Perjalanan 2 sahabat yang saling menyayangi namun mati secara tragis, dan kembali di pertemukan di dimensi yang berbeda.
Menikahi seorang pangeran dan menghadapi berbagai intrik politik di dalam istana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24
Saat jamuan makan pun tiba, kaisar, para selir, para putri dan pangeran pun duduk di kursi masing-masing, tak ada percakapan di antara mereka, hanya dentingan sendok yang terdengar. Mereka makan dengan khidmat.
Usai makan, selir agung pun mulai bersuara
"Yang mulia, ada yang ingin hamba bicarakan dengan yang mulia" ucap selir agung sambil melirik ke arah kaisar. Mendengar suara panggilan dari selir agung, kaisar pun menoleh
"Apa yang di inginkan selir agung?" tanya kaisar lembut, masih setia dengan wajah sendu nya
"Izinkan hamba dan selir kehormatan yun beserta anak dan menantu untuk pergi ke benua barat mencari tabib untuk menyembuhkan permaisuri dan juga putra mahkota yang mulia" ucap selir agung.
Kaisar hanya menarik napas lelah.
"Zen sudah memerintahkan para prajurit untuk mencari tabib ke semua benua" ujar kaisar
"Yang mulia, tolong izinkan kami pergi, tabib yang menyembuhkan pangeran kedua berasal dari benua barat, dan kami bermaksud untuk menjemput tabib tersebut untuk kembali ke istana agar bisa menyembuhkan permaisuri dan juga putra mahkota" Ai Li pun ikut merengek
"Benar ayahanda, tabib itu berhasil menyembuhkan pangeran ini hanya dalam 3 hari. Padahal semua tabib yang di panggil ke istana menyatakan bahwa pangeran ini tidak mungkin bisa di sembuhkan.." timpal pangeran kedua
"Kami bermaksud untuk mengunjungi sekaligus menjalin hubungan baik dengan tabib hebat itu yang mulia, dan kami juga bermaksud untuk mengirim beberapa hadiah ke kediamannya di benua barat sebagai tanda terima kasih dan juga syukur atas kesembuhan pangeran kedua" kali ini selir kehormatan yun ikut bersuara
"Benar ayahanda, jika orang hebat seperti itu bisa kita tarik ke kekaisaran kita, maka kita akan banyak di untungkan dimasa depan" pangeran ketiga pun tak mau kalah dengan yang lainnya.
"Yang mulia, perkataan kakak selir agung dan juga kakak selir kehormatan ada benarnya juga, saat ini kita membutuhkan orang hebat seperti itu ada di kekaisaran kita" selir Xu Rin pun akhirnya ikut mengeluarkan pendapatnya, sedangkan selir Gu dan selir Lau hanya menganggukan kepalanya
"Baiklah, zen akan mengizinkan kalian pergi, tapi setidaknya bawalah 100 orang prajurit bersama kalian, dan gunakan kereta khusus kekaisaran agar tidak mendapatkan masalah di perjalanan" ucap kaisar yuan
"Terima kasih yang mulia.."
"Terima kasih ayahanda..." ucap mereka serempak sambil saling melirik dan melemparkan senyum manis
"Kapan kalian akan berangkat?" tanya kaisar
"Besok pagi yang mulia, kami akan menggunakan 3 kereta utama, 2 kereta pelayan dan juga 5 kereta barang" ucap selir agung
"Itu bagus, persiapkan semuanya dengan baik, dan jangan sampai ada kekurangan" ujar kaisar sambil keluar dari ruang makan. Satu persatu dari mereka pun kembali ke kediamannya untuk mempersiapkan perbekalan yang mungkin di perlukan saat di perjalanan.
Sementara selir Gu, selir Xu dan selir Lau sedang duduk sambil berbincang di gazebo pinggir danau tak jauh dari kediaman selir Xu.
"Selir Xu, sepertinya dewi keberuntungan sedang bersama kita saat ini, permaisuri sedang koma, dan kedua selir tingkat 1 itu akan pergi dari istana besok" ujar selir Lau sambil menyunggingkan senyum tipis nya
"Hhmm, kita tak boleh tinggal diam, selir Xu... Bagaimana menurutmu?" tanya selir Gu
"Aku sudah menyuruh pelayan ku untuk membayar beberapa puluh pembunuh bayaran untuk menghabisi mereka, akhir-akhir ini selir agung dan selir kehormatan selalu saja mencari muka di depan yang mulia" ujar selir Xu sambil mengepalkan tangannya
"Aku harap permaisuri itu cepat mati, agar aku bisa segera menggantikan posisinya" seringai selir Xu
"Kami juga berharap kedua selir tingkat 1 itu segera mati agar kami berdua bisa segera menggantikan posisi mereka" ucap selir Gu yang di angguki selir Lau
"Itu lebih baik" ujar selir Xu sambil mengeluarkan kipas nya
"Apakah kita harus pura-pura ikut membantu persiapan mereka untuk pergi?" tanya selir Lau
"Biarkan saja, bukankah akan lebih baik jika kita berjalan-jalan dan membeli beberapa perhiasan baru?" ujar selir Xu
"Itu benar, aku juga ingin sekali berbelanja beberapa hanfu yang cantik dan juga hiasan rambut, rasanya tidak pantas jika calon selir agung ini berpenampilan biasa saja" ujar selir Gu. Sedangkan selir Lau hanya tersenyum-senyum mendengar perkataan kedua selir itu
"Baiklah, apa lagi yang kita tunggu, ayo kita bersiap-siap dan segera pergi berbelanja" ucap selir Lau dengan penuh minat
...****************...
"Jadi mereka membayar pembunuh bayaran untuk menghabisi kami semua?" tanya seorang gadis
"Benar putri, selir Xu menyuruh pelayan setianya untuk membayar puluhan pembunuh bayaran untuk menghadang perjalanan putri dan membunuh selir agung dan juga selir kehormatan agar dia bisa segera duduk di kursi permaisuri dan kedua selir yang lain bisa menggantikan posisi selir Agung dan juga selir kehormatan" ucap orang itu masih setia dengan posisi membungkuk
"Dasar wanita rubah, sepertinya aku punya mainan baru sekarang, hahaha... Pergilah" ucapnya sambil mendekati sang suami yang sedang sibuk berkutat dengan tugasnya. Pangeran kedua pun melirik sang istri yang sedang berjalan ke arahnya. Ya gadis itu adalah Ai Li
"Ada apa?" tanya pangeran kedua
"Tidak ada, hanya saja kupikir ada 3 burung gagak yang terbang terlalu tinggi dan berusaha membuang kotorannya diatap kediaman kita, haruskah aku mematahkan kaki gagak itu?" tanya Ai Li
"Itu tidak perlu, membuat tubuh nya di tumbuhi bentol dan gatal sudah cukup, lagi pula itu hanya 3 ekor gagak, kenapa tidak kau beri saja cairan pencuci perut, itu lebih baik istriku" ujar pangeran kedua.
Sedangkan kaki tangan nya yang berdiri tak jauh dari pangeran kedua hanya memelototkan matanya dengan mulut yang menganga "Apa nya yang lebih baik? Bukankah dia menyuruh istrinya untuk memberikan serbuk gatal dan juga cairan pencuci perut? Bahkan itu pun bisa membuat kaki seseorang itu lemas, tak jauh beda dengan di patahkan kedua kakinya, benar-benar suami istri yang luar biasa, sama-sama sadis" pikir tangan kanan nya itu, sedangkan Ai Li hanya tersenyum kemudian melangkahkan kakinya dengan riang kembali ke kediamannya.
"Niuuu... Bibi Nuaan..." panggil Ai Li
"Kami disini putri" jawab kedua pelayan itu
"Niu, sekarang juga kau pergi ke kamar selir Lau, selir Xu dan juga selir Gu, taburkan bubuk gatal ini di seluruh pakaian ketiga selir itu, ah sampai lupa, campurkan juga benda ini pada alat kecantikan mereka, agar wajah mereka semakin merona seperti pepaya matang, hahaha.. " ucap Ai Li
"Baik putri, sesuai keinginan putri" ujar Niu sambil menerima barang dari Ai Li dan langsung pergi menuju kediaman ketiga selir itu
"Bibi nuan, tolong campurkan cairan ini pada minuman ketiga selir itu, pastikan mereka meminumnya" ujar Ai Li
"Baik putri" Nuan pun segera melakukan tugas nya dengan baik
"Mari kita lihat tontonan yang menarik itu nanti" ujar Ai Li sambil bersantai di kamarnya.
Sore harinya terjadi kegaduhan di kediaman ketiga selir, wajah mereka mengalami ruam-ruam kemerahan dan langsung membengkak, badan mereka juga terkena gatal-gatal, banyak bentol-bentol merah di sekujur tubuh mereka, yang membuat ketiga selir itu terus menggaruk nya, selain itu mereka bertiga pun bolak-balik ke kamar mandi, An Xia yang mendengar informasi itu dari pelayan nya pun langsung menghampiri Ai Li di kediaman nya.
"Apakah ini perbuatan mu Ai Li?" selidik An Xia
"Tentu saja, bukan kah wajah mereka jadi lebih cantik dengan benjolan-benjolan merah itu? Lihatlah, wajahnya jadi seperti b**i, dan sebentar lagi mereka pun akan jadi semakin seksi dengan obat pencahar itu, hahaha..." ucap Ai Li di akhiri tawa yang menggema
"Tapi kenapa?" tanya An Xia
"Mereka membayar pembunuh bayaran untuk menghabisi kita semua besok, agar bisa menggantikan posisi permaisuri, selir agung dan juga selir kehormatan" ucap Ai Li sambil mengunyah kue nya
"Benarkah?" tanya An Xia lagi
"Umm" jawab Ai Li singkat
"Baik lah, Lin Liiin..." panggil An Xia
"Hamba putri" Linlin pun langsung menghadap
"Pergi dan teteskan beberapa tetes minyak ini di depan kamar ke tiga selir itu, ah jangan lupa juga di depan kamar mandi nya" ucap An Xis sambil menyerahkan botol kecil berisi minyak
"Baik putri" Linlin pun segera pergi mengendap-endap ke kamar ketiga selir itu untuk menjalankan perintah an xia
"Apakah istriku ini bersenang-senang tanpa mengajak suaminya?" tanya pangeran kedua yang tiba-tiba datang menghampiri Ai Li dan An Xia
"Bukankah suamiku yang tadi meminta agar ketiga burung gagak itu di berikan obat gatal?" seringai Ai Li. Sedangkan pangeran kedua hanya mengangkat bahu nya acuh dan kembali ke ruang kerjanya