, kebanyakan dari mereka memasang pose genit pada Alseenio.
Setelah selesai, Alseenio menepati janjinya dan berfoto satu per satu dengan mereka dan mengizinkannya untuk mengunggah foto tersebut.
“Gila! Enak banget jadi dirimu, bro!“ Abang MV mendekati Alseenio dengan persiapan yang sudah selesai.
Alseenio tidak tahu harus menangis atau tersenyum mendengar pujian Abang MV.
Pasalnya, menjadi orang tampan tidak sepenuhnya enak, terkadang banyak momen yang tidak enaknya, contohnya seperti sekarang ini, banyak sekali orang yang ingin berfoto padanya, ingin ditolak tidak enak dengan perasaan mereka dan jika diterima waktu kita untuk hal yang sedang dipentingkan terpakai.
“Haha, begitulah,” Alseenio menjawab dengan tawa yang kaku.
“Baiklah, aku pergi dahulu, bang! Kita enggak satu arah soalnya,” kata Abang MV sambil mengajak salam kepal tangan.
Alseenio mengulurkan tangannya dan menyentuh kepal tangan Abang MV.
“Saya juga, bang!“
“Kapan-kapan kita ngopi bareng, bang!“
Setelah itu mereka semua melakukan salam kepal tangan pada Alseenio lalu kembali ke menaiki sepeda motor masing-masing.
“Bro, nanti kita kolaborasi, ya. Jangan lupa. Mungkin kontennya tukar sepeda motor selama beberapa jam,” Byrand berkata sambil salam kepal tangan dengan Alseenio.
“Atur saja nanti, itu urusan yang mudah,” jawab Alseenio.
“Okelah, kalau begitu … aku pamit pulang.“ Byrand berjalan mendekati sepeda motornya yang bermodel Naked Bike.
Sepeda motor Byrand Plos bermerek BMW, lebih tepatnya jenisnya BMW s1000r. Harganya hampir sama dengan Zx10R.
“Pamit, bang!“
“Hati-hati di jalan,” sahut Alseenio kepada mereka semua.
Byrand Plos, Abang MV, dan yang lainnya pamitan dengan Alseenio, setelah itu mereka pergi ke arah jalannya masing-masing.
Alseenio ditinggal sendiri di sini, dan ia duduk sejenak di jok motornya untuk melihat akun Instagremnya.
Pengikut Instagremnya sudah bertambah banyak hanya dalam beberapa jam saja. Kini pengikutnya melebihi 150 ribu orang, peningkatan yang sangat signifikan.
“Aku lupa tidak membuat cerita di Instagrem tadi.“ Alseenio menepuk keningnya.
Momen yang baru saja terjadi sangat bagus dijadikan cerita pada akunnya, tetapi ia lupa akan hal ini.
“Lebih baik aku segera pulang dan menyiapkan channel serta ide konten yang akan dibuat.“
Alseenio memakai masker helm dan helmnya, kemudian ia menarik gas dan melesat menuju apartemennya.
Sesampainya di unit apartemen miliknya, malam sudah hampir tiba.
Alseenio sampai dengan selamat dan ia pun pulang dengan membawa makanan yang ia beli dari pedagang kaki lima.
Tidak tahu kenapa ia sedang ingin jajan dan membeli makanan dari pedagang kaki lima, seperti nasi goreng dan beberapa cemilan.
Sebelum memakan makanan yang ada, Alseenio menyempatkan membuat cerita di Instagrem dengan fotonya sedang memegang potongan martabak manis di tangan kanannya, dan ia hanya memotret wajahnya sampai ke leher dan juga martabak yang dipegang.
Foto selfie tersebut langsung Alseenio unggah pada cerita Instagrem tanpa diedit sebelumnya.
Setelah melakukan semua itu, barulah Alseenio memakan makanannya.
Porsi makan Alseenio bertambah banyak setelah peningkatan gen dasar, hampir dua kali lipat orang normal. Tidak cukup apabila makan satu piring saja, ia perlu dua piring atau lebih dan beberapa makanan sampingan.
Di Kafe juga ia makan banyak cemilan. Orang-orang di sana tidak begitu memerhatikan dia ketika mengambil makanan cemilan satu per satu.
Ngomong-ngomong soal Kafe, ia membayar semua minuman dan makanan yang dipesan dengan harga melebihi 10 juta. Kafe tersebut bisa dikatakan mahal harga makanan dan minumannya, tetapi secara keseluruhan makanan dan minumannya mahal karena memang sepadan dengan rasanya.
“Kenapa makanan dari pedagang kaki lima sebagian besar rasanya lebih enak ketimbang dengan yang ada di restoran? Ini aneh,” Alseenio bergumam sembari menyeka noda makanan di bibirnya.
Alseenio telah menghabiskan semua makanannya dalam waktu kurang dari setengah jam.
“Daripada memikirkan itu, lebih baik baik aku mempersiapkan perlengkapan dan peralatan untuk membuat channel dan vlog esok hari,“ Alseenio berkata dan berdiri dari sofa balkon apartemen dan berjalan.
Berjalan sambil membawa sampah bekas makannya dan ia masuk ke dalam apartemen.
“Semuanya sudah bersih, sekarang tinggal menonton tutorial cara memasang mic dan Yopro dengan benar di Yitub.“
Alseenio mengambil ponselnya dan dimasukkan ke dalam saku celananya, dan ia duduk di ruang keluarga sambil meletakkan helm, mic, Yopro Hero 7 dan perlengkapan yang lain.
Sepulang dari Kafe, Alseenio menyempatkan diri untuk membeli peralatan yang sudah diberitahukan oleh Abang MV dan kawan-kawan, kini ia hanya perlu memasang semuanya di helmnya.
Sebelum menonton, ia membuat akun I-Mail Gugel dan juga membuat Channel Yitub.
Ia menamakan channel Yitub miliknya adalah Nio MV dan memakai foto profil dirinya bersama motor Zx10RR yang diambil oleh Lajar temannya Abang MV.
Selepas itu semua, Alseenio menonton sambil mempraktekkan sesuai dengan tahapan-tahapan yang harus dilakukan dari video.
Setengah jam kemudian, salah satu helm yang diberikan oleh Sistem satu paket dengan tiga motornya telah selesai dipasang.
“Akhirnya selesai.“ Alseenio menghembuskan napa lega. “Aku harus mengujinya, apakah semua sudah berfungsi dengan baik atau belum.“
Alseenio mengenakan helmnya, dan mengaktifkan rekaman Yopro yang tertempel di moncong depan helm, dan juga menyalakan micnya.
“Halo, gaes! Apa kabar semuanya? Kalian semua sudah berak, kan?“
Begitu mengucapkan kalimat itu, rekaman dari video diberhentikan dan Alseenio langsung melihat hasilnya.
“Suaraku masih terdengar magnetis dan memikat, aku harus menguranginya sedikit lagi.“
Suara dalam video tersebut masih bisa didengar rasa memikat dan mempesona, Alseenio berniat untuk menguranginya jika itu memberatkan penyelesaian misinya.
“Di samping itu, semuanya sudah sangat oke. Besok hanya tinggal pergi berjalan-jalan mengelilingi Jakarta, atau mungkin ke rumah Abang MV dan temannya kalau sempat,” kata Alseenio pada diri sendiri, “kalau tidak, mungkin aku membuat konten perkenalan lebih dahulu.“
Tepat ketika berkata-kata seperti itu, ia mendengar bunyi notifikasi datang dari telepon selulernya.
Alseenio mengambil ponselnya yang diletakkan di atas meja dan menghidupkan layarnya.
Kemudian ia melihatnya pemberitahuan tersebut di bar notifikasi. “ Ternyata pesan dari Hani Kiara.“
Pesan dari Hani Kiara terlihat jelas, dan Alseenio segera masuk ke aplikasi Telegrom.
|Niara : “Nio, lagi apa?“|
|Alseenio : “Habis bengong.“|
|Niara : “Bosan di apartemen, ya?“|
|Alseenio : “Sedikit bosan, memangnya ada apa?“|
|Niara : “Aku lagi bosan, bagaimana kalau kita melakukan panggilan video?“
Alseenio termenung sejenak melihat pesan ajakan dari Niara, ia memikirkan untuk menerima ajakannya atau tidak.
Setelah mengambil keputusan di dalam hatinya, jari-jari Alseenio mengetuk layar ponsel dan mengirim pesan.
|Alseenio : “Baiklah, jangan terlalu lama, besok aku ada pekerjaan yang harus dikerjakan.“|
|Niara : “Siap, kapten. Aku yang panggil atau kamu?“|
|Alseenio : “Aku saja.“|
Pertama-tama ia memasang Earphone dari hadiah Sistem di telinganya, lalu ibu jari Alseenio menekan tombol panggilan video di salah satu menu fitur Telegrom, dan setelah beberapa bunyi “Tut-tut” yang panjang akhirnya pihak Hani Kiara mengangkat panggilannya.
Namun, Alseenio tidak punya waktu untuk berbicara saat ini, sebab ia langsung melihat wajah cantik tanpa riasan dan juga mendengar suara lembut yang berkata, “Emm~…. Halo, Nio ….“
Alseenio mengarahkan kamera depan ponselnya tepat ke wajah tampannya, dan menjawab, “Halo juga.“
“Selamat malam, Nio. Kamu lagi enggak sibuk, kan? Aku takut mengganggu.“
“Enggak, semua sudah diselesaikan. Kita pernah sekali melakukan panggilan video sebelumnya. Kenapa masih seperti itu?“
“Sebelumnya juga tidak sampai 3 menit, itu karena baterai ponselku habis, hehe.“
Hani tertawa canggung di dalam layar, wajahnya memang cantik dan pantas berada di angka 90 poin, cantiknya bukan karena perpaduan darah negara asing, ini kecantikan asli wanita daerah Bandung.
“Benar juga, apakah baterai ponselmu sebentar lagi bakal habis?“ tanya Alseenio.
“Enggak, masih banyak. Aku sudah bersiap sebelum mengajak kamu melakukan panggilan video.“
“Eh, kamu tahu enggak? Tadi itu aku ….“
Dengan wajah ceria dan sedikit merona, Hani Kiara mulai menceritakan kisahnya.
Malam ini Alseenio menjadi tempat curhat dan cerita Hani Kiara mengenai apa yang terjadi dengan hari ini.
Sepanjang panggilan video, Alseenio banyak diam dan tersenyum sambil sesekali menjawab.
Wanita yang cantik ini sangatlah aktif dan banyak bicara, ada saja topik yang dibicarakan, entah itu masalah artis yang sama sekali tidak dikenal Alseenio, mengenai makanan, tema olahraga, tema teknologi, geografi, astronomi, dan juga cerita kisah cinta seseorang yang Niara lihat di beranda Tiktod.
Alseenio pun kewalahan dengan suara yang lembut dan bersemangat tersebut. Untungnya Alseenio dapat mengerti apa yang dibicarakan oleh Niara, kecuali gosip tentang artis, terlebih artis tiktod dan semacamnya.
“Kamu termasuk yang paling cepat mendapatkan seratus ribu pengikut di Instagrem walaupun kamu masih kalah jauh dengan artis 'negeri ginseng' bernama 'Y' salah satu anggota boyband PTS yang terkenal.
“Namun, mengingat kamu tidak populer sebelumnya di mana pun, ini merupakan hal yang menakjubkan yang terjadi.
“Emm … jujur saja, aku merasa wajahmu lebih tampan daripada artis luar negeri, aku bukannya menjilat, aku hanya berbicara mengenai fakta sebenarnya.
“Kemungkinan besar kamu akan menjadi target perusahaan industri hiburan ternama di 'negeri ginseng' itu. Kalau itu terjadi ... kamu akan memilih terima atau tidak?“
Hani Kiara berbicara tentang masalah kecepatan bertambahnya pengikut di Instagremnya sampai ke artis penyanyi negara dengan julukan 'Negeri Ginseng'.
Alseenio menjawab tanpa berpikir panjang, “Bagaimana nantinya, aku tidak tahu akan masuk ke dalam dunia itu atau tidak. Tidak menutup semua kemungkinan yang ada, bisa saja aku masuk dan menerima ajakan, dan juga tidak.“
Pilihan hidup Alseenio sekarang ditentukan oleh Sistem, ia hanya bisa berharap yang terbaik agar Sistem tidak memberi misi yang aneh.
Sayangnya, harapan tersebut sulit diwujudkan.