"Kalau kau mau menjadi laki-laki sukses, jangan pernah hadirkan wanita dalam hidup mu!!! Karena wanita hanya akan membuat hidup mu hancur!!!"
Itulah kata-kata yang terngiang-ngiang dalam otak Dave Winstone. Satu nasehat yang selalu Ayahnya katakan jika Dave ingin menjadi orang sukses.
Dave pun mengikuti saran sang Ayah, di usianya yang menginjak 35 tahun, tak pernah sekalipun Dave menjalin hubungan serius dengan seorang wanita, sampai-sampai banyak yang mengatakan kalau Dave adalah seorang penyuka sesama jenis.
Meski begitu, dia berhasil mewujudkan impiannya menjadi pengusaha muda yang sukses.
Hingga suatu hari dokter salah memberikan hasil diagnosa penyakit, Dave dinyatakan mengidap penyakit kanker otak stadium tiga.
Dave yang bingung akan memberikan semua hartanya kepada siapa, akhirnya memutuskan untuk mengontrak seorang wanita untuk melahirkan keturunannya.
Bagaimana kisah selanjutnya? Mari kita ikuti cerita Pernikahan Kontrak CEO Arogan 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
🍁 Happy Reading 🍁
Winstone Hotel.
Kini Dave dan Dhea sudah berada di ruang kerja Dave dan sedang menunggu Alfred membawakan surat kontrak pernikahan mereka.
Dhea duduk di sofa, sedangkan Dave duduk di kursi kebesarannya sambil matanya fokus ke layar laptop.
"Tuan.." panggil Dhea pada Dave memecah keheningan ruang kerja Dave.
"Hemh..." Balas Dave seadanya.
"Apa boleh saya mengajukan permintaan lagi, Tuan?" Tanya Dhea.
Sontak Dave mengalihkan pandangannya ke arah Dhea.
"Permintaan apalagi? Kenapa tidak bilang dari tadi? Apa kamu mau membuat pekerjaan asisten ku terbengkalai hanya karena bolak-balik merevisi surat kontrak, hah!" Tanya Dave kesal.
Cih. Seperti menghabiskan waktu seharian saja untuk merevisi!!
Decih Dhea dalam hati.
"Tidak perlu merevisi surat kontrak Tuan, karena permintaan saya tidak macam-macam. Cukup dengan lisan saja." Jawab Dhea.
Dave mengernyitkan keningnya.
"Saya hanya meminta pada Anda, kalau di depan orangtua saya, mau kah Anda berpura-pura bersikap romantis pada saya? Dan bisa kah Anda bersikap sopan pada kedua orangtua saya?" Tanya Dhea.
"Untungnya buat ku bersikap seperti itu apa?" Tanya Dave seraya mengalihkan pandangannya dari Dhea dan kembali menatap layar laptop.
"Untungnya.. Anda bisa di cap menantu yang baik oleh orangtua ku." Jawab Dhea.
"Aku tidak perlu di cap menantu yang baik!" Balas Dave.
Haish!!!
"Kalau begitu Anda akan di cap menantu hebat. Sudah kaya, sukses, sopan, dan penyayang wanita lagi." Dhea masih berusaha merayu Dave.
"Aku tidak suka di cap seperti itu!" Dave masih menolak.
Haish!!
"Ya sudah kalau begitu nanti setelah kita bercerai Anda akan di cap laki-laki kurang ajar dan pandai berpura-pura!! Karena sewaktu menikah sikap Anda pada saya sangat manis dan Anda juga sangat sopan pada orangtua saya! Bagaimana apa Anda suka jika di cap seperti itu?" Dhea mulai meninggikan suaranya.
Dave mengalihkan pandangannya lagi ke Dhea lalu menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya seraya melipat kedua tangannya di tangan.
"Boleh juga." Jawab Dave santai.
Mata Dhea membulat.
Dasar manusia aneh!! Di cap buruk malah suka!!
Umpat Dhea dalam hati.
Ceklek.
Tiba-tiba pintu ruang kerja Dave terbuka, Alfred masuk ke dalam ruang kerja Dave.
Huh.. kenapa ruangan ini tiba-tiba panas? Perasaan sepuluh menit yang lalu tidak seperti ini! Apa AC-nya rusak?
Gumam Alfred dalam hati begitu masuk ke dalam ruang kerja Dave.
Alfred belum menyadari kalau sekarang dirinya berdiri di tengah-tengah orang-orang yang sedang saling memberikan tatapan tajam.
Tapi beberapa detik kemudian, Alfred pun menyadari kalau ada yang tidak beres dengan Dave dan Dhea.
Alfred melirik ke kanan dan kiri, benar saja kalau saat ini Dave dan Dhea saling memberi tatapan yang mengintimidasi.
"Ekhem.." Alfred berdehem.
Dan deheman Alfred itu berhasil menetralisir ketegangan yang ada di ruangan itu. Dave dan Dhea pun mengalihkan pandangan mereka.
"Tuan, ini surat kontrak yang Anda minta." Ucap Alfred seraya berjalan menuju meja kerja Dave.
Sesampainya di meja kerja Dave, Alfred pun meletakkan surat kontrak itu di meja kerja dan menyodorkannya ke arah Dave.
Dave membuka map dan membaca dengan cepat isi surat kontrak pernikahannya dengan Dhea, setelah itu barulah Dave menandatangani surat kontrak itu.
Setelah Dave menandatangi surat itu, Alfred pun mengambil surat kontrak itu lalu membawanya pada Dhea untuk Dhea tanda tangani.
"Alfred."
"Ya Tuan."
"Sudah berapa persen pendekoran function room?" Tanya Dave.
"Sudah delapan puluh persen, Tuan." Jawab Alfred.
"Lalu bagaimana dengan katering?"
"Semua sudah siap Tuan, koki hotel sudah membentuk tim untuk katering besok." Jawab Alfred.
"Salon?"
"Salon juga sudah siap Tuan." Jawab Alfred.
"Oh.. iya, saya hampir lupa setengah jam lagi orang salon akan datang kesini Tuan." Ucap Alfred.
"Untuk apa?"
"Untuk melakukan treatment seluruh tubuh untuk Anda dan Nona Dhea. Katanya pasangan yang akan menikah wajib melakukan treatment ini agar besok terlihat lebih segar." Jawab Alfred.
"Dia saja. Aku tidak mau! Aku tidak sudi tubuh ku di pegang-pegang oleh wanita!" Tolak Dave.
Alfred tersenyum, karena sudah tahu pasti Dave akan menjawab seperti itu, dan sudah menyiapkan langkah cadangan, jika dugaannya benar-benar terjadi.
"Tenang saja Tuan, yang akan memberikan treatmen pada Anda bukanlah wanita Tuan, tapi..." Alfred menggantung kata-katanya sambil menggelembungkan pipinya menahan tawa.
🍁🍁🍁
Bersambung...
...Jangan lupa FAV dan dukung novel terbaru Miss ini dengan memberikan LIKE, HADIAH dan VOTE....
...🙏🙏🙏...
can't hardly stop... U guys so lovely